"Kebersamaan dari anak-anak yang dibangun sejak lama. Selain itu, banyak penderitaan yang dialami di Papua sehingga sepak bola yang menjadi kebanggaan. Itu yang membuat mereka bermain dengan hati yang membara betul. Tinggal kita berupaya membentuknya menjadi kekuatan yang positif. Biar mereka tidak emosional dalam mengeluarkan kemampuan yang mereka punya. Makanya, sekarang Anda lihat mulai lebih tenang dalam bermain. Dulu Papua sering emosional dan ribut. Sekarang mereka lebih tenang."
"Selain itu, persekutuan kita. Sentuhan rohani itu dampaknya luar biasa kepada anak-anak. Setiap hari Minggu, sudah pasti kami melakukan ibadah. Kalau kita besok mau bertanding, kita datangkan pendeta malamnya. Misalnya di Jakarta, kita datangkan pendeta. Kalau di Papua, kita punya tim pendeta. Ada enam atau tujuh pendeta yang memimpin ibadah kita. Kadang kalau ada pemain yang memiliki persoalan, mereka berdoa khusus untuk pemain."
"Setiap rapat, kita selalu menyebut nama Tuhan. Kita menutup rapat pertandingan dengan ayat dari Alkitab. Kita bicara, jangan menghalangi Tuhan. Biarkan Tuhan bekerja. Kalian tingggal bekerja dengan sepenuh hati. Tuhan akan buka jalan hasil yang kita inginkan. Puji Tuhan sampai saat ini, mereka bisa melihat mukjizat-mukjizat yang terjadi."
Apakah Anda yakin bisa membawa Persipura membawa juara ISL (firman.utina@hotmail.com)?
"Saya selalu bilang, harapan besar. Tinggal kita bekerja keras dan sungguh hati. Semoga Tuhan buka jalan. Yang penting bekerja keras."
Apa rencana Anda untuk musim yang akan datang terutama di ajang internasional, apalagi bila Persipura menjadi juara ISL tahun ini (hidayatmtsc@yahoo.co.id)?
"Mungkin kemarin kita banyak persoalan dari segi nonteknis yang menghalangi kita. Sehingga yang nonteknis itu merambat kepada faktor teknis. Tapi, sekarang kita punya banyak pemain muda yang punya ambisi besar untuk membuktikan diri. Jelas penambahan pemain ada. Harus pemain yang berkualitas. Pemain yang benar-benar dibutuhkan. Kita sudah rencanakan beberapa hal. Namun, kita tidak tahu apakah kita bermain di sana (Liga Champions) tahun depan dan kontrak saya selesai."
Menurut Anda, apakah Boaz sudah layak bermain di klub-klub Eropa (milanisti_94@yahoo.co.id)?
"Menurut saya, dia layak mendapatkan kesempatan itu."
Mengapa dia menolak VV Venlo (klub asal Belanda)?