”Intervensi tidak identik dengan bantuan. Di AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia) juga disebutkan dukungan dari pemerintah,” ujar Nurdin.
Rohmani dari Fraksi PKS menilai, jika PSSI tidak mau diintervensi, sebaiknya tidak lagi menggunakan subsidi APBN.
Hanif Dhakiri dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa menilai, Nurdin Halid merupakan personal yang sangat kuat dan pintar, tetapi kurang responsif terhadap perubahan. Dalam konteks saat ini, dia mempertanyakan kelayakan Nurdin kembali maju menjadi ketua umum PSSI.
”Mencegah kerusakan lebih baik daripada mengambil manfaat. Jika kondisi ini diteruskan, justru akan semakin rusak,” ujar Hanif.
Untuk menyelesaikan masalah yang membelit PSSI, Nurdin mengaku, PSSI siap bertemu dengan Menpora dan KONI/KOI. Komisi X juga bersedia memfasilitasi pertemuan itu untuk mencari solusi terbaik.
Dalam pertemuan dengan Konsorsium Liga Primer Indonesia (LPI), Selasa malam, anggota Komisi X antusias mengapresiasi dan mengkritik kehadiran liga reformasi itu.
Akbar Zulfakar menilai, kehadiran LPI positif bagi sepak bola Indonesia. Reni Marlinawati dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan menilai, LPI bisa memanfaatkan potensi rakyat Indonesia yang mencintai sepak bola.