Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benzema Berhak atas "Kata Maaf"

Kompas.com - 24/02/2011, 04:25 WIB

LYON, RABU - Pelatih Real Madrid tidak berani sesumbar meski timnya mengakhiri kutukan selalu kalah di kandang Lyon lewat gol striker Karim Benzema. Hasil 1-1 (0-0) kedua tim pada laga pertama 16 besar Liga Champions, Selasa (22/2), sepintas memberi Real keuntungan gol tandang. Namun, perlu diingat, Lyon selalu bisa mencetak gol di Madrid.

Benzema yang lahir, tumbuh, dan dibesarkan di Lyon menjadi pemain Real pertama mencetak gol di kandang klub Perancis itu. Dalam tiga lawatan sebelumnya, klub raksasa Spanyol tersebut selalu pulang dengan tangan hampa tanpa satu gol pun. Kini, catatan buruk itu berakhir meski menjadi kurang bernilai setelah Lyon menyamakan 1-1 melalui gol striker Bafetimbi Gomis.

Bertanding di Stadion Stade de Gerland, Benzema baru diturunkan Pelatih Jose Mourinho pada menit ke-64 sebagai pengganti Emmanuel Adebayor, penyerang starter malam itu. Saat masuk lapangan, suporter Lyon mengelu-elukan Benzema. Mereka belum melupakan jasa striker berusia 23 tahun itu ikut membawa klub mereka empat kali juara Liga Perancis (Ligue 1) sebelum hijrah ke Madrid.

Sorak-sorai itu terhenti ketika, hanya dalam waktu 43 detik setelah turun, Benzema menjebol gawang kiper Hugo Lloris. Seolah membalas sambutan hangat suporter tuan rumah, dia tidak merayakan gol.

”Mengapa saya tidak merayakan melawan Lyon?” tanya Benzema dalam situs UEFA.

”Saya tumbuh berkembang di sini. Semua keluarga dan teman saya masih tinggal di sini. Berkat klub Lyon juga saya bisa bermain di Madrid,” ujar Benzema yang memberikan kostumnya kepada seorang suporter Lyon. ”Ini pertama kali saya mencetak gol begitu cepat,” ujarnya.

Namun, sukacita Madrid sirna setelah Gomis menggagalkan kemenangan Real dengan menyamakan 1-1, tujuh menit menjelang laga bubar. Laga kedua di markas Real, Santiago Bernabeu, 16 Maret. Kendati gagal memberi kemenangan, Benzema tetap menuai pujian dari media Spanyol.

”Gol Emas Benzema”, tulis koran olahraga AS. ”Gol pertama Madrid di Lyon, gol yang merehabilitasi Benzema”.

Menurut AS, striker timnas Perancis itu berhak memperoleh ”kata maaf”.

”Satu setengah tahun lalu (Presiden Real Florentino Perez) pergi ke Lyon untuk merekrut striker yang gagal beradaptasi dengan tim, setidaknya hingga kemarin.”

Sejak dibeli seharga 35 juta euro, suporter Real sering menganggap Benzema sebagai pembelian yang gagal dan sia-sia. Dia baru mendapat tempat utama setelah striker Gonzalo Higuain cedera. Pada laga di Lyon malam itu, Mourinho lebih percaya Adebayor sebagai starter. Jadi, dengan gol itu, Benzema menjawab berbagai kritik atas dirinya.

”Benzema yang terus lebih bagus, lebih bagus, lebih bagus,” tulis koran terkemuka El Pais. ”Gol ini memberi peluang bagi timnya pada laga kedua di Bernabeu.” Dengan mencetak gol tandang, Real—yang selalu kandas di 16 besar dalam enam musim terakhir, termasuk musim lalu saat disingkirkan Lyon dengan agregat 1-2—dianggap memiliki peluang lebih sedikit.

”Dengan skor 1-1, persaingan masih terbuka. Kami punya keuntungan tipis, tetapi Lyon tim lawan berkualitas,” kata Mourinho. Pelatih asal Portugal yang dua kali juara Eropa itu enggan sesumbar. Dia sadar, dalam setiap lawatan ke Bernabeu, Lyon senantiasa mencetak gol.

Musim lalu, tim asuhan Pelatih Claude Puel menahan Real 1-1 setelah menang 1-0 di kandang hingga akhirnya lolos sampai semifinal, pencapaian terbaik mereka di Liga Champions. Pada dua lawatan ke Bernabeu sebelumnya, Lyon bahkan menang 3-0 (penyisihan grup 2005) dan seri 2-2 (penyisihan grup 2006).

Jika dua hasil terakhir itu terulang pada 16 Maret, Lyon yang lolos. ”Kami masih memiliki peluang melawan Real,” kata Puel.

Chelsea belum mati

Pada laga lainnya, Chelsea memukul Copenhagen, 2-0 (1-0). Kedua gol diborong pemain asal Perancis, striker Nicolas Anelka, pada menit ke-17 dan ke-54. Pusat perhatian pada laga itu semula tertuju kepada tandemnya, Fernando Torres, yang dibeli Chelsea dari Liverpool 50 juta poundsterling (rekor di Inggris), atau Didier Drogba yang dibangkucadangkan.

Anelka membuat malam dingin di Stadion Parken, Copenhagen, menjadi hangat bagi suporter Chelsea. Bagi klub Inggris berjuluk ”The Blues” itu, bisa dikatakan satu-satunya harapan merebut gelar musim ini hanya di Liga Champions. Pekan lalu, pasukan Carlo Ancelotti itu terhenti di Piala FA setelah kalah adu penalti dari Everton.

”Kami belum mati,” kata Ancelotti, seperti dikutip New York Times. ”Ini bisa seperti tahun 2007,” ujar pelatih asal Italia itu.

Dia mengingatkan AC Milan saat menjuarai Liga Champions 2007. Seperti Chelsea kini, kala itu kans mantan tim asuhannya, AC Milan, di liga domestik nyaris sirna.

Namun, kesuksesan menjuarai Eropa membuat nama mereka berkilau tahun itu. Pernyataan Ancelotti tersebut juga mengingatkan klub-klub lain akan keahliannya sebagai spesialis mempersiapkan tim berlaga di kancah Eropa.

”Secara realistis, (Liga Champions) ini satu-satunya kompetisi yang bisa kami menangkan,” ujar kiper Chelsea, Petr Cech.

”Jadi, Anda tidak akan pernah tahu, ini mungkin tahun (kami juara Eropa). Nicolas memanfaatkan peluang dengan bagus. Kerja samanya dengan Fernando brilian.” (AP/AFP/REUTERS/SAM)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com