Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ironi Semangat Naturalisasi WNI

Kompas.com - 31/12/2010, 03:15 WIB

Irfan Bachdim (22) dan Kim Jeffrie Kurniawan (20) sungguh beruntung. Meski lahir dan tinggal di luar negeri, bermodalkan salah satu orangtuanya berasal dari Indonesia, keduanya begitu mudah mendapatkan status warga negara Indonesia. Kemudahan yang diperoleh kedua pemain sepak bola ini seiring dengan ambisi pemerintah mendongkrak prestasi sepak bola Indonesia melalui program naturalisasi.

”Jujur, saya iri dan sakit hati melihat Irfan dan Kim. Mereka begitu gampang mendapatkan status WNI. Sebaliknya, saya yang lahir dan besar di Indonesia tidak mudah mendapatkan status WNI,” kata Jong (43), warga Sungai Pangeran, Kecamatan Ilir Timur, Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Lelaki keturunan Tionghoa itu mengaku dirinya termasuk generasi keempat dari keluarganya yang lahir dan tinggal di Palembang. Meski demikian, keluarga mereka tetap dikelompokkan sebagai warga negara asing (WNA).

Sejak lahir, mereka hanya dibekali surat keterangan lahir yang diterbitkan kantor kelurahan atau desa setempat. Mereka juga dilarang memiliki kartu tanda penduduk (KTP), tetapi hanya surat keterangan penduduk yang berlaku enam bulan, lalu diperpanjang lagi.

Jika ingin memiliki surat izin mengemudi (SIM), mereka terpaksa menyogok petugas kantor kelurahan atau desa guna menerbitkan KTP. Bermodalkan KTP yang asli tetapi palsu itu, mereka mendekati petugas kepolisian untuk menerbitkan SIM.

Kalau petugas kepolisian mensyaratkan surat bukti kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI), otomatis pengurusan SIM pun batal. ”Kalau ketemu petugas polisi yang tak meminta SBKRI, berarti sebuah keberuntungan. SIM pasti bisa didapatkan,” ujar Rahmat (40), warga 16 Ilir, Kota Palembang, yang juga belum berstatus WNI.

Berstatus WNA juga kadang sulit diterima melanjutkan kuliah sebab ada perguruan tinggi mensyaratkan akta kelahiran. ”Saya gagal melanjutkan kuliah karena tidak punya akta kelahiran. Mau melamar kerja pun persyaratan itu diminta lagi. Saya pun patah semangat sehingga hingga sekarang hanya menjadi pekerja kasar,” ungkap Jong.

Jong mengaku, sejak gagal diterima kuliah tahun 1986, dirinya berupaya mengurus status WNI. Akan tetapi, biayanya disebut-sebut mencapai jutaan rupiah dan melewati prosedur berbelit dan lama. Pengurusan WNI pun selalu tertunda.

Pengurusan status WNI baru dilakukan lagi awal Oktober 2010 setelah mengetahui Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) bisa membantu mengurusinya. Dia pun melengkapi semua persyaratan. Dokumen Jong bersama 19 orang warga Tionghoa lainnya asal Sumsel telah diusulkan ke Kantor Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Ketua Umum PSMTI Pauzi Thamrin mengatakan, banyak masyarakat Tionghoa di Sumsel masih berstatus WNA. Mereka umumnya bekerja sebagai petani, peternak, dan buruh tani. Status WNI belum diurus sebab terkendala biaya. Itu sebabnya, PSMTI membantu mengurusinya. ”Apalagi, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI memberikan kemudahan. Pemerintah daerah pun mendukung penuh,” kata Pauzi.

Tahun 2009, misalnya, telah diterbitkan status WNI bagi 179 orang. Tahun 2010 sebanyak 72 orang dan kini diproses lagi untuk 20 pemohon di Kementerian Hukum dan HAM. Meski demikian, Pauzi meyakini bahwa sekitar 5.000 warga Tionghoa di Sumsel masih berstatus WNA. Sekitar 80 persen di antaranya berusia 30 tahun ke atas serta sisanya 20 persen berusia 29 tahun ke bawah.

”Mereka masih kurang biaya sebab saat ini dipungut biaya Rp 500.000 per orang sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak. Biaya sebesar itu pasti memberatkan para WNA yang hidupnya masih miskin,” kata Pauzi. (JANNES EUDES WAWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apresiasi untuk Perjuangan Tim Thomas-Uber Indonesia

Apresiasi untuk Perjuangan Tim Thomas-Uber Indonesia

Badminton
Klok Lihat Marselino Kerja Keras untuk Negara, Sesalkan Warganet yang Asal Bicara

Klok Lihat Marselino Kerja Keras untuk Negara, Sesalkan Warganet yang Asal Bicara

Liga Indonesia
Hasil dan Klasemen Liga Italia: Roma Vs Juventus 1-1, Milan Imbang

Hasil dan Klasemen Liga Italia: Roma Vs Juventus 1-1, Milan Imbang

Liga Italia
Hasil Roma Vs Juventus 1-1: Bremer Selamatkan Bianconeri

Hasil Roma Vs Juventus 1-1: Bremer Selamatkan Bianconeri

Liga Italia
Hasil Milan Vs Genoa 3-3: Ultras Aksi Bisu, Rossoneri Tertahan

Hasil Milan Vs Genoa 3-3: Ultras Aksi Bisu, Rossoneri Tertahan

Liga Italia
Hasil Liverpool Vs Tottenham: Api Salah, Hujan 6 Gol, The Reds Menang

Hasil Liverpool Vs Tottenham: Api Salah, Hujan 6 Gol, The Reds Menang

Liga Inggris
Timo Scheunemann Lihat Bakat Putri Potensial di MilkLife Soccer Challenge 2024

Timo Scheunemann Lihat Bakat Putri Potensial di MilkLife Soccer Challenge 2024

Sports
Hasil Final Thomas dan Uber Cup 2024: Indonesia Runner-up, China Kawinkan Gelar

Hasil Final Thomas dan Uber Cup 2024: Indonesia Runner-up, China Kawinkan Gelar

Badminton
Hasil Chelsea Vs West Ham 5-0: The Blues Pesta Gol, Lewati Man United

Hasil Chelsea Vs West Ham 5-0: The Blues Pesta Gol, Lewati Man United

Liga Inggris
Final Piala Thomas 2024: Jonatan Berusaha Melawan, demi Kebanggaan Bangsa

Final Piala Thomas 2024: Jonatan Berusaha Melawan, demi Kebanggaan Bangsa

Badminton
Hasil Final Thomas Cup 2024, Indonesia Runner-up Usai Fikri/Bagas Kalah

Hasil Final Thomas Cup 2024, Indonesia Runner-up Usai Fikri/Bagas Kalah

Badminton
Aji Santoso: Marselino Punya Bakat Komplet untuk Jadi Pemain Besar

Aji Santoso: Marselino Punya Bakat Komplet untuk Jadi Pemain Besar

Timnas Indonesia
Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Menang, Jaga Asa Indonesia

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Menang, Jaga Asa Indonesia

Badminton
Final Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Akui Lawan Lebih Berani dan Cerdik

Final Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Akui Lawan Lebih Berani dan Cerdik

Badminton
Hasil Final Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Kalah, Indonesia 0-2 China

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Kalah, Indonesia 0-2 China

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com