Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat Penerima Tiket AFF Harus Lapor KPK

Kompas.com - 21/12/2010, 22:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta para pejabat atau pegawai negeri sipil (PNS) yang menerima tiket Piala ASEAN Football Federation (AFF) 2010 secara gratis melapor ke lembaga antikorupsi tersebut.

"Jadi, siapa pun pegawai negeri atau penyelenggara negara harus taat pada undang-undang ini (UU Tindak Pidana Korupsi terkait gratifikasi). Semua bentuk penerimaan berapa pun nilainya itu gratifikasi," kata Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan M Jasin di Jakarta, Selasa (21/12/2010).

Dalam Pasal 12 B Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) menyebutkan bahwa setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.

Jasin menjelaskan bahwa yang termasuk dalam gratifikasi, misalnya, penerimaan uang, diskon, entertainment, akomodasi, tiket pesawat, dan apa pun yang bisa diuangkan termasuk tiket sepak bola. "Tentunya (tiket bola) itu mahal kan ya," ujar Jasin.

Sesuai dengan Pasal 12 C UU Nomor 20 Tahun 2001, apabila seorang pegawai negeri atau penyelenggara negara menerima suatu pemberian, maka ia mempunyai kewajiban untuk melaporkan kepada KPK.

Laporan penerima gratifikasi paling lambat 30 hari kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi diterima.

Sebelumnya dikabarkan bahwa ada 5.000 tiket gratis yang dibagikan pada semifinal kedua Piala AFF 2010 yang diselenggarakan di Gelora Bung Karno (GBK), termasuk untuk rombongan Kepresidenan.

Ketua Bidang Tiket LOC Piala AFF 2010, Edi Prasetyo, Sabtu (18/12), mengatakan bahwa pemberian tiket cuma-cuma tersebut telah sesuai dengan standar FIFA maupun AFC. "Semua kursi kuning gratis. Tiket ini diberikan atas dasar penghargaan terhadap pihak terkait, termasuk tamu kehormatan, seperti Presiden," katanya saat dikonfirmasi.

Selain Presiden, kata dia, yang berhak mendapatkan tiket gratis itu adalah pejabat negara, kolega dari PSSI, kolega dari pihak Filipina, pihak sponsor, serta undangan khusus seperti mantan pelaku sepak bola.

Pada pertandingan semifinal kedua antara Indonesia melawan Filipina di stadion terbesar di Indonesia itu, pihak panitia menyiapkan 71.000 tiket dan 5.000 di antaranya dibagikan cuma-cuma.

Dari 66.000 tiket yang dijual secara bebas yang terdiri dari tiket VVIP, VIP Barat dan Timur, dan kategori I hingga III. Untuk harga jual antara Rp 50.000 hingga Rp 600.000.

Juru Bicara Kepresidenan Julian A Pasha membantah tudingan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan rombongannya mendapat tiket gratis menonton laga semifinal kedua antara Indonesia versus Filipina tersebut.

Julian mengatakan, Presiden dan rombongannya membeli tiket seperti penonton. "Iya tentu tetap membeli, masak gratis," kata Julian, Ahad (19/12).

Namun, ia tidak mengetahui persis jumlah tiket yang dibeli oleh Presiden dan rombongannya karena tidak memiliki informasi soal teknis pembelian dan jumlah tiket yang dibeli.  (ANT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Piala AFF 2024 Disebut Tantangan Utama Pelatih Vietnam Kim Sang-sik

    Piala AFF 2024 Disebut Tantangan Utama Pelatih Vietnam Kim Sang-sik

    Timnas Indonesia
    Potensi Cristiano Ronaldo Pecahkan 3 Rekor di Euro 2024

    Potensi Cristiano Ronaldo Pecahkan 3 Rekor di Euro 2024

    Internasional
    Ronaldo Bangga Dipanggil Timnas Portugal untuk Euro 2024

    Ronaldo Bangga Dipanggil Timnas Portugal untuk Euro 2024

    Internasional
    Atletico Madrid ke Jakarta, Sesi Latihan dari Pelatih Akademi Rojiblancos

    Atletico Madrid ke Jakarta, Sesi Latihan dari Pelatih Akademi Rojiblancos

    Liga Spanyol
    Syarat-syarat Calon Pengganti Mauricio Pochettino di Chelsea

    Syarat-syarat Calon Pengganti Mauricio Pochettino di Chelsea

    Liga Inggris
    Persib Bandung Vs Madura United, Alasan Disebut Final Ideal Liga 1

    Persib Bandung Vs Madura United, Alasan Disebut Final Ideal Liga 1

    Liga Indonesia
    Motivasi Pemain Asing Terlama Persib yang Begitu Dekat dengan Juara

    Motivasi Pemain Asing Terlama Persib yang Begitu Dekat dengan Juara

    Liga Indonesia
    Jadwal Malaysia Masters 2024: 11 Wakil Indonesia Beraksi, Tersaji Duel Merah Putih

    Jadwal Malaysia Masters 2024: 11 Wakil Indonesia Beraksi, Tersaji Duel Merah Putih

    Badminton
    Mauricio Pochettino Tinggalkan Chelsea Setelah Hanya Satu Musim

    Mauricio Pochettino Tinggalkan Chelsea Setelah Hanya Satu Musim

    Liga Inggris
    Ronaldo Perkuat Portugal di Piala Eropa 2024, Kans Pecahkan Rekor

    Ronaldo Perkuat Portugal di Piala Eropa 2024, Kans Pecahkan Rekor

    Internasional
    Sanksi FIFA Tuntas, PSS Sleman Persiapkan Liga 1 Musim Depan

    Sanksi FIFA Tuntas, PSS Sleman Persiapkan Liga 1 Musim Depan

    Liga Indonesia
    Sorotan untuk Wasit Laga Timnas Indonesia di Piala AFF 2024

    Sorotan untuk Wasit Laga Timnas Indonesia di Piala AFF 2024

    Timnas Indonesia
    Respons Shin Tae-yong soal Hasil Drawing Piala AFF 2024 Vs Vietnam

    Respons Shin Tae-yong soal Hasil Drawing Piala AFF 2024 Vs Vietnam

    Timnas Indonesia
    Alasan Henderson dan Rashford Tak Masuk Skuad Inggris untuk Euro 2024

    Alasan Henderson dan Rashford Tak Masuk Skuad Inggris untuk Euro 2024

    Internasional
    Akses Istimewa Passport Planet Persib Saat Nonton Laga Maung Bandung

    Akses Istimewa Passport Planet Persib Saat Nonton Laga Maung Bandung

    Liga Indonesia
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com