Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ballack Mengejutkan Pencinta Lingkungan

Kompas.com - 22/11/2010, 03:58 WIB

Oleh Fandri Yuniarti

Begitu masuk Stadion BayArena di Leverkusen, pandangan rombongan pencinta lingkungan pilihan Bayer AG langsung tertuju pada foto besar Michael Ballack yang terpampang di salah satu sudut gedung itu. 

Decak kagum akan kehebatan salah satu pemain sepak bola unggulan Jerman tersebut terlontar dari mulut beberapa orang di antaranya, tapi tak satu pun mengira bahwa malam itu mereka akan bertatapan langsung dengan gelandang Bayer Leverkusen yang sempat bergabung dengan klub sepak bola Inggris Chelsea tersebut.

”Wow... Ballack...,” teriak para duta muda lingkungan (Bayer Young Environmental Envoy/BYEE) dari 18 negara saat pria tampan itu hadir di tengah-tengah mereka, Kamis, 11 November 2010, di Restoran Calcio, BayArena, Leverkusen, Jerman. Udara dingin—sekitar 2 derajat celsius—yang sebelumnya, di luar gedung, terasa cukup menggigit, langsung sirna. Dengan cekatan semua mengambil kamera saku dan berupaya mengabadikan sang pujaan.

”Aduh... aku senang sekali. Aku kan suka ngikutin pertandingan sepak bola,” celoteh Annisa Hasanah Apendi Arsyad, mahasiswa Institut Pertanian Bogor, salah satu BYEE dari Indonesia.

Kehadiran Ballack memang mengejutkan. ”Selama tujuh tahun (terakhir) saya membawa rombongan BYEE ke Jerman, baru kali ini acara penutupan (kunjungan ke Leverkusen) diisi dengan foto bersama pemain sepak bola tingkat dunia,” papar Asmara Pusparani dari PT Bayer Indonesia.

Malam, sekitar pukul 19.30, itu Ballack tampil sangat santai. Celana jins yang dikenakannya, dipadu dengan T-shirt dan blazer, membuat dia terkesan bersahaja. Tak banyak yang diutarakannya dalam acara penyerahan sertifikat dan perpisahan BYEE tersebut. Namun, hal itu justru membuat para pencinta lingkungan Bayer semakin tergila-gila untuk mendekatinya. Foto bersama menyempurnakan kebahagiaan mereka.

Sebagaimana diutarakan Pusparani, mahasiswa BYEE 2010 ini tergolong beruntung. Tak hanya mendapat kesempatan bertemu Ballack, tapi juga diperkenalkan dengan berbagai hal yang berkaitan dengan masalah lingkungan, termasuk tentang bahan-bahan kimia penghasil energi, cara mengolah limbah sampah, cara mengolah limbah barang-barang elektronik, serta cara memantau kondisi udara serta air di Sungai Rhine—yang dikelola grup Bayer.

Selain itu, mereka juga diperkenalkan dengan cara mengelola perusahaan. Saat berkunjung ke Laboratorium Plastik Bayer, misalnya, ke-50 pencinta lingkungan tersebut diminta untuk memilih, apakah bergabung dengan Technology Team, Financial Team, Research Team, Design Team, atau Communication Team.

Selanjutnya, selama tiga jam, masing-masing diajarkan tentang cara memproduksi gelas plastik. Tim Teknologi, misalnya, diperkenalkan dengan mesin yang digunakan dan proses pencetakan. Tim Finansial diberi pengetahuan tentang cara menghitung biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi gelas plastik—mulai dari listrik yang digunakan, upah tenaga kerja, hingga harga penjualan yang pantas.

Tim Riset diajarkan tentang bahan apa yang sebaiknya digunakan agar gelas plastik yang diproduksi hemat energi. Sementara, Tim Desain dan Tim Komunikasi masing-masing diajarkan mengenai cara mendesain gelas yang layak dipasarkan serta bagaimana mempromosikannya.

Seusai praktik, seluruh tim mempresentasikan hasil kerjanya. Hasilnya, ”luar biasa”. Tim Teknologi menunjukkan 58 gelas yang dicetak bersama; Tim Finansial menunjukkan harga penjualan yang layak, Tim Riset menetapkan bahan baku yang hemat energi, dan Tim Desain serta Tim Komunikasi, melalui monitor televisi, menampilkan foto-foto yang cukup menarik untuk dipromosikan.

”Ini pengalaman yang sangat berharga,” komentar Aswin Chandrasekharan, mahasiswa dari India.

”Saya tak pernah belajar finansial. Dari pelajaran tiga jam ini, saya akhirnya mengetahui bagaimana mengelola suatu usaha,” ujar Amanda Baldochi Souza, mahasiswa dari Brasil, dengan wajah ceria.

”Dari kegiatan ini, saya mendapat pengalaman yang cukup berharga dan bisa memahami cara kerja orang Jerman. Mereka sangat serius. Ketika diminta foto bersama (saat bekerja), mereka tidak mau,” komentar Asmak Afriliyana dari Universitas Jember (Jawa Timur).

Saringan

Terkait keberadaan 50 BYEE di Leverkusen itu, Patrick Thomas, Chairman of the Board of Management of Bayer Material Science, menjelaskan, mereka adalah undangan Bayer AG. Hal ini dilakukan setiap tahun sekali sejak 1998. ”Yang kami undang adalah mahasiswa pencinta lingkungan dari berbagai negara. Mereka diundang berkunjung ke kantor pusat Bayer AG di Leverkusen karena proyek lingkungan hidupnya dinilai cukup bermanfaat bagi orang banyak,” papar Patrick.

Ke-50 BYEE itu, lanjut Patrick, berasal dari Indonesia, Afrika Selatan, Argentina, Brasil, Cile, China, Kolombia, Ekuador, India, Kenya, Korea Selatan, Malaysia, Peru, Filipina, Singapura, Thailand, Venezuela, dan Vietnam. ”Mereka hasil penyaringan 1.700 peserta. Sejak tahun 1998, sudah 11.200 mahasiswa yang melamar untuk bergabung dengan kegiatan ini, tapi hanya 500 orang yang terpilih,” katanya.

”Kami berharap (melalui kegiatan semacam ini) akan lebih banyak lagi generasi muda yang kreatif menemukan praktik- praktik pemecahan masalah lingkungan hidup,” tambah Patrick.

Menurut Pusparani, kali ini PT Bayer Indonesia mengirimkan empat mahasiswa. Selain Annisa dan Asmak, dua lainnya adalah Adam Adiwinata (Universitas Indonesia) dan Dian Prayogi Susanto (Institut Teknologi Bandung).

Annisa terpilih atas proyek lingkungan hidup tentang monopoli versi taman nasional dan pohon pengisap karbon. Melalui permainan itu, kepada anak- anak beberapa SD di Bogor, Annisa memperkenalkan tentang sejumlah taman nasional di Tanah Air dan fungsinya, serta hal-hal apa saja yang dinilai mampu mengurangi pencemaran udara (dengan cara mengurangi pembuangan karbon dioksida).

Asmak terpilih atas proyek pengelolaan limbah kulit kopi. Limbah itu dimanfaatkannya sebagai tempat pembenihan (semacam pot). Dengan menggunakan limbah yang ramah lingkungan tersebut, diketahui pertumbuhan tanaman lebih cepat dan subur. Adam memperkenalkan pembuatan lemari es bebas freon, dan Dian Prayogi mempresentasikan alat penangkap karbon yang dikeluarkan dari knalpot kendaraan bermotor. Alat tersebut diketahui memiliki kemampuan mengisap sekitar 80 persen karbon yang keluar melalui knalpot kendaraan bermotor, yang tentunya sangat membantu masalah pencemaran udara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Como Promosi ke Serie A, Fabregas Tepati Janji Bawa Skuad Liburan

Como Promosi ke Serie A, Fabregas Tepati Janji Bawa Skuad Liburan

Liga Italia
Jadwal Thailand Open 2024, Dua Wakil Indonesia Berburu Tiket Final

Jadwal Thailand Open 2024, Dua Wakil Indonesia Berburu Tiket Final

Badminton
Man City Vs West Ham: Guardiola Minta Man City Bermain Seperti Lawan Tottenham

Man City Vs West Ham: Guardiola Minta Man City Bermain Seperti Lawan Tottenham

Liga Inggris
Juventus Pecat Allegri, Angkat Paolo Montero Si 'Bodyguard' Zidane

Juventus Pecat Allegri, Angkat Paolo Montero Si "Bodyguard" Zidane

Liga Italia
Jadwal Siaran Langsung Persib Vs Bali United di Championship Series Liga 1

Jadwal Siaran Langsung Persib Vs Bali United di Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Al Nassr Vs Al Hilal: Ronaldo Assist, Mane Picu Penalti, Laga Seri

Al Nassr Vs Al Hilal: Ronaldo Assist, Mane Picu Penalti, Laga Seri

Internasional
Juventus Pecat Massimiliano Allegri, Dua Hari Usai Juara Coppa Italia

Juventus Pecat Massimiliano Allegri, Dua Hari Usai Juara Coppa Italia

Liga Italia
Hoffenheim Vs Bayern Muenchen, Laga Terakhir Tuchel dengan Die Roten

Hoffenheim Vs Bayern Muenchen, Laga Terakhir Tuchel dengan Die Roten

Bundesliga
Persib Vs Bali United, Wasit VAR Diharapkan Fair

Persib Vs Bali United, Wasit VAR Diharapkan Fair

Liga Indonesia
PSSI Ungkap Tanzania Lebih Responsif untuk Laga Uji Coba Timnas Indonesia

PSSI Ungkap Tanzania Lebih Responsif untuk Laga Uji Coba Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Thom Haye Hengkang, Urung Dilatih Robin van Persie di Heerenveen

Thom Haye Hengkang, Urung Dilatih Robin van Persie di Heerenveen

Liga Lain
Imbas Kritik Keuangan Barcelona, Xavi Hernandez Terancam Dipecat

Imbas Kritik Keuangan Barcelona, Xavi Hernandez Terancam Dipecat

Liga Spanyol
Semifinal Persib Vs Bali United, Momen Nick Kuipers Ajak Boxing Mohammed Rashid jelang Pertandingan

Semifinal Persib Vs Bali United, Momen Nick Kuipers Ajak Boxing Mohammed Rashid jelang Pertandingan

Liga Indonesia
Venezia Lepas Jay Idzes ke Timnas Indonesia, Meski Berjuang Lebih Dulu

Venezia Lepas Jay Idzes ke Timnas Indonesia, Meski Berjuang Lebih Dulu

Timnas Indonesia
Jadwal Semifinal Championship Series Liga 1, Persib Vs Bali United, Nick Kuipers Intip Peluang Menang

Jadwal Semifinal Championship Series Liga 1, Persib Vs Bali United, Nick Kuipers Intip Peluang Menang

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com