Rustenburg, Senin
Capello agaknya cukup ”cuek” dengan media begitu buas memberitakan kegagalannya membawa Inggris menembus delapan besar. Ia bahkan mengatakan, kontraknya masih berlaku hingga final Piala Eropa tahun 2012.
”Saya masih terikat kontrak dan menolak banyak kesempatan untuk menjadi manajer klub-klub penting. Itu karena saya ingin berada di sini,” kata Capello. Ia menyambung, ”Saya menyukai pekerjaan ini. Saya senang menjadi manajer timnas Inggris.”
Namun, Capello menyadari, FA membutuhkan waktu untuk memikirkan nasibnya. Tidak serta-merta untuk mendapatkan suara dari Sir Dave Richards, yang saat ini menjadi tokoh senior di tubuh pemerintahan.
”Saya berbicara pagi ini dengan Sir Dave. Saya bilang bahwa saya masih bisa menjadi manajer timnas musim depan, tetapi dia bilang mau berembuk. Dia bilang, dia butuh waktu dua pekan. Kalau ditanya apakah saya masih ingin berada di posisi ini? Sudah pasti iya,” tutur Capello.
Pernyataan FA itu bukan berarti sebuah isyarat untuk memecat Capello. Jika itu dilakukan, kompensasinya bisa mencapai beberapa juta pound. Media di Inggris menulis, gaji Capello mencapai enam juta pound atau 9,04 juta dollar AS per tahun.
Juru bicara FA, Adrian Bevington, menyatakan, obrolan Capello dengan Richards tidak bernada sinis. ”Sangat jelas, kontrak Fabio itu sampai tahun 2012,” katanya. Namun, FA tetap sangat kecewa dengan hasil laga Inggris melawan Jerman.
Bevington menambahkan, masih sangat melekat dalam ingatan ketika Capello dikontrak, saat Inggris terpuruk di Piala Eropa 2008. ”Fabio sungguh mampu memulihkan rasa percaya diri kami. Di Piala Dunia ini kami juga punya rekor baik di babak kualifikasi,” katanya.
Capello menyeru, skuad Inggris harus dirombak, terutama menyangkut beberapa pemain kunci yang memasuki usia 30 tahun. Pemain terlalu lelah karena banyak berlaga di turnamen internasional. ”Musim depan, mungkin banyak pemain muda harus diturunkan. Saya tahu yang harus saya lakukan,” ucapnya.
Mengapa Wayne Rooney bermain di bawah standar klubnya, Manchester United? ujar wartawan. ”Bukan hanya Wayne, semua pemain lelah,” sahut pelatih asal Italia ini. ”Semua pelatih bilang, kondisi fisik dan mental pemain tidak seperti biasanya. Mereka biasa bermain cepat, itu saya ingat betul,” lanjutnya.
Ditanya formasi 4-4-2 yang diterapkan, Capello menyahut, ”Kita bisa saja memilih gaya berbeda. Namun, formasi yang baik tergantung dari performa pemain. Kami memainkan gaya ini sejak lama dan hasilnya sangat bagus. Kami mengalahkan Jerman November 2008 di Berlin”.