Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris dan Berkah Eric Cantona

Kompas.com - 25/05/2010, 03:17 WIB

Di tangan Sir Bobby-lah, tim ”St George Cross” memainkan kombinasi paling sempurna antara gaya tradisional kick and rush yang mengandalkan kecepatan dan stamina dan gaya Eropa daratan yang lebih menekankan sisi teknik, pengaturan irama, dan keterampilan individu.

Drama adu penalti di Turin yang menjadi memori kelam bagi Chris Waddle dan Stuart Pearce itu makin muram karena Inggris baru saja lepas dari pengucilan internasional. Hukuman berat bagi Inggris tersebut terjadi setelah final Piala Champions antara Liverpool dan Juventus di Stadion Heysel, yang menewaskan 40 pendukung ”La Vecchia Signora” atau Si Nyonya Besar Juventus.

Maka, melejitnya MU bersama Cantona di ajang elite antarklub dunia sungguh menjadi pelipur lara bagi rakyat Inggris yang benar-benar gila bola. Cantona sendiri sudah menikmati peran barunya sebagai aktor layar lebar saat MU merebut treble winners tahun 1999. Namun, jasa-jasanya tak pernah dilupakan dan pada 2001 dia dianugerahi gelar pemain MU terbaik dalam seabad serta dan mendapat julukan tambahan ”King Eric”.

Sepeninggal Eric, Liga Inggris tetap menjadi kompetisi paling populer di dunia. Tim-tim Inggris merajai kancah elite Eropa dalam lima tahun terakhir. Meski musim ini tim-tim Inggris tak menembus empat besar Liga Champions, mereka tetap mempertahankan kehormatan Inggris yang di Afrika Selatan kelak, berupaya keras merebut kembali supremasi dunia seperti tahun 1966 saat Wembley berpesta.

Wembley yang merupakan stadion keramat bagi sepak bola Inggris sungguh menyimpan memori tersendiri.

Mengenang hari bersejarah 44 tahun lalu, Wembley memang menjadi ikon sepak bola Inggris, yang sempat mogok dalam ajang Piala Dunia karena Football Association (FA) tak sepaham dengan FIFA. Sebagai negara yang paling dulu menggelar kompetisi profesional sejak 1863, Inggris absen di tiga Piala Dunia, yakni tahun 1930 di Uruguay, tahun 1934 di Italia, dan di Perancis tahun 1938. Padahal, kompetisi Inggris sedang berkembang pesat dan di atas kertas mampu menjadi juara pada tahun-tahun itu.

Setelah Perang Dunia II usai, Inggris baru kembali bergabung dengan Piala Dunia dan ikut di Brasil tahun 1950. Sebelum 1966, prestasi Inggris naik turun tajam, gugur di babak pertama atau lolos hingga perempat final. Baru pada tahun 1966 dengan diperkuat pemain-pemain yang berkarakter baja, seperti Geoff Hurst, Bobby Charlton, Robert Hunt, dan Martin Peters, serta diarsiteki Sir Alf Ramsey, Inggris sangat percaya diri tampil sebagai juara.

Meski berada di grup berat bersama Uruguay, Perancis, dan Meksiko, Inggris mampu menjadi juara grup. Di perempat final, Charlton dan kawan-kawan membungkam Argentina 1-0, untuk menghadapi favorit kuat Portugal yang dipimpin Eusebio. Namun, dukungan yang menggebu membuat Charlton menang 2-1 dan melaju ke final menghadapi Jerman Barat.

Final di Wembley yang dimenangi Inggris 4-2 kemudian dikenang sebagai salah satu laga puncak yang kontroversial. Setelah kedudukan 2-2 dalam 90 menit, Hurst menembak kencang ke gawang Jerman Barat pada menit ke-98. Bola membentur mistar gawang dan memantul kembali ke arah garis gawang sebelum masuk kembali ke lapangan. Bola itu, tidak pernah diketahui dengan pasti, apakah pantulannya sudah melewati garis gawang atau belum. Wasit Gottfried Dienst (Swiss) mengesahkan gol yang sampai sekarang masih menjadi perdebatan itu.

 

Oleh ANTON SANJOYO

1966 adalah tahun keramat bagi sepak bola Inggris sebab pada tahun itu Eric Cantona lahir dan Inggris menjadi juara dunia. Demikian lelucon khas Britania yang ditulis sebuah tabloid olahraga, tak lama setelah Cantona menyatakan pensiun dari sepak bola, sekaligus mundur dari Manchester United. Cantona mundur sebagai bintang pada 1997, saat ”The Red Devils” sedang di puncak kejayaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Opsi Persib Perpanjang Kontrak Pelatih Bojan Hodak, Durasi Panjang…

Opsi Persib Perpanjang Kontrak Pelatih Bojan Hodak, Durasi Panjang…

Liga Indonesia
Al Hilal Juara Liga Arab Saudi, Tak Terkalahkan, Sisihkan Al Nassr-Ronaldo

Al Hilal Juara Liga Arab Saudi, Tak Terkalahkan, Sisihkan Al Nassr-Ronaldo

Liga Lain
Perundungan Siber Suporter Sepak Bola Indonesia dan Peran Penting PSSI

Perundungan Siber Suporter Sepak Bola Indonesia dan Peran Penting PSSI

Internasional
Hasil Sprint Race MotoGP Perancis: Jorge Martin Menang, Disusul Marquez dan Vinales

Hasil Sprint Race MotoGP Perancis: Jorge Martin Menang, Disusul Marquez dan Vinales

Motogp
Klasemen Liga Inggris: Man City Geser Arsenal, Singkirkan Liverpool

Klasemen Liga Inggris: Man City Geser Arsenal, Singkirkan Liverpool

Liga Inggris
Klasemen Liga Italia: Milan dan Inter Pesta Gol, Bologna Salip Juventus

Klasemen Liga Italia: Milan dan Inter Pesta Gol, Bologna Salip Juventus

Liga Italia
Hasil AC Milan Vs Cagliari 5-1: Pulisic Cetak Dwigol, Rossoneri Perkasa

Hasil AC Milan Vs Cagliari 5-1: Pulisic Cetak Dwigol, Rossoneri Perkasa

Liga Italia
Hasil Granada Vs Real Madrid 0-4, Messi dari Turki dan Brahim Diaz Jadi Bintang

Hasil Granada Vs Real Madrid 0-4, Messi dari Turki dan Brahim Diaz Jadi Bintang

Liga Spanyol
Hasil Forest Vs Chelsea 2-3, The Blues di Jalur Antarklub Eropa

Hasil Forest Vs Chelsea 2-3, The Blues di Jalur Antarklub Eropa

Liga Inggris
Reaksi Pertama Vincent Kompany Setelah Burnley Degradasi

Reaksi Pertama Vincent Kompany Setelah Burnley Degradasi

Liga Inggris
Hasil Liga Inggris: Tottenham Menang, Newcastle Imbang, Burnley Degradasi

Hasil Liga Inggris: Tottenham Menang, Newcastle Imbang, Burnley Degradasi

Liga Inggris
Prawira Bandung Kalahkan Tangerang Hawks, Singleton: Bukan Laga Indah

Prawira Bandung Kalahkan Tangerang Hawks, Singleton: Bukan Laga Indah

Sports
Opini Budi Sudarsono Soal Stok Striker yang Minim di Timnas Indonesia

Opini Budi Sudarsono Soal Stok Striker yang Minim di Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Bali United vs Persib, Teco Keluhkan Perubahan Venue Laga

Bali United vs Persib, Teco Keluhkan Perubahan Venue Laga

Liga Indonesia
Pengamat: Cetak Biru 2045 PSSI Harus Dijaga, Ambil Contoh dari Jepang

Pengamat: Cetak Biru 2045 PSSI Harus Dijaga, Ambil Contoh dari Jepang

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com