Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wasit Blunder Lagi, FIFA Seriusi Teknologi

Kompas.com - 20/02/2010, 07:56 WIB

ZURICH, KOMPAS.com - Presiden FIFA, Sepp Blatter, berjanji serius mempertimbangkan penggunaan teklnologi untuk mengurangi kesalahan wasit dalam mengambil keputusan. Ia berencana menggelar forum khusus membicarakan hal tersebut, pada pertemuan Dewan Internasional, Maret mendatang.

Hal itu disampaikan berkaitan dengan semakin derasnya tuntutan publik sepak bola dunia terhadap penggunaan teknologi.

Saran itu sebetulnya sudah pernah disampaikan, menyusul kasus handsball Thierry Henry pada leg kedua play-off Piala Dunia 2010 Afrika Selatan melawan Irlandia, November silam. Handsball itu berujung assist kepada William Gallas, yang membuat Perancis meraih hasil imbang 1-1 dan lolos ke putaran final dengan keunggulan agregat 2-1.

Namun, saat itu Blatter bertekad ingin menjauhkan sepak bola dari teknologi. Selain karena alasan tingginya biaya penerapan, teknologi akan mengurangi kealamian sepak bola sebagai metafora kehidupan, yang mengakomodasi berbagai aspek, termasuk kesalahan.

Blatter bertahan pada keyakinannya ketika publik menilai, pertimbangan itu tak lagi relevan, karena sepak bola sendiri telah berevolusi menjadi industri, yang mulai menjauh dari nilai-nilai sportivitas dan cenderung terjerembab pada upaya menang dengan menghalalkan berbagai cara. Dalam hal ini, harus ada campur tangan teknologi untuk mengerem niat jahat manusia dan mempertahankan nilai sportivitas sepak bola.

Ketika negosiasi tampak buntu, terjadilah kegemparan soal blunder wasit yang mungkin telah menggoyahkan pendirian Blatter, yaitu ketika wasit Martin Hansson mensahkan gol kedua FC Porto ke gawang Arsenal, di leg pertama 16 besar Liga Champions, Rabu (17/2/2010).

Saat itu, wasit memberi tendangan bebas kepada Porto menyusul kesalahan Lukasz Fabianski menangkap back-pass Sol Campbell. Arsenal sedang dalam posisi tidak siap, ketika Ruben Micael mengirim bola kepada Radamel Falcao, yang langsung menembakkan bola ke gawang lawan. Arsenal dan publik protes melihat wasit begitu gegabah meniup peluit eksekusi tendangan bebas, meski tahu Arsenal belum siap.

Sementara itu, wasit Tom Henning Ovrebo yang memimpin duel leg pertama 16 besar Liga Champions antara Bayern Muenchen dan Fiorentina, Rabu (17/2/2010), melakukan sejumlah kesalahan fatal.

Pertama, memberi kartu merah kepada bek Fiorentina, Massimo Gobbi di menit ke-73, karena menyikut Arjen Robben. Padahal, menurut analisis pengamat, pelanggaran itu terjadi tidak sengaja dan hanya pantas mendapat kartu kuning.

Kesalahan berikutnya adalah mensahkan gol kedua Bayern, yang dicetak Miroslav Klose di ment ke-89. Padahal, saat itu ia berdiri setidaknya satu meter di depan pemberi umpan, yaitu Ivica Olic.

Kesalahan wasit di ajang-ajang berlevel tinggi inilah yang akhirnya berhasil memaksa Blatter mempertimbangkan kembali keputusan awalnya.

"Saya bangun setelah malam di mana laga itu berlangsung, (tanpa saya sendiri tidak menyaksikannya). Namun, ketika membaca koran pagi, terkejut karena sekali lagi, wasit menjadi berita karena salah mengambil keputusan," akunya.

"Karenanya, saya bisa konfirmasikan, pada pertemuan Dewan Internasional, di Zurich, 6 Maret mendatang, kami akan bicara soal pengenalan dukungan teknologi untuk ofisial pertandingan," tandasnya. (TTS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com