Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangka Menjelang Imlek

Kompas.com - 13/02/2010, 04:25 WIB

Jannes Eudes Wawa

Tanah Air Nyonya Isma (55), warga Tionghoa di Desa Rebo, Kecamatan Sungai Liat, Kabupaten Bangka, Rabu (10/2), sibuk membuat kue di dapur rumahnya. Ia dibantu Uci (22), tetangganya yang berasal dari Lampung. Ada beberapa jenis kue yang akan mereka buat, antara lain kue keranjang. Kue-kue itu nantinya disajikan saat Imlek.

Kue keranjang yang dibuat selalu berbentuk bundar. Bentuk itu melambangkan kesempurnaan.

”Artinya, setiap keluarga Tionghoa ingin mendapat hidup yang sempurna. Itu sebabnya dalam keterbatasan yang kami miliki, istri saya selalu berusaha bikin kue untuk Imlek,” kata Tjhory (57), suami nyonya Isma. Tjhory sehari-hari bekerja sebagai nelayan.

Aktivitas serupa juga dilakukan di sejumlah rumah milik warga Tionghoa. Selain membuat kue, mereka juga membersihkan rumah. Pintu, jendela, dinding, dan lantai yang tampak kotor dibersihkan. Para penghuni rumah menginginkan rumah mereka bersih dan rapi saat menyambut pergantian tahun dari kerbau tanah menuju macan emas pada 14 Februari 2010.

”Bagi orang Tionghoa, membersihkan rumah menjelang Imlek adalah tradisi yang wajib dilakukan. Rumah diibaratkan jiwa. Kalau jiwa sudah bersih, maka yang bersangkutan siap menerima keberuntungan yang akan datang pada tahun berikutnya,” jelas Tjhory.

Tradisi membersihkan rumah dan membuat kue biasanya dilakukan sejak sebulan hingga sehari menjelang Imlek. Lalu, mulai sehari menjelang hingga tiga hari sesudah Imlek, rumah tidak boleh dibersihkan lagi, termasuk mengeluarkan kotoran keluar rumah. Membersihkan rumah saat itu dipercaya akan membuang semua rezeki.

Imlek juga ditandai dengan pemasangan lampion yang merupakan simbol pelita kehidupan. Fika (19), pengelola toko Happy di Pasar Bawah, Sungai Liat, mengaku, sejak awal Februari penjualan lampion dan aksesori Imlek lainnya meningkat tajam. Lampion, misalnya, laku terjual 30-40 buah per hari.

”Volume penjualan aksesori biasanya terus meningkat hingga dua hari menjelang Imlek,” ungkap Fika. Aksesori-aksesori itu didatangkan dari Jakarta.

Warga Tionghoa juga tidak lupa menyediakan lilin dalam berbagai ukuran yang nantinya dibakar di kelenteng pada malam Imlek. Lilin dimaknai sebagai pembawa terang.

Di setiap rumah warga Tionghoa disediakan pula buah jeruk yang diyakini melambangkan kemakmuran dan keberuntungan. Khusus bagi mereka yang mendapatkan kelebihan rezeki pada tahun sebelumnya biasanya menyediakan ikan dalam perjamuan makan bersama keluarga besar pada malam menjelang Imlek.

”Kendati demikian, kue, jeruk dan ikan tidak diwajibkan untuk dipenuhi dalam perjamuan makan malam bersama keluarga. Semua tergantung kemampuan ekonomi setiap keluarga,” kata Halim Susanto, tokoh Tionghoa di Pangkal Pinang.

Di Desa Gedong, warga Tionghoa setempat sejak Agustus 2009 telah memelihara ayam yang secara khusus akan dipotong untuk perjamuan pada malam Imlek. Kebiasaan menyiapkan ayam Imlek itu telah dilakukan sejak puluhan tahun silam.

”Setiap tahun saat bulan Agustus, kami mulai memelihara ayam untuk Imlek. Maklumlah, kami kan petani dan nelayan yang tidak punya uang untuk membeli daging untuk makan bersama. Jadi, lebih baik kami memelihara ayam dari jauh hari,” jelas Chong Kong Phen (32), warga Desa Gedong.

Kesibukan di kelenteng

Kesibukan lain menjelang Imlek adalah persiapan di kelenteng. Selain dipasang lampion, umat Konghucu dan Buddha setempat juga membersihkan rumah ibadat tersebut, mencuci patung-patung para dewa, dan menyediakan peralatan sembahyang.

Kelenteng di Desa Rebo, Kecamatan Sungai Liat, Kabupaten Bangka, misalnya, menerima sumbangan lilin dari warga Tionghoa setempat di perantauan seperti Jakarta. Para perantau tersebut mengirim sejumlah lilin besar setinggi 210 sentimeter dengan diameter 35-40 sentimeter.

”Satu batang lilin besar ini harganya mencapai jutaan rupiah. Kami di sini pasti tidak sanggup membelinya. Makanya, orang Tionghoa asal Desa Rebo yang sudah sukses di perantauan selalu mengirimkan untuk kami saat menjelang Imlek,” tutur Tet Fu (57), tokoh Tionghoa di Desa Rebo.

Taman wisata rohani Mahayana di kawasan Sungai Liat, yang dikelola Yayasan Vihara Budis, juga terus berbenah. Para pekerja merapikan jalan masuk menuju wihara yang memiliki 365 tangga tersebut. Hutan-hutan dan taman yang berada di samping kiri dan kanan tangga tampak rapi. Patung Buddha yang ditelakkan pada sebuah taman pada tangga yang teratas juga.

”Tidak ada acara khusus di lokasi ini pada malam Imlek, kecuali doa. Maklum, taman rohani ini baru dibuka dua tahun sehingga masih perlu penyempurnaan,” jelas Amen (42), penjaga taman doa seluas tujuh hektar itu.

Tradisi mudik

Menjelang Imlek, warga Tionghoa Bangka di perantauan biasanya mudik ke kampung asalnya. Mereka datang untuk berkumpul dengan orangtua dan sanak famili serta berdoa memohon diberikan rezeki pada tahun berikutnya.

Namun, menurut Halim, mudik saat Imlek umumnya dilakukan orang Tionghoa yang orangtuanya masih hidup di kampungnya. Bagi perantau Tionghoa yang orangtuanya sudah meninggal lebih memilih mudik saat sembahyang kubur (cheng beng).

Sembahyang kubur adalah tradisi Tionghoa untuk mendoakan para leluhur atau orangtua yang sudah meninggal, dilakukan setahun sekali pada tanggal 5 April.

”Sembahyang kubur adalah ekspresi penghormatan terhadap jasa-jasa mereka yang sudah meninggal. Tanpa mereka, kita tak mungkin bisa hidup. Lebih dari itu, ingin dipesankan kepada kaum muda Tionghoa agar selalu menghormati orangtua dan leluhur. Makanya, saat cheng beng, sesibuk apa pun orang Tionghoa selalu meluangkan waktu mendatangi makam orangtua dan leluhur,” jelas Halim.

Apa pun kondisinya, Imlek di Bangka selalu tetap semarak. Kemeriahan itu tidak hanya dirasakan warga Tionghoa, tetapi juga masyarakat dari etnis lainnya. Mereka selalu berbaur untuk bersama-sama menyambut kedatangan tahun baru dalam tradisi Tionghoa.

”Imlek di Bangka sudah menjadi tradisi bersama semua etnis. Kami yang tidak merayakan selalu mendatangi rumah tetangga, sahabat, atau kenalan warga Tionghoa untuk menyampaikan selamat merayakan tahun baru, sebab di antara kami sudah seperti saudara,” ujar Zulkarnaem (27), warga Pangkal Pinang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Potensi Cristiano Ronaldo Pecahkan 3 Rekor di Euro 2024

Potensi Cristiano Ronaldo Pecahkan 3 Rekor di Euro 2024

Internasional
Ronaldo Bangga Dipanggil Timnas Portugal untuk Euro 2024

Ronaldo Bangga Dipanggil Timnas Portugal untuk Euro 2024

Internasional
Atletico Madrid ke Jakarta, Sesi Latihan dari Pelatih Akademi Rojiblancos

Atletico Madrid ke Jakarta, Sesi Latihan dari Pelatih Akademi Rojiblancos

Liga Spanyol
Syarat-syarat Calon Pengganti Mauricio Pochettino di Chelsea

Syarat-syarat Calon Pengganti Mauricio Pochettino di Chelsea

Liga Inggris
Persib Bandung Vs Madura United, Alasan Disebut Final Ideal Liga 1

Persib Bandung Vs Madura United, Alasan Disebut Final Ideal Liga 1

Liga Indonesia
Motivasi Pemain Asing Terlama Persib yang Begitu Dekat dengan Juara

Motivasi Pemain Asing Terlama Persib yang Begitu Dekat dengan Juara

Liga Indonesia
Jadwal Malaysia Masters 2024: 11 Wakil Indonesia Beraksi, Tersaji Duel Merah Putih

Jadwal Malaysia Masters 2024: 11 Wakil Indonesia Beraksi, Tersaji Duel Merah Putih

Badminton
Mauricio Pochettino Tinggalkan Chelsea Setelah Hanya Satu Musim

Mauricio Pochettino Tinggalkan Chelsea Setelah Hanya Satu Musim

Liga Inggris
Ronaldo Perkuat Portugal di Piala Eropa 2024, Kans Pecahkan Rekor

Ronaldo Perkuat Portugal di Piala Eropa 2024, Kans Pecahkan Rekor

Internasional
Sanksi FIFA Tuntas, PSS Sleman Persiapkan Liga 1 Musim Depan

Sanksi FIFA Tuntas, PSS Sleman Persiapkan Liga 1 Musim Depan

Liga Indonesia
Sorotan untuk Wasit Laga Timnas Indonesia di Piala AFF 2024

Sorotan untuk Wasit Laga Timnas Indonesia di Piala AFF 2024

Timnas Indonesia
Respons Shin Tae-yong soal Hasil Drawing Piala AFF 2024 Vs Vietnam

Respons Shin Tae-yong soal Hasil Drawing Piala AFF 2024 Vs Vietnam

Timnas Indonesia
Alasan Henderson dan Rashford Tak Masuk Skuad Inggris untuk Euro 2024

Alasan Henderson dan Rashford Tak Masuk Skuad Inggris untuk Euro 2024

Internasional
Akses Istimewa Passport Planet Persib Saat Nonton Laga Maung Bandung

Akses Istimewa Passport Planet Persib Saat Nonton Laga Maung Bandung

Liga Indonesia
Jadwal Timnas Indonesia pada Piala AFF 2024

Jadwal Timnas Indonesia pada Piala AFF 2024

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com