MARIO Balotelli terus menjadi bahan sikap dan aksi rasisme di Italia. Sebagai pemain kulit hitam keturunan Ghana, Balotelli tampaknya belum diterima seratus persen oleh orang Italia. Bahkan, di Milan, sebbuah grafiti menegaskan adanya orang atau kelompok yang masih rasis kepadanya.
Balotelli anak imigran dari Ghana. Lahir di Italia, dia dipelihara keluarga Balotelli. Penyerang Inter Milan ini memiliki bakat besar dan diharapkan jadi striker masa depan Italia. Namun, hanya karena kulitnya hitam, dia sering menjadi sasaran aksi rasisme.
Di sebuah tembok di jalan menuju Stadion Giuseppe Meazza, ada grafiti bertuliskan, "Non sei un vero
Italiano, sei un Africano nero."
Dalam terjemahan bebas ke dalam bahasa Indonesia, kurang lebih berarti, "Kamu bukan orang Italia asli. Kamu orang hitam asal Afrika."
Masih banyak rasisme yang ditujukan kepada Balotelli. Saat dia bermain atau sesudahnya, sering makian rasisme ditujukan kepadanya. Bahkan, di internet juga beredar rasisme itu.
Juni lalu, di Roma, Balotelli juga jadi sasaran rasisme. Menurut saudaranya, kelompok hooligan mengancam Balotelli. Bahkan, mereka melempar benda keras ke arah Balotelli yang sedang santai bersama rekannya di sebuah bar.
Pada pertandingan Inter lawan Chievo Verona pekan lalu, Balotelli kembali menjadi sasaran rasisme. Dia pun memberi respons emosional. Tapi, apa yang dilakukan Liga Italia atas kasus ini? Lembaga itu malah memberi denda kepada Balotelli sebesar 10.000 dolar AS karena reaksinya.
"Sepertinya dunia sedang kacau. Ini menggelikan. Saya kira, saudara saya tak mau memikirkan hal ini karena dia sudah terlalu jijik," kata Cristina Balotelli, saudara Mario.
Kenapa orang tak bisa menghargai Balotelli sebagai bakat muda yang hebat, justru terkonsentrasi kepada warna kulitnya? Untuk anak muda yang baru 19 tahun, tekanan rasisme itu memang berat.
Padahal, di sisi lain dia berbakat, kuat, muda, dan tajam hingga dijuluki "Super Mario". Dia menjalani debut bersama Inter Milan dalam usia 17 tahun saat timnya mengalahkan Cagliari 2-0. Dua hari kemudian, dia mencetak dua gol dan membawa Inter menang 4-1 atas Reggina.