LONDON, KOMPAS.com - Kapten Arsenal, Cesc Fabregas, meluapkan kegembiraannya setelah tembakannya membobol gawang Aston Villa pada menit ke-65. Dia juga mencetak gol kedua ditambah gol Abou Diaby, menentukan kemenangan Arsenal 3-0 atas Villa dalam lanjutan Premier League di Stadion Emirates, Minggu 927/12), sekaligus memperbesar peluang "The Gunners" untuk juara.
Suporter Arsenal yang tadinya tegang, langsung bersorak gembira. Stadion Emirates pun bergemuruh, menyambut gol Fabregas. Selebrasi sang kapten yang meninju udara sekuat mungkin, seolah menjadi dirijen nyanyian sujka-cita suporter.
Sang pelatih, Arsene Wenger, pun kegiarangan seperti anak kecil. Dia melompat dari bangku carangan, berteriak dan mengepalkan tangan.
Kemenangan ini memang sangat besar artinya. Sebab, Arsenal kini menduduki urutan kedua, sementara menggeser Manchester United dengan nilai 38. Tak hanya itu, "The Gunners" makin mendekati Chelsea yang masih di puncak klasemen dengan nilai 42.
Hanya saja, Arsenal masih punya surplus satu pertandingan. Chelsea sudah tampil 19 kali, sementara Arsenal baru 18 kali. Artinya, tekanan Arsenal kepada Chelsea sudah sangat kuat.
Sukses itu tak lepas dari kejelian Wenger mengatur pemainnya. Sebelum pertandingan, Fabregas memang tak terlalu fit. Maka, dia tak dimainkan sejak awal.
Meski begitu, Arsenal mampu menguasai permainan sejak awal. Bahkan, di menit ke-4, peluang emas sudah diraih Arsenal. Umpan Diaby disambut Eduardo dengan baik dan dia tinggal menendang ke gawang Villa yang dijaga Brad Friedel. Namun, tendangannya kurang sempurna.
Setelah itu, Villa tampaknya bangkit. Mereka beberapa kali merepotkan pertahanan Arsenal. Namun, serangan mereka kurang tajam, sehingga tak ada peluang penting di babak pertama. Begitu juga dengan Arsenal yang masih kesulitan menembus ketatnya pertahanan lawan.
Memasuki babak kedua, Arsenal mencoba mengurung. Ini membuat Villa lebih banyak bertahan. Wenger akhirnya memasukkan Fabregas menggantikan Denilson pada menit ke-57. Keputusan itu menentukan jalannya pertandingan.
Arsenal lebih percaya diri. Aksi Fabregas membuat serangan Arsenal makin variatif dan tertata. Menit ke- 64, Richard Dunne terpaksa menjatuhkan Fabregas.