Chelsea Kecam Pengancam Ovrebo

LONDON, KOMPAS.com — Chelsea mengecam keras ancaman pembunuhan terhadap wasit Tom Henning Ovrebo. "The Blues" akan menindak tegas pihak-pihak yang terlibat dalam aksi ancaman itu.

Ovrebo menjadi sasaran kemarahan dari pemain dan pendukung Chelsea seusai duel semifinal Liga Champions lawan Barcelona di Stamford Bridge, Rabu (6/5). Wasit asal Norwegia itu dianggap melakukan banyak kesalahan dan merugikan "The Blues" hingga tim London itu tersingkir.

Ancaman pembunuhan atas Ovrebo pun segera beredar di internet. Situs Yahoo! Answer memuat sejumlah diskusi yang menanyakan tentang alamat Ovrebo. Situs jejaring Facebook juga menjadi media untuk menghimpun kebencian terhadap Ovrebo.

Chelsea mengecam tindakan-tindakan anarkis tersebut. Chelsea menyatakan kecewa dengan kepemimpinan Ovrebo, tetapi mereka tidak segan-segan menindak tegas siapa pun yang terlibat dalam aktivitas kriminal itu.

"Menyusul pemberitaan media tentang upaya melawan wasit dalam duel semalam, Chelsea FC secara tegas mengutuk upaya melawan pemain, ofisial, ataupun suporter," sebut Chelsea dalam pernyataan di situs klub.

"Jika ada bukti yang kuat, Chelsea akan mengambil tindakan paling tegas terhadap pemegang tiket musiman atau anggota yang terlibat dalam aktivitas ini," lanjut pernyataan tadi. "Kami ingin menekankan bahwa kami tidak mendapat bukti bahwa pendukung Chelsea terlibat dalam upaya-upaya yang dituduhkan. Atas laporan ini, kami juga mengontak polisi, yang juga tidak menerima komplain apa pun."

Ancaman terhadap wasit yang memimpin pertandingan antara Chelsea dan Barcelona tidak hanya terjadi sekali ini. Pada 2005, wasit Anders Frisk memilih mundur dari profesi pengadil menyusul ancaman yang ditujukan kepadanya dan keluarga.

Wasit asal Swedia itu dianggap memberikan keputusan kontroversial saat memberikan kartu merah kepada Didier Drogba pada leg pertama babak 16 besar di Camp Nou. Duel itu akhirnya dimenangkan oleh Barca dengan skor 2-1, tetapi Chelsea lolos ke babak selanjutnya setelah menang 4-2 pada leg kedua.