Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusakan di Bekas Proyek PIM Akan Direhabilitasi

Kompas.com - 08/01/2009, 20:47 WIB

JAKARTA, KAMIS — Sekitar 30 pemangku kepentingan dari berbagai organisasi/badan/lembaga/instansi/pusat penelitian/perguruan tinggi yang bekalangan beberapa di antaranya saling tuding menyoal proyek Pusat Informasi Majapahit (PIM) yang merusak Situs Majapahit di Trowulan, Kabupaten Kojokerto, Jawa Timur, akhirnya mencapai suatu kesepakatan.

Dalam rapat hari Kamis (8/1), di Direktorat Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Jakarta, setelah melewati diskusi yang alot selama lebih kurang empat jam, telah dicapai suatu kesepakatan, antara lain pembangunan proyek PIM di lokasi yang sekarang tidak hanya dihentikan sementara, namun dihentikan total. Sementara itu, bekas kerusakan di Situs Majapahit di bekas proyek akan direhabilitasi. Kemungkinan relokasi harus melalui pengkajian matang dan untuk itu akan dibentuk tim kecil.

Direktur Peninggalan Purbakala Direktorat Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Soeroso mengatakan hal itu ketika ditemui Kompas seusai rapat. Rapat dihadiri seluruh pemangku kepentingan, para pakar dari sekitar 30 organisasi profesi, LSM, lembaga penelitian, perguruan tinggi, badan pelestarian, dan sebagainya. Ini pertanda kepedulian yang begitu besar, pentingnya menjaga dan melestarikan Situs Majapahit, katanya.

Menurut Soeroso, hasil rapat secepatnya akan disampaikan kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik. Kemudian akan disampaikan kepada masyarakat melalui pers. Rapat tidak berhenti sampai di sini, tapi akan ada rapat-rapat lanjutan untuk menggodok konsep yang paling realistis.

Senin lalu, Jero Wacik telah perintahkan penghentian sementara pembangunan proyek PIM dan kelanjutannya harus menunggu hasil dialog dengan pemangku kepentingan. Dengan adanya kesepakatan hasil rapat, diharapkan Menbudpar itu bisa mengambil kebijakan yang jelas dan tegas.

Pusat Informasi Majapahit, atau apapun namanya, lanjut Soeroso, tetap dinilai penting guna menampilkan kebesaran Kerajaan Majapahit kepada masyarakat luas, ke ranah internasional. Untuk menjadi bahan pembelajaran dari generasi ke generasi. "Kalau ada kesalahan, kami mengakui, dan itu tak perlu lagi dicarikan kambing hitamnya, solusi yang lebih baik sangat dibutuhkan," kata Soeroso, yang memimpin rapat, Kamis kemarin.

Soal relokasi juga dibicarakan. Namun, untuk memastikan di mana yang paling baik, akan ada penelitian dan dibentuk tim kecil. Secara prosedural memang harus didahului dengan penelitian. Pihak Direktorat Sejarah dan Purbakala mengakui kesalahan dalam pelaksanaan.

Ketua Gotrah Wilwatikta, Perkumpulan Peduli Majapahit, mengakui hasil rapat itu cukup bagus. " Bisa jadi dasar kebijakan bagi Pak Manteri Jero Wacik. Jangan pemerintah jadi guru yang salah. Ke depan hal ini harus dihindari. Masyarakat juga harus mengambil hikmah dari kasus proyek PIM ini. Hikmah itu adalah membuat sebuah pembangunan di situs tak bisa sembarangan," ujarnya.

Arkeolog dari Universitas Gadjah Mada, Daud Aris Tanudirjo, yang dihubungi terpisah, membenarkan kesepakatan rapat bahwa pembangunan proyek PIM, di lokasi yang sekarang bermasalah karena telah merusak situs, dihentikan.

"Kemungkinan relokasi. Akan tetapi, untuk itu harus dilakukan kajian dulu untuk menentukan tempat yang tepat. Harus ada tim dari bidang ilmu yang terkait yang dibentuk," katanya.  

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Singapore Open 2024: Ginting Percaya Diri Pertahankan Gelar, Jaga Mental

Singapore Open 2024: Ginting Percaya Diri Pertahankan Gelar, Jaga Mental

Badminton
Tai Tzu Ying Mundur, Gregoria Hadapi Wakil AS di Singapore Open 2024

Tai Tzu Ying Mundur, Gregoria Hadapi Wakil AS di Singapore Open 2024

Badminton
Pelatih Klub Elkan Baggott Tak Lagi Jadi Pilihan Chelsea

Pelatih Klub Elkan Baggott Tak Lagi Jadi Pilihan Chelsea

Internasional
Skuad Timnas Spanyol untuk Euro 2024: 2 Remaja Barca, Tanpa Asensio

Skuad Timnas Spanyol untuk Euro 2024: 2 Remaja Barca, Tanpa Asensio

Internasional
Kepala Madura United Tetap Tegak Usai Kalah 0-3, Percaya 'Comeback'

Kepala Madura United Tetap Tegak Usai Kalah 0-3, Percaya "Comeback"

Liga Indonesia
Milan Sepakat dengan Fonseca Usai Teka-teki '4-3-3' dari Ibra

Milan Sepakat dengan Fonseca Usai Teka-teki "4-3-3" dari Ibra

Liga Italia
Xavi bak Picu Gempa Bumi di Barcelona, Merasa Tidak Dihargai

Xavi bak Picu Gempa Bumi di Barcelona, Merasa Tidak Dihargai

Liga Spanyol
Improvisasi Bojan Saat Persib Tertekan Madura United lalu Pecah Kebuntuan

Improvisasi Bojan Saat Persib Tertekan Madura United lalu Pecah Kebuntuan

Liga Indonesia
Timnas Putri Indonesia Hadapi Singapura, Mochizuki Soroti Komunikasi

Timnas Putri Indonesia Hadapi Singapura, Mochizuki Soroti Komunikasi

Timnas Indonesia
Erik ten Hag: Saya Tak Ragu Terus Latih Man United, tetapi...

Erik ten Hag: Saya Tak Ragu Terus Latih Man United, tetapi...

Liga Inggris
Penyebab Persib Leluasa Bergerak Saat Kalahkan Madura United

Penyebab Persib Leluasa Bergerak Saat Kalahkan Madura United

Liga Indonesia
Gregoria Mariska Siap Pertahankan Peringkat di Singapore Open 2024

Gregoria Mariska Siap Pertahankan Peringkat di Singapore Open 2024

Badminton
Borneo FC Vs Bali United, 'Finishing' Jadi Sorotan Serdadu Tridatu

Borneo FC Vs Bali United, "Finishing" Jadi Sorotan Serdadu Tridatu

Liga Indonesia
Madura United Terhukum Persib Bandung karena Kelalaian

Madura United Terhukum Persib Bandung karena Kelalaian

Liga Indonesia
Madura United Kalah Telak dari Persib Bukan karena Roh Permainan Cedera

Madura United Kalah Telak dari Persib Bukan karena Roh Permainan Cedera

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com