Kondisi lingkungan yang jauh dari kesan bersih membuat kesehatan para warga, khususnya anak-anak, di kawasan tersebut rentan terhadap berbagai penyakit. Menurut Aurel, penyakit yang banyak diderita anak-anak adalah TBC.
"Ada layanan kesehatan berupa poliklinik, posyandu, dan bantuan untuk penyakit paru-paru. Di sini mayoritas penyakitnya paru-paru, TBC, karena kondisi lingkungan yang kotor," ujar Aurel.
Anak-anak juga diberi asupan tambahan gizi berupa segelas susu dan kue-kue. Segala kegiatan di Rumah Kerang dilakukan secara swadaya ataupun dari para donatur. Catatannya, kata Aurel, tanpa membawa bendera agama.
"Siapa pun bisa ikut di sini. Mayoritas anak didik di sini 99 persen Muslim. Jadi, kami tidak kenal suku atau agama, yang kami kenal adalah orang yang lemah yang harus sama-sama kita bantu," Aurel menegaskan.
Bahkan, anak-anak juga diberdayakan untuk peduli dengan sesama. Setiap hari Aurel yang menjadi koordinator, merangkul ibu-ibu di sekitar Rumah Kerang untuk memasakkan makanan bagi 30 orang lanjut usia (lansia) yang tak memiliki sanak saudara.
Makanan tersebut diantarkan oleh anak-anak didik Rumah Kerang. "Sehingga anak-anak nanti tidak hanya pintar secara akademis. Tapi yang tak kalah penting, mereka harus punya kepedulian terhadap sesama dan mencintai orangtua," ungkap Aurel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.