STRIKER legendaris Brasil, Romaria Faria, lelah juga. Setelah obsesinya mencetak gol ke-1000 tercapai, dia pun mulai realistis dan tak mau memaksakan diri untuk terus bermain sepakbola.
Jumat (28/3), pahlawan Brasil di Piala Dunia 1994 itu mengumumkan akan pensiun bertepatan dengan akhir kontraknya dengan klub Casco de Gama, akhir minggu ini.
"Aku tidak bermain lagi. Aku tak lama lagi kehilangan bentuk permainan terbaik. Waktuku sebagai pemain sudah selesai," kata pemain berumur 42 tahun tersebut kepada harian O Dia.
Menurutnya, tepatnya dia pensiun pada hari Minggu (30/3). "Saat itu, aku akan menjadi pengangguran dan harus segera mencari kerja," kata Romario yang terakhir bermain sepakbola pada 4 November 2007.
meski begitu, Romario tetap merencanakan satu permainan lagi. Itu akan dia lakukan dalam pertandingan persahabatan, sekaligus ucapan selamat tinggal kepada para suporternya.
"Aku selalu ingin mengakhiri karier sepakbola seperti saat mengawalinya, tanpa banyak orang memberi perhatian khusus. Aku sudah pernah mengatakan, jika saatnya tiba, maka aku akan memutuskan untuk pensiun. Meski begitu, aku masih bisa melakukan satu atau dua pertandingan lagi sebagai pesta perpisahan. Siapa tahu ada yang mau menyelenggarakannya?" katanya.
Bermain sepakbola memang kenikmatan baginya. Sebab itu, dia ngotot terus bermain meski usianya terus bertambah tua. Bahkan, Pada Piala Dunia 2002 dia menangis ketika tidak dipanggil timnas Brasil. Sebab, dia ingin memberi persembahan terakhir yang indah buat Brasil.
Padahal, usianya saat itu sudah 36 tahun. Namun, Romario mengaku masih bisa memberi yang terbaik buat Brasil. Suporter Brasil pun sangat mendukungnya. Namun, pelatih Brasil waktu itu, Luiz Felipe Scolari, tetap tak memanggilnya dan pilih mengandalkan Ronaldinho dan Ronaldo.
Meski begitu, Romario tak kehilangan obsesi. Dia ingin menyamai Pele yang sudah mencatatkan gol 1000 lebih. Meski semakin tua, dia ngotot ingin tetap bermain. Kebetulan, Vasco da Gama bersedia menerimanya. Dan, gol ke-1000 itu pun akhirnya dia catatkan pula dalam sejarah kariernya.
Sekarang, dengan umur 42 tahun, sudah tak ada lagi obsesi yang bisa dia kejar sebagai pemain. Umur memaksanya harus realistis. Toh, dia masih bisa berkecimpung dalam sepakbola sebagai pelatih. Dan, rasanya itu akan sangat menggairahkan hidupnya.