Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekalongan, Industri Batik Lesu

Kompas.com - 26/03/2008, 19:02 WIB

PEKALONGAN, RABU - Industri batik di Pekalongan lesu. Sejumlah pengusaha dan pedagang batik mengeluhkan sepinya penjualan. Mereka juga terkendala kenaikan harga bahan baku yang terjadi terus-menerus. Saat ini, sebagian pengusaha batik terpaksa menghentikan produksi untuk sementara waktu, karena tidak mampu mengimbangi kenaikan harga bahan baku.

Rusdiyanto, pengusaha batik di Kelurahan Kradenan, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Rabu (26/3) mengatakan, keterpurukan pengusaha batik sudah berlangsung selama tiga bulan terakhir. Permintaan batik terus menurun, sementara harga bahan baku terus naik.

Sebelumnya, ia mampu menjual 50 kodi batik cap per bulan. Namun saat ini terjadi penurunan hingga mencapai lebih dari 70 persen. Diduga hal itu akibat pengaruh bencana dan kenaikan harga berbagai bahan kebutuhan pokok. Bahkan sejumlah toko langganannya enggan menerima pasokan batik, meskipun mereka diperbolehkan membayar di belakang.

Kondisi itu diperparah dengan kenaikan harga bahan baku, meliputi kain, malam, dan pewarna. Harga kain naik dari Rp 6.000 menjadi Rp 6.700 per yard, harga malam naik dari Rp 4.000 menjadi Rp 13.000 per kilogram, dan harga pewarna naik dari Rp 26.000 menjadi Rp 48.000 per kilogram. Padahal untuk membuat satu kodi kain batik dibutuhkan empat kilogram malam dan setengah kilogram pewarna.

Menurut dia, kondisi itu sangat membebani pengusaha batik. Saat ini, sebagian dari mereka terpaksa berhenti berproduksi, termasuk dirinya. Rusdi mengaku sudah tidak membuat batik cap sejak dua bulan lalu. Apabila kondisi itu terjadi terus-menerus, pengusaha batik terancam gulung tikar. Ribuan tenaga kerja juga terancam kehilangan pekerjaan.

Zamroni, pedagang batik di Jalan Raya Kertijayan, Kecamatan Buaran, Pekalongan juga mengaku mengalami penurunan omset usaha hingga mencapai 75 persen. Selain melayani permintaan lokal, ia juga menjadi pemasok bati di wilayah Jakarta, Cirebon, Surabaya, Banjarmasin, dan Ujung Pandang.

Saat ini, permintaan dari luar daerah jarang ada. Permintaan lokal juga turun. Sebelumnya. Ia mampu menjual batik eceran hingga mencapai Rp 2 juta per hari. Namun saat ini hanya sekitar Rp 200.000 per hari.

Menurut dia, keterpurukan industri batik diperparah dengan rencana konversi minyak tanah dengan gas. Selama ini, pembatik harus menggunakan minyak tanah untuk membakar lilin atau malam . Gas tidak dapat digunakan karena nyala api yang dihasilkan terlalu besar. Apabila minyak tanah bersubsidi hilang dari pasaran, para pengusaha batik akan semakin kelimpungan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Badminton
Pelatih Persik Dukung Timnas U23 Indonesia, Senang Lihat Jeam Kelly Sroyer

Pelatih Persik Dukung Timnas U23 Indonesia, Senang Lihat Jeam Kelly Sroyer

Liga Indonesia
Pensiun Usai Thomas Cup 2024, Momota Bakal Rindu Ginting-Axelsen

Pensiun Usai Thomas Cup 2024, Momota Bakal Rindu Ginting-Axelsen

Badminton
4 Fakta Persebaya Vs Persik, Bajul Ijo Tak Mau Lagi Disakiti Mantan

4 Fakta Persebaya Vs Persik, Bajul Ijo Tak Mau Lagi Disakiti Mantan

Liga Indonesia
Pengamat Malaysia Sebut Timnas U23 Indonesia Main Tanpa Rasa Takut

Pengamat Malaysia Sebut Timnas U23 Indonesia Main Tanpa Rasa Takut

Timnas Indonesia
Hasil New England Vs Inter Miami 1-4: Dikejutkan Gol 37 Detik, Messi Mengamuk

Hasil New England Vs Inter Miami 1-4: Dikejutkan Gol 37 Detik, Messi Mengamuk

Liga Lain
Aji Santoso Sebut Prestasi Timnas U23 Indonesia Bukan karena Keberuntungan

Aji Santoso Sebut Prestasi Timnas U23 Indonesia Bukan karena Keberuntungan

Timnas Indonesia
Berjaya di Eropa, Sayu Bella Raih Kemenangan Balap Sepeda untuk Kedua Kalinya

Berjaya di Eropa, Sayu Bella Raih Kemenangan Balap Sepeda untuk Kedua Kalinya

Sports
Mo Salah Ribut dengan Klopp: Akan Ada Api jika Saya Berbicara

Mo Salah Ribut dengan Klopp: Akan Ada Api jika Saya Berbicara

Liga Inggris
Ernando dan Karakter Adu Penalti

Ernando dan Karakter Adu Penalti

Timnas Indonesia
Jadwal MotoGP Spanyol 2024: Balapan Malam Ini, Marc Marquez Start Terdepan

Jadwal MotoGP Spanyol 2024: Balapan Malam Ini, Marc Marquez Start Terdepan

Motogp
Piala Thomas 2024: Jonatan Dikejutkan Lawan, Menang berkat Ubah Pendekatan

Piala Thomas 2024: Jonatan Dikejutkan Lawan, Menang berkat Ubah Pendekatan

Badminton
Jadwal Lengkap Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Vs Uzbekistan

Jadwal Lengkap Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Vs Uzbekistan

Timnas Indonesia
Semifinal Piala Asia U23 2024, Prediksi Klok Tak Ada yang Mustahil untuk Indonesia

Semifinal Piala Asia U23 2024, Prediksi Klok Tak Ada yang Mustahil untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Uzbekistan: Keyakinan Pasukan STY Akan Tetap Menyerang

Indonesia Vs Uzbekistan: Keyakinan Pasukan STY Akan Tetap Menyerang

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com