LIVERPOOL, SENIN - Rencana penjualan 49 persen saham Liverpool ke Dubai International Capital (DIC) diveto Tom Hicks. Salah satu pemilik Liverpool ini tak setuju dengan keinginan DIC yang meminta pembentukan komite untuk mengelola Liverpool.
Dalam pernyataan hari Senin (10/3), Hicks menyatakan menghentikan negosiasi penjualan saham ke salah satu unit usaha pemerintah Uni Emirat Arab itu. "DIC meminta pembentukan komite untuk manajemen klub, sebagai sayarat pembelian saham. Ini tak bisa diterima," tegasnya.
Liverpool sejak setahun ini dimiliki oleh dua pengusaha Amerika Serikat (AS), Tom Hicks dan George Gillet. Keduanya juga mengelola klub olahraga di negaranya. Namun, akhir-akhir ini kepemilikan mereka mendapat protes keras suporter Liverpool, karena dianggap kurang serius membesarkan klub tersebut. Bahkan, para Liverpudian pernah membentangkan spanduk meminta pertolongan DIC agar membeli klub itu. Sebab, DIC dianggap lebih peduli dan serius mengembangkan Liverpool.
Desakan itu akhirnya memuat Hicks dan Gillet memberi jalan kepada DIC untuk ikut menginvestasikan dananya di Liverpool. Mereka menawarkan pembelian saham sebesar 49 persen. Namun, negosiasi terakhir pada awal hari Senin (10/3), menemui kebuntuan.
"Berdasarkan pengalaman saya selama 13 tahun memiliki klub olahraga, juga menimbang situasi di Liverpool dalam setahun terakhir, pembentukan komite tersebut tidak bisa diterima. Sebab, ini akan menyangkut manajemen klub dan gairah suporter yang dipertaruhkan," jelasnya.
"Sebab itu, saya menggunakan hak saya sebagai salah satu pemilik klub untuk menveto penjualan saham kepada DIC," tambahnya.
"Saya dan kolega saya (Gillet), akan berusaha mencari pilihan lain berkenaan dengan kepemilikan klub untuk mencari format terbaik, juga menyusun struktur organisasi serta keuangan klub yang terentang dalam jangka panjang," jelas Hicks.
Sejak awal Hicks memang kurang berminat menjual sahamnya. Sementara, George Gillet sangat ingin menjual saham yang dia miliki. Bahkan, dia bersedia menjual 50 persen sahamnya. Hanya saja, dalam perjanjian, Gillet tak bisa menjual begitu saja tanpa persetujuan partnernya, Tom Hicks.
Sementara itu menurut versi DIC beberapa hari lalu, Hicks dan Gillet menawarkan harga yang sangat tinggi. Meski tak disebutkan nominalnya, namun menurut DIC jika tawaran itu diambil, maka akan terjadi revolusi penjualan klub.
Kenyataan ini dianggap sebagai langkah mundur bagi suporter Liverppol. Sebab, mereka sangat ingin DIC yang memiliki klub tersebut. (AP/HPR)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.