Di dalam negeri, kita akan merayakan pesta demokrasi, momen yang akan menentukan arah dan masa depan bangsa.
Sementara di panggung dunia, kita akan turut serta, ambil bagian dalam pelaksanaan Olimpiade 2024 di Paris, Perancis.
Karena bertepatan atau dilaksanakan pada tahun politik, maka selain menorehkan prestasi, harapannya olahraga tetap menjadi instrumen pemersatu bangsa.
Olimpiade yang ke-33 ini dapat menjadi momentum yang tepat bagi kita membuktikan tekad, kekompakan, dan kekuatan sebagai bangsa berperadaban tinggi.
Sehingga tak berlebihan bila tema besar keikutsertaan kita di Olimpiade kali ini adalah “Menjaga Merah Putih”.
Satu kalimat yang terdengar sederhana, tapi membawa pesan yang kuat bahwa kepentingan bangsa dan Merah Putih, mesti di atas kepentingan kelompok, apalagi ambisi pribadi.
Selain itu, dan perlu menjadi catatan kita bersama bahwa keikutsertaan dan prestasi di ajang Olimpiade bukan hanya tentang keunggulan atlet secara individu, tetapi juga membawa pengaruh atau dampak positif yang luas pada tingkat nasional dan internasional.
Itu artinya, partisipasi dan keikutsertaan suatu negara dalam Olimpiade, ajang multi event olahraga terbesar di dunia, adalah menjadi penting dan strategis.
Antara lain, prestise dan citra positif bakal menyertai. Performa atlet yang baik dari tiap negara di Olimpiade dapat meningkatkan citra positif negara tersebut di mata dunia, menciptakan identitas bangsa yang kuat dan merangsang kebanggaan nasional.
Selain itu dalam konteks pergaulan dunia, ikut perhelatan Olimpiade semacam berada dalam etalase untuk saling mengenal, dan akan positif terhadap hubungan diplomatik atau relasi antarbangsa.
Olimpiade adalah platform untuk membangun hubungan diplomatik melalui olahraga, memperkuat ikatan antarnegara, dan meningkatkan kerja sama internasional, angin segar bagi perdamaian dunia.
Juga akan berkontribusi pada pengembangan olahraga nasional. Keikutsertaan dalam Olimpiade dapat memotivasi dan mendorong program pelatihan, meningkatkan kualitas atlet, serta merangsang minat masyarakat terhadap kebugaran dan olahraga.
Atmosfer pelaksanaan Olimpiade yang dipromosikan di dalam negeri, juga akan mendorong edukasi dan inspirasi, sehingga meningkatkan kesadaran masyarakat akan olahraga, kesehatan, dan semangat kompetisi, memberikan inspirasi bagi generasi muda.
Dengan begitu nilai-nilai positif yang menjadi semangat Olimpiade seperti keberagaman, kerja sama, dan perdamaian di tingkat global dapat ikut terangkat.
Namun yang paling penting dari semua itu adalah Olimpiade ikut mendorong penguatan identitas dan kebanggaan nasional, atau rasa nasionalisme.
Keikutsertaan atlet di Olimpiade juga dapat turut menggalang dukungan publik, dan menciptakan ikatan sosial yang lebih kuat antarwarga bangsa melalui prestasi olahraga.
Keberhasilan atlet dalam Olimpiade menciptakan prestise nasional, meningkatkan citra positif negara di tingkat internasional, dan menunjukkan kemampuan serta semangat kompetitif dari satu bangsa/negara.
Prestasi di Olimpiade juga turut memicu rasa patriotisme, kebanggaan nasional, dan solidaritas di antara warga negara, juga dunia.
Kita semua tentu bakal terharu dan bangga bila menyaksikan Indonesia Raya dikumandangkan dan Merah Putih dikibarkan, saat medali emas diraih. Itu mengapa dukungan kita, sebagai warga bangsa, penting dalam setiap keikutsertaan di Olimpiade.
Persiapan dan kesiapan
Sejauh ini kita sudah punya lima tiket Olimpiade, antara lain: Panahan (Arif Dwi Pangestu dan Diananda Choirunisa); Gymnastic dari disiplin artistik (Rifda Irfanaluthfi); serta dua atlet Sport Climbing (Desak Made Rita dan Rahmad Adi Mulyono).
Sekalipun kita memang baru mengamankan lima tiket Olimpiade, tapi ini adalah langkah maju, mengingat dua cabang olahraga yang sudah masuk (Gymnastic dan Sport Climbing) merupakan catatan atau sejarah baru dalam partisipasi di Olimpiade Indonesia.
Peluang masih terbuka terutama dari cabang olahraga yang telah lolos di atas. Misalnya dari Sport Climbing yang punya potensi mendapatkan kuota maksimal, begitu juga dengan panahan yang masih berjuang mengejar kuota di nomor beregu.
Berita menggembirakan juga datang dari Weightlifting atau Angkat Berat, dua atlet kita sudah masuk dalam posisi aman, Badminton masih terus dalam perburuan "poin race to Paris" yang akan berlangsung hingga April, ada pula Surfing, Rowing, dan tentunya Akuatik.
Meski dalam torehan positif, beberapa hari terakhir, saya mengikuti, terutama melalui media sosial, ada saja spekulasi atau kekhawatiran, bahkan boleh dibilang pesimisme Indonesia terancam paceklik kontingen.
Semua itu tentu menjadi motivasi tersendiri. Sebagai Ketua Komite Olimpiade Indonesia dari awal saya sudah berkomitmen, agar atlet yang diikutsertakan ke Paris harus lebih banyak, atau meningkat jumlahnya dibandingkan Olimpiade edisi sebelumnya.
Kita harus optimistis, ibarat balapan, kita tak boleh berspekulasi sebelum menyentuh garis finis. 'Bounce back' dan menyalip di tikungan itu biasa, dan dari sini kita belajar dan tumbuh, untuk mengukir prestasi.
Mengutip pernyataan Baron Pierre de Coubertin, bapak Olimpiade modern:“The important thing in life is not the triumph but the struggle; the essential thing is not to have conquered but to have fought well.”
“Bagian terpenting dalam kehidupan bukanlah kemenangan, melainkan perjuangan; yang penting bukan hanya menang, melainkan berjuang dengan baik," artinya kurang-lebih begitu.
Jadi, kita terus berjuang dan memberikan yang terbaik hingga akhir, dan kapan akhirnya? Ketika penutupan kualifikasi pertengahan tahun ini.
Sebagai bentuk ikhtiar ke arah itu, atlet-atlet yang telah dipastikan lolos, kemudian akan didampingi langsung oleh Chef de Mission, agar fokus atlet hanya satu: mengumandangkan Indonesia Raya di Paris, dan itu artinya pulang membawa medali emas.
Sesuai peran Komite Olimpiade Indonesia, yang tertuang dalam Olympic Charter Rules 27 and 28, pada akhir 2023 lalu, kami pun telah membentuk "Task Force Olimpiade Paris" yang bertujuan mengawal kualifikasi atlet.
Begitu pula pada 5 Januari 2024 kemarin, kami juga telah menunjuk saudara Anindya Novyan Bakrie, sosok yang punya kepedulian terhadap kemajuan olahraga nasional, Ketua Umum PB Akuatik Indonesia, sebagai "Chef de Mission" Olimpiade 2024 Paris.
Semoga dengan ini kontingen Indonesia bakal meraih setidaknya lebih dari dua medali emas, yang merupakan jumlah medali emas terbanyak yang sejauh ini dapat diraih Indonesia di ajang perhelatan Olimpiade.
Sekali lagi, Komite Olimpiade Indonesia, mengajak kita semua, seluruh masyarakat Indonesia di mana pun, dalam kapasitas masing-masing, untuk terus ada dalam komitmen yang sama, memberikan dukungan bagi kejayaan olahraga Indonesia.
Perjuangan menjaga Merah Putih tidak hanya di lapangan, tetapi juga di setiap doa, detak jantung dan napas kita. Terlebih ini adalah tahun politik, momentum kita memberikan kado terindah untuk Ibu Pertiwi.
Berjuang mengumandangkan Indonesia Raya di panggung dunia, sembari ‘Menjaga Merah putih’ menunjukkan kedigdayaan bangsa kita, Indonesia.
Salam olahraga! Jaya!
https://bola.kompas.com/read/2024/01/06/15385228/indonesia-menuju-olimpiade-2024-paris