KOMPAS.com – Sungguh ironi melihat perjalanan PSM Makassar pada musim ini. Mengawali Liga 1 2023-2024 dengan status sebagai juara bertahan musim lalu, PSM kini justru terseok-seok dihantam berbagai masalah.
PSM diharapkan bisa mengulang penampilan apik musim sebelumnya yang secara mengejutkan mampu menyingkirkan tim-tim kuat bertabur bintang, seperti Persib Bandung, Persija Jakarta, Bali United, dan Borneo FC untuk menjadi juara pada akhir musim 2022-2023.
Meski tak banyak melakukan perombakan komposisi pemain musim lalu, langkah PSM untuk bisa kembali bersaing di jalur perebutan gelar juara musim ini bisa dibilang kansnya cukup berat.
Masalah internal yang menerpa tim, terutama terkait dengan finansial, membuat performa PSM angin-anginan.
Saat ini, PSM berada di posisi ke-11 klasemen sementara Liga 1 2023-2024 dengan perolehan 29 poin, dari rincian 7 kali menang, 8 kali imbang, dan 8 kali kalah.
Untuk finis di posisi empat besar, untuk bisa menembus babak championship, belum sepenuhnya tertutup bagi PSM.
Namun, jarak sembilan poin dengan PSIS Semarang yang berada di posisi ke-4 dengan perolehan 38 poin tentu bukan pekerjaan yang mudah bagi pelatih PSM, Bernardo Tavares.
Ia mengungkapkan ujian yang diterima PSM sangatlah berat. Namun, itu juga yang membuat tim lebih istimewa dibandingkan dengan tim-tim lainnya.
"Bila menjalani banyak kesulitan, kalau misalnya ada orang lain di posisi kami sekarang mungkin mereka sudah tidak ada di sini," ucap pelatih asal Portugal itu.
Ia pun memberikan apresiasi tertinggi kepada pemain-pemain yang mau bertahan hingga saat ini. Kebersamaan menjadi satu-satunya kekuatan yang membawa tim bisa sampai sejauh ini.
"Penting juga saya sampaikan berkali-kali kami senang dan susah sama-sama," kata Bernardo Tavares.
"Seperti yang kalian ketahui ketika kami sedang dalam kesulitan keadaan dan saya selalu sampaikan kami menang sama-sama dan kalah sama-sama," ucapnya.
Sementara itu, beberapa waktu lalu Direktur Utama PT PSM, Sadikin Aksa, telah mengakui dan menjelaskan keadaan klub yang dalam tidak kondisi baik-baik saja.
Ia tidak menampik ada masalah finansial yang menyebabkan terjadinya penunggakan gaji pemain dan ofisial klub.
Faktornya banyak, mulai dari kurang sponsor, pemasukan penjualan tiket yang kurang maksimal karena kandang Stadion Gelora BJ Habibie yang terlalu jauh, serta aksi boikot dari suporter.
Namun, ia menegaskan tidak tinggal diam. Manajemen berusaha keras untuk memenuhi seluruh hak anggota tim walaupun sempat terjadi keterlambatan.
https://bola.kompas.com/read/2023/12/28/19000068/ironi-perjalanan-sang-juara-bertahan-psm-di-liga-1-2023-