Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Band Thrash Metal Kota Malang Menolak Tragedi Kanjuruhan Dilupakan

Banyak warganet yang memberikan apresiasi atas kepedulian mereka terhadap usut tuntas tragedi sepak bola paling buruk di indonesia itu.

Dazzle pun berharap tindakan kecil ini bisa menjaga api perjuangan mencari keadilan untuk terus berkobar.

“Dan momen kami tampil di Rock In Solo merupakan kesempatan yang tepat untuk kembali menyuarakan tentang hal ini ke masyarakat luas lagi. Semoga upaya kecil yang kami lakukan ini bisa memberikan suntikan semangat untuk pihak-pihak yang masih memperjuangkan keadilan,” tutur El salah satu gitaris perwakilan Dazzle kepada Kompas.com.

Band yang digawangi Agan (vokal), El (gitar), Chris (gitar), Syahidan (bass) dan Adyan (drummer) tersebut menampilkan slide show pesan terkait Tragedi Kanjuruhan sebagai konten visual di layar LED.

Slide show tersebut meliputi pesan ‘no one single win can replace the death of us (tidak ada satu kemenangan yang bisa menggantikan kematian kami)’.

Angka 135 yang merujuk pada jumlah korban meninggal.

Kemudian logo pita hitam dengan angka 01-10 yang merujuk tanggal kejadian 1 Oktober 2022. Serta pesan ‘Justice for Kanjuruhan (keadilan untuk Kanjuruhan)’.

Iringan hentakan musik cadas yang dibawakan Agan dkk membuat pesan-pesan tersebut semakin menggetarkan hati.

Melalui aksi ini Dazzle ingin mengajak orang-orang untuk terus membicarakan Tragedi Kanjuruhan. Untuk merawat ingatan bahwa 135 korban jiwa yang gugur dalam tragedi berdarah sepak bola Indonesia itu belum mendapatkan keadilan.

“Alasan kami menyuarakan tentang Tragedi Kanjuruhan di Rock In Solo didasari rasa simpati dan empati ke seluruh korban yang sampai saat ini sampai sekarang belum mendapatkan keadilan seadil-adilnya. Besar harapan kami bahwa kasus ini bisa diselesaikan sesuai tuntutan para korban tragedi Kanjuruhan,” ujar El yang berposisi sebagai gitaris.

“Kami menyiapkan khusus untuk Rock In Solo, total set list ada 9 lagu dan untuk slide Kanjuruhan kita mulai pada sebelum lagu revenge is mine dimainkan,” imbuhnya.

Sementara itu pemerhati musik rock dan metal asal Kota Malang, Samack menyambut positif banyaknya musisi yang ikut memperjuangkan Tragedi Kanjuruhan melalui karya maupun aksi panggung.

Baginya fenomena ini menunjukan bahwa Tragedi Kanjuruhan ini diakui sebagai tragedi kemanusiaan yang luar biasa.

“Jadi makin lantang dan menyebar isunya ke segala kalangan. Apalagi ini soal tragedi kemanusiaan, semua perlu menyuarakan, enggak cuma wilayah suporter bola saja,“ ucapnya kepada Kompas.com.

Pria yang merintis Solidrock Magazine tahun 2000an tersebut mengatakan musik dan sepak bola mempunyai hubungan yang sangat dekat.

Ia pun menggambarkan hampir semua penikmat sepak bola juga merupakan penikmat musik. Terbukti di setiap pertandingan di stadion akan selalu ada musik yang di lantunkan, seperti anthem atau lagu-lagu bertema suporter.

Selain itu penikmat musik juga banyak yang menjadi penikmat sepak bola dan penggemar klub lokal di kotanya.

Tak mengherankan sepak bola dan musik memiliki satu frekuensi yang sama dalam hal Tragedi Kanjuruhan ini.

“Ketika disuarakan di musik lewat panggung atau lagu akan bikin awareness di komunitas musiknya. Don't stop talking about Kanjuruhan, in anyways. (jangan berhenti membicarakan Kanjuruhan apapun sarananya),” pungkas penggemar Liverpool itu.

https://bola.kompas.com/read/2023/12/13/11300018/band-thrash-metal-kota-malang-menolak-tragedi-kanjuruhan-dilupakan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke