KOMPAS.com – Kejaksaan Anti-Doping Italia memberikan tuntutan larangan bermain di sepak bola selama empat tahun untuk gelandang Juventus, Paul Pogba.
Menurut laporan Football Italia, Paul Pogba akan menjalani skors empat tahun dalam sepak bola jika tak ada proses banding.
Kasus Pogba bermula saat dirinya dikenai skors sementara oleh Badan Anti-Doping Italia, NADO, setelah gagal melewati tes doping pada 20 Agustus 2023 silam, seusai duel Liga Italia Udinese vs Juventus.
Oleh sebab itu, Pogba perlu memberikan sampel kedua untuk memastikan sang gelandang Perancis itu positif doping atau tidak.
Ternyata, Pogba memang memiliki kandungan testosterone dalam sampel B.
Sampel B Pogba diperiksa di Klinik Acqua Acetosa di Roma, Italia. Melalui pemeriksaan lanjutan itu, Pogba tetap dinyatakan positif testosterone.
Testosterone adalah kandungan dilarang di dunia sepak bola. Sebab, masuk kategori doping yang bisa meningkatkan ketahanan tubuh atlet secara signifikan.
Menurut regulasi FIFA, seoarang pemain bisa dikenakan sanksi larangan bermain selama dua hingga empat tahun jika terbukti mengonsumsi doping.
Tentunya, kabar ini terasa tak mengenakkan bagi Juventus. Apalagi, Pogba menjadi gelandang yang diharapkan bisa membawa Bianconeri berjaya.
Sejauh ini, pemain berusia 30 tahun itu hanya bermain 52 menit dalam laga kompetitif bersama Juventus pada musim 2023-2024.
Padahal, Juventus telah berinvestasi dengan menawarkan gaji bersih per tahun senilai 8 juta (sekitar Rp 133 miliar) untuk Pogba.
Namun, Tuttomercato mengabarkan Juventus telah menurunkan gaji Pogba menjadi 42.000 euro (sekitar Rp 703 juta) selama menjalani skors.
Jika Pogba diskors selama empat tahun, media Italia meyakini Juventus akan mengakhiri kontrak sang juara Piala Dunia 2018 bersama Perancis itu secara sepihak.
https://bola.kompas.com/read/2023/12/07/20500088/pogba-dituntut-hukuman-4-tahun-karena-doping-kans-juventus-putus-kontrak