KOMPAS.com - Kontingen Indonesia finish di urutan ke-13 saat mengikuti Asian Games 2022 edisi ke-19 di Hangzhou, China pada 23 September - 8 Oktober 2023.
Indonesia memperoleh total 36 medali, yakni 7 emas, 11 perak, dan 18 perunggu.
Sebanyak 7 emas dihasilkan dari cabor menembak, wushu, balap sepeda, angkat besi dan panjat tebing hingga dayung.
Kemudian 11 perak dan 18 perunggu dari 45 negara kontestan.
Hasil ini menjadi prestasi tinggi tim Merah Putih di ajang Asian Games ketika berlaga di luar kandang sejak 45 tahun silam.
Meski begitu, hasil ini memang meleset dari target yang dicanangkan sebelumnya yakni berada di 12 besar dengan perolehan minimal 8 medali emas.
Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo meminta maaf atas melesetnya hasil dari yang dicanangkan sebelumnya.
"Saya ingin mengucapkan permohonan maaf pada seluruh masyarakat Indonesia dan Bapak Presiden RI karena target dari beliau 10 besar tidak tercapai. Harus kita akui meleset walaupun sangat sedikit, satu medali lagi dan satu peringkat lagi. Kita ada di peringkat 13 dan tujuh medali emas" kata Menpora Dito di Jakarta, Minggu (8/10/2023).
Meski meleset, perolehan 7 emas, 11 perak dan 18 perunggu dari para pahlawan olahraga Indonesia di pentas Asian Games 2022 yang berlangsung tahun 2023 ini patut diapresiasi.
Pasalnya, torehan ini merupakan hasil terbesar sejak 45 tahun silam ketika berlaga di luar kandang.
Melansir hangzhou2022.cn, Indonesia tercatat sudah 19 kali berpartisipasi di Asian Games sejak 1951 lalu. Pasang surut prestasi dialami atlet-atlet Bumi Pertiwi.
Dalam perjalanannya, Merah-Putih mengawali penampilan di Asian Games dengan torehan lima medali perunggu.
Setelah itu, prestasi Indonesia mulai menunjukkan ke arah yang positif. Pada Asian Games 1962, Indonesia merebut 11 medali emas.
Hasil ini menjadi yang terbaik dalam empat penyelenggaraan sebelumnya.
Namun, di Asian Games 1966, perolehan medali Indonesia kembali menurut.
Tercatat Indonesia hanya merebut 5 medali emas, dan menyusut pada 1970 dengan meraih dua medali emas.
Emas itu berasal dari cabang olahraga bulutangkis nomor men's team dan tinju di nomor Men's 75kg atas persembahan Wiem Gomies.
Pada Asian Games 1978, perolehan medali emas Indonesia mulai membaik. Mereka merebut delapan keping emas, sebelum akhirnya kembali menyusut perolehan medali emasnya.
Indonesia mencapai puncak prestasi terbaiknya di Asian Games pada 2018. Saat itu, Jakarta-Palembang menjadi tuan rumahnya.
Mereka merebut 31 medali emas dan merebut posisi ke-4. Terbaik selama mengikuti penyelenggaraan Asian Games.
Pencak silat menjadi cabang olahraga penyumbang prestasi terbanyak, yaitu 14 medali emas.
Kemudian disusul panjat tebing dengan perolehan tiga medali emas, serta bulutangkis, balap sepeda, paragliding, yang masing-masing menyumbangkan dua medali emas.
Terkait hal ini, Menpora Dito Ariotedjo mengatakan segera mengevaluasi dan duduk bersama dengan cabor olahraga yang turun di Asian Games 2022 Hangzhou.
"Evaluasi pasti akan dilakukan, terutama untuk beberapa cabor yang tidak memenuhi target medali. Hasil yang dicapai memang tidak sesuai harapan presiden," ucap Menpora.
" Namun menurut data yang kami pegang, 7 emas merupakan perolehan emas tertinggi semenjak 1978 diluar 2018 saat kita tuan rumah," ujarnya, menambahkan.
Meski demikian, keberhasilan yang baru bisa dicatatakan lagi setelah terakhir pada 1978 tersebut bukan berarti akan membuat Kemenpora berpangku tangan.
Dia menyebut, evaluasi ke depan justru akan dilakukan.
Namun, bukanlah untuk mencari siapa yang salah, melainkan untuk menemukan apa yang jadi kekurangan sehingga akan diperbaiki lagi pada tahun-tahun berikutnya.
Dengan begitu, prestasi olahraga Indonesia bisa semakin baik menyambut multievent internasional lainnya ke depan.
https://bola.kompas.com/read/2023/10/09/05331158/menpora-akan-evaluasi-hasil-indonesia-di-asian-games