KOMPAS.com - Pelatih Bali United, Stefano Cugurra, mengaku kecewa jika Piala Dunia U20 2023 batal digelar di Indonesia.
Sebab, Bali United sudah banyak berkorban sampai mempengaruhi performa klub dalam Liga 1 2022-23.
Seperti diketahui, Bali United terpaksa terusir dari kandangnya sendiri, Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, sejak putaran kedua Liga 1 2022-2023.
Ini terjadi lantaran ada proses renovasi stadion untuk dipersiapkan sebagai salah satu venue Piala Dunia U20 yang akan berlangsung 25 Mei-11 Juni 2023.
Bali United dengan besar hati menjadi tim musafir demi kelancaran proses persiapan Piala Dunia U20 di Bali. Mereka menumpang di kandang PSS Sleman, Stadion Maguwoharjo Sleman.
Itu menjadi keputusan berat, sebab tim berjuluk Serdadu Tridatu harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk operasional tim selama menjalani laga home di luar markas.
Selain itu, pemain juga dipaksa jauh dari rumah dan keluarga dalam jangka waktu yang sangat panjang. Ini mempengaruhi kualitas mental pemain.
Dampaknya pun cukup terasa. Semenjak putaran kedua, performa Bali United berangsur-angsur merosot.
Tim tidak mampu memetik kemenangan dalam enam pekan pertama pada putaran kedua.
Secara total semenjak jadi tim musafir di putaran kedua, Bali United hanya mampu menang empat kali. Enam pertandingan lainnya berakhir imbang dan empat kali kalah.
“Renovasi stadion bagus sekali dari sebelum-sebelumnya. Tapi kami menghormati regulasi yang yang membuat kami tidak boleh main di sana. Itu penting untuk persiapan Piala Dunia U-20,” terangnya.
Belum lagi gelontornan dana yang sudah dikeluarkan dalam prose renovasi juga tidak sedikit.
Proses renovasi stadion yang berada di Gianyar tersebut menelan dana senilai Rp 152,9 miliar.
Jumlah tersebut belum stadion lainnya seperti Gelora Bung Tomo Surabaya yang menelan Rp 100 miliar, Stadion Manahan sebesar Rp 78,8 miliar dan stadion lainnya.
Seluruh pengorbanan tersebut akan berakhir sia-sia jika Piala Dunia U20 batal dilaksanakan di Indonesia.
Stefano Cugurra berharap pembatalan Piala Dunia U20 di Indonesia hanya berakhir sebagai isu belaka.
“Mudah-mudahan tidak terjadi. Kami berpikir positif seharusnya tetap diselenggarakan di Indonesia untuk semua yang suka sepak bola di Indonesia,” tutur pelatih asal Brasil.
“Kita bisa nonton Piala dunia di sini. Kita harus tetap berpikir positif masih tetap di sini,” pungkasnya.
https://bola.kompas.com/read/2023/03/28/19190088/ingat-pengorbanan-besar-bali-united-teco-berharap-piala-dunia-u20-tetap-di