Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terlalu Mudah Tinggalkan Milan Setelah Scudetto, tetapi Itu Bukan Pilihan Ibrahimovic

Membuat perbedaan menjadi alasan sosok yang kerab mendapat sebutan Ibrakadabra tersebut masih ingin bertarung di atas lapangan hijau.

Ibrahimovic mengungkapkan hal tersebut kepada Calciomercato.com. Dia menjawab alasan tak mau pensiun setelah membawa AC Milan meraih scudetto musim lalu.

"Meninggalkan Milan setelah meraih gelar juara merupakan hal yang terlalu mudah," ujar mantan bintang Paris Saint-Germain dan Juventus ini dikutip dari Football Italia.

"Itu bukan akhir yang cocok bagiku. Saya di sini untuk membuat perbedaan, jika tidak, saya tidak berada di sini. Saya tak ingin berbicara tentang usiaku, saya harus menunjukkan banyak hal untuk membuktikan kepada mereka yang mengira saya sudah tamat bahwa mereka salah."

"Saya menjalani tiga operasi dalam 14 bulan tetapi ada momen ketika lututku membaik. Saya berada di terowongan dan tidak bisa melihat cahaya di ujungnya, tetapi beruntung saya sudah membaik."

Ibrahimovic menegaskan, dirinya tak pernah kata menyerah. Tantangan membuatnya makin bergairah, apalagi banyak tulisan tentang masa mudanya di mana dia diprediksi bakal menghadirkan keonaran.

"Anda para jurnalis juga membantuku dalam awal karierku. Ketika saya muda, anda menulis bahwa saya berbeda, egosentris dan pembuat masalah. Anda telah membantuku selama ini," tambah Ibrahimovic.

Ibrahimovic baru saja membuat sejarah. Dia tercatat sebagai pemain tertua yang mencetak gol dalam sejarah Serie A, kasta tertinggi Liga Italia.

Itu dilakukannya ketika AC Milan takluk 1-3 dari Udinese di Dacia Arena, Minggu (19/3/2023). Satu-satunya gol Rossoneri, julukan AC Milan, dicetak Ibrahimovic dari titik penalti.

Sejarah itu melengkapi persembahan Ibrahimovic yang ikut membantu Milan meraih gelar juara Serie A musim 2021-22.

Scudetto musim lalu tersebut mengakhiri 11 tahun penantian Rossoneri merengkuh kembali trofi kasta tertinggi Liga Italia.

"Saya dipuji sebagai pencetak gol tertua di Serie A, tetapi saya tak menginginkan rekor itu karena saya sudah tua. Saya menginginkannya karena saya adalah diri saya sendiri," ujar eks penyerang Barcelona ini.

"Saya sedang makan malam bersama tim kemarin dan memberi tahu mereka (rekan-rekannya): 'Anda pikir saya bodoh, apa yang saya lakukan di sini pada usiaku?'"

"Tetapi anda akan melihat waktu berlalu dan ketika anda mendekati 40, anda akan takut berhenti dari sepak bola. Anda bakal panik, jadi nikmatilah apa yang anda milik sekarang."

Ibrahimovic kembali ke San Siro pada musim dingin 2020 setelah meninggalkan rival sekota Inter Milan tersebut pada Agustus 2010.

Sebelumnya, dia sempat memperkuat Juventus (2004-2006), lalu pindah ke Inter (2006-2009), kemudian bergabung dengan Barcelona pada 2009.

Performa yang kurang ciamik di Camp Nou membuat Barca meminjamkan Ibrahimovic ke Milan pada 2010 lalu dipermanenkan pada Juli 2011.

Semusim kemudian, Ibrahimovic bergabung dengan PSG, lalu pindah ke Manchester United (2016-2018).

Dua musim berseragam Man United, Ibrahimovic memutuskan hengkang dari Old Trafford. Dia merumput di MLS bersama klub elite Liga Amerika Serikat, LA Galaxy, sebelum kembali ke San Siro pada Januari 2020 hingga sekarang.

https://bola.kompas.com/read/2023/03/22/09400068/terlalu-mudah-tinggalkan-milan-setelah-scudetto-tetapi-itu-bukan-pilihan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke