KOMPAS.com - Kekecewaan Persebaya terhadap kepemimpinan wasit Agus Fauzan berbuntut panjang. Manajemen Bajul Ijo berencana mengirim surat protes kepada PSSI.
“Insya Allah kami akan mengirim surat protes ini. Surat protes pertama Persebaya di era pak Erick Thohir,” ujar manajer Persebaya, Yahya Alkatiri.
Pada pekan ke-31 Liga 1 2022-2023, dalam laga melawan Persik di Stadion Brawijaya, Kediri, Sabtu (18/3/2023), Persebaya dibuat meradang oleh kepemimpinan wasit Agus Fauzan.
Laga Persik vs Persebaya yang bertajuk derbi Jawa Timur tersebut berakhir dengan skor 1-0 buat kemenangan tim tuan rumah.
Gol kemenangan Persik lahir dari sepakan penalti Flavio Silva pada menit ke-80.
Agus Fauzan, wasit berusia 35 tahun, dianggap melakukan beberapa kelalaian yang merugikan Persebaya.
Surat protes yang dilayangkan manajemen merupakan puncak kekecewaan Persebaya terhadap Agus Fauzan.
Sebab, bukan kali pertama sang wasit tersebut dinilai merugikan Persebaya.
Melalui surat protes ini, Persebaya juga mencoba mengingatkan kepada PSSI bahwa kualitas wasit masih menjadi masalah serius.
Janji tentang perubahan terkait perwasitan di Liga 1 sudah berulang kali diumbar, yang lantas ditegaskan lagi oleh Ketum PSSI periode 2023-2027, Erick Thohir.
Persebaya coba menindaklanjuti janji tersebut.
“Ternyata ya sampai sekarang belum ada pembenahan. Kan sudah dilihat sendiri tidak ada pembenahan,” tutur Yahya Alkatiri.
Pelatih Persebaya, Aji Santoso, juga ikut menagih janji Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang bertekad melakukan revolusi sepak bola Indonesia.
Aji Santoso mengharapkan masalah wasit ini diprioritaskan, karena menjadi dasar dari sebuah kompetisi yang berkualitas.
Di mata sang pelatih Persebaya, kompetisi yang berkualitas dibutuhkan untuk menjadi "Kawah Candradimuka" pemain-pemain, yang nantinya akan menunjang prestasi timnas Indonesia.
“Pak Erick Thohir mengatakan sambil membenahi untuk timnas berprestasi, yang pertama harus membenahi wasit, Beliau menyampaikan seperti itu sebelum menjadi ketua saya pun memikirkan seperti itu,” kata pelatih berlisensi AFC Pro tersebut.
“Kualitas kompetisi dulu dibenahi, sambil timnas bagaimana bisa berprestasi,” ujarnya melanjutkan.
Aji Santoso menerangkan masalah ini bukan sekadar menang atau kalah.
Ia menilai problem ini sebagai sebuah pelanggaran peraturan yang tidak bisa didiamkan begitu saja. Terlebih, menyangkut nilai-nilai keadilan dalam pertandingan.
“Orang yang tahu sepak bola pasti mengerti dan itu kesalahan yang dibuat-buat atau disengaja. Itu yang saya sayangkan,” ujar mantan pelatih timnas Indonesia itu.
“Saya fair kok. Saya kalah bisa terima ya kalau itu dianggap penalti, ya oke saya terima tapi ya jangan begitu cara memimpinnya. Saya harus berani mengatakan yang benar, yang salah saya sampaikan,” tuturnya mengakhiri.
https://bola.kompas.com/read/2023/03/19/17400098/persebaya-kirim-surat-protes-wasit-pertama-ke-pssi-era-erick-thohir