Thomas Doll Akhirnya Temukan Pesona Sepak bola Indonesia

KOMPAS.com - Setelah 279 hari, dua laga Piala Presiden, 20 pekan Liga 1 2022-2023 dan 22 pertandingan bersama Persija Jakarta, pelatih Thomas Doll akhirnya mengungkapkan kekagumannya terhadap sepak bola Indonesia.

Berdasarkan pengamatannya sepak bola Indonesia memiliki banyak peracik strategi handal serta beragam talenta dan potensi dari pemain.

"Saya terkejut ternyata di liga Indonesia bukan taktik saja yang bagus tapi juga setiap klub mempunyai pemain yang bagus dan setiap pertandingan tandang saya sering terkejut melihat pemain yang bagus," ujar pelatih asal Jerman.

"Mereka juga main bagus, jadi tidak gampang untuk pemain asing kita bermain di Liga 1," tambahnya.

Selain talenta, hal yang membuat Thomas Doll terkesima adalah dedikasi pemain terhadap sebuah pertandingan.

Ia mendapati banyak pemain yang mencurahkan seluruh tenaga dan pikirannya untuk pertandingan.

"Menurut saya setiap pemain dari menit pertama sampai akhir mereka selalu bersungguh-sungguh dan bermain dengan hati," ucap mantan pelatih raksasa Jerman, Borussia Dortmund.

"Seperti yang kita ketahui pemain kita juga berisikan pemain muda banyak u19 jadi masih banyak yang mereka pelajari," imbuhnya.

Kendati demikian ia enggan membanding-bandingkan sepak bola Indonesia dengan negara lain. Sebab ia menikmati kompetisi dengan cara yang berbeda.

Salah satu yang spesial dari sepak bola Indonesia adalah kesempatan untuk menularkan pengalaman dan ilmu yang dimiliki dari perjalanan karirenya.

Ia ingin meninggalkan peninggalan bahwa pernah menjadi bagian dari sepak bola Indonesia.

"itulah kenapa saya senang ada di Indonesia karena saya bisa menginfluence, bagaimana cara bermain dan berlatihnya," ujar mantan pelatih klub Cyprus APOEL Nicosia itu.

"Dan selalu menyenangkan untuk kerja di Indonesia. Karena saya bisa melakukan hal-hal baru di sepakbola di Indonesia," tambahnya.

Sayangnya dibalik kekaguman Thomas Doll, sepak bola Tanah Air memiliki sederet pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Mulai dari masalah evaluasi standar keamanan pertandingan yang sempat berujung pada Tragedi Kanjuruhan. Kemudian yang paling hangat adalah masalah penghentian kompetisi Liga 2 dan Liga 3 yang dianggap sebagai borok tata kelola dan transparansi pengelolaan kompetisi sepak bola.

Untuk masalah tersebut Thomas Doll tak mau berpendapat karena ada pihak-pihak yang lebih layak untuk berkomentar.

"Bahwa untuk keputusan itu saya tidak bisa berkomentar soal hal itu," pungkasnya.