Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Messi: Si Kutu yang Menyihir

Katanya, suatu ketika, lebih sepuluh tahun silam, salah satu legenda sepak bola Brasil, Ronaldinho memberitahunya tentang Lionel Messi.

Ketika itu, kata Bryant, Messi masih berusia 17 tahun, tetapi sudah bermain bersama Ronaldinho di klub sepak bola Spanyol, Barcelona.

“Anak ini pasti akan menggemparkan dunia. Ia bakal menjadi pemain terbaik dalam sejarah dunia,” kata Ronaldinho.

Ronadinho benar. Lionel Messi kini menjadi ikon sepak bola dunia karena kemampuannya yang super, sekaligus prestasinya.

Tatkala Messi mencapai puncak, Ronaldinho telah surut, namun kekaguman Ronaldinho terhadap Messi sama sekali tak pernah surut.

Suatu saat, belum terlampau lama, Messi sedang berada di tengah lapangan, menunggu dimulainya pertandingan, ketika ia masih dikerubuti oleh para pengagumnya, Ronaldinho datang dari jauh, berlari kecil, mendekati Messi.

Begitu berada di depan Messi, Ronaldinho langsung bersujud di depannya, tanda penghargaan dan kekagumannya pada Messi. Ribuan orang telah melakukan hal yang sama di tempat dan waktu yang berbeda.

La Pulga

La pulga berarti si kutu. Sebuah kiasan yang amat tepat dialamatkan ke Messi. Betapa tidak, keliahaian Messi menghindar dari terkaman lawan, dengan cara menyusup dan meliuk, sama dengan pola kehidupan kutu yang berada di kepala manusia. Kutu menyusup dan meliuk di tengah-tengah rambut yang sangat tipis.

Semua orang mengagumi siapa Messi di tengah kepungan lawan main. Makin banyak lawan berihtiar menghalanginya, kian terampil ia meliuk dan menyusup.

Kepiawaiannya menggiring bola tak tertandingi oleh pemain mana pun, termasuk Maradona, idola Messi.

Tatkala ia menggiring, bola seolah lengket dengan kakinya. Karena itu, ia bisa dengan leluasa mengecoh lawan mainnya, dengan berbagai kiat.

Tempo-tempo Messi menggiring bola lalu membalikkan badan 360 derajat untuk melepaskan diri dari ganjalan lawan.

Sesekali ia menyelipkan bola di antara kaki-kaki para lawan, lalu ia berlari sangat kencang meninggalkan para penjegalnya.

Gaya dan kemampuan Messi tersebut seolah tukang sihir yang menyihir kita semua. Ia sungguh-sungguh menguasai seni sepak bola.

Ia bermain bola sekaligus menyihir penonton. Kiat-kiat yang diperagakan dalam lapangan, seolah mimpi, nyaris tak mudah dicerna akal sehat.

Penonton, dalam banyak hal, susah mendefinisikan siapa sesungguhnya Messi: apakah peragaannya adalah fantasi ataukah dunia nyata?

Yang paling pelik untuk dipahami oleh mata adalah kemampuan Messi berlari kencang lalu menembakkan bola ke gawang lawan dan jatuh di pojok atas atau bawah, tanpa mengontrol bola sebelum ditembakkan.

Ataukah, pada saat ia berlari kencang menggiring bola, tiba-tiba penjaga gawang lawan maju menghampiri dan berhadapan dengan dirinya, Messi secara mendadak bisa mencongkel bola ke atas, melampaui kemampuan dan daya jangkau penjaga gawang. Ini keterampilan tingkat dewa karena Messi melakukannya dengan sangat cepat.

Kita juga sangat mengagumi kehandalan Messi dalam melakukan tendangan bebas dari jarak jauh. Bolanya selalu susah ditebak arahnya, karena selain bisa berbelok seketika, juga sangat keras datangnya.

Penjaga gawang lawan selalu tertaklukkan dengan kemampuan Messi tersebut. Semua bertekuk lutut pada Messi.

Saya penggemar sepak bola dan banyak menonton pertandingan, baik melalui televisi atau menonton langsung. Saya belum pernah melihat kehebatan seorang pemain bola mana pun, termasuk Pele, Johan Cruyff, Maradona, seperti kehebatan Messi.

Messi bisa menggiring bola dari lapangan tengah menyusuri garis pinggir lapangan sebelah kanan, melewati banyak pemain lawan, masuk ke arah tengah sedikit, lalu menembakkan bola ke arah pojok kiri bawah di mana penjaga gawang sebenarnya sudah berada dekat pojok gawang tersebut. Tembakan Messi tetap tak bisa dihalau, apalagi ditangkap oleh penjaga gawang.

Ruang tembak Messi hanya sedikit sekali, tetapi toh ia sukses menjaringkan bola ke gawang lawan.

Dunia nyata dan fiksi saat itu, nyaris tak ada bedanya. Messi, si kutu, tukang sihir itu, membuat kita semua kehilangan kata untuk mengaguminya.

Dukungan rakyat

Kini rakyat Argentina didera kepelikan ekonomi. Namun, rakyat Argentina mendeklarasikan kepada dunia bahwa mati kelaparan mereka siap. Yang penting, Messi tetap bermain atas nama Argentina. Tidak peduli menang atau kalah.

Ini adalah sebuah maklumat bahwa Messi adalah personifikasi bangsanya. Ia tidak sekadar kapten yang menjadi tumpuan timnya, tetapi Messi menjadi representasi bangsanya.

Segala kemampuannya di lapangan menjadi pelipur lara dan oase bagi dahaga bangsa Argentina.

Kini, Messi bukan sekadar menjadi pelipur lara, tapi juga pahlawan besar bagi bangsanya. Messi membuat Argentina memenangkan Piala Dunia 2022 setelah menanti selama 36 tahun.

Ia membuat tiga gol dalam partai puncak, yang sekaligus berarti, Messi membawa Argentina memenangkan piala dunia yang ketiga kalinya.

Ia menyempurnakan diri sebagai pesepak bola yang paripurna. Messi menutup karirnya di Piala Dunia dengan gelar pemain terbaik. Ia hebat di klub, juga jumawa di tim nasional.

Messi sempurna sebagai pemain karena mentalnya: sangat tenang dalam kondisi apa pun. Ia juga pemain yang defisit dalam neraca kecurangan. Ia sangat kesatria sebagai seorang atlet dunia.

Dalam partai puncak melawan Perancis yang sangat tegang itu, Messi tetap tenang memimpin teman-temannya.

Dalam adu penalti, Messi tampil sebagai penendang pertama yang mewakili timnya. Ia hanya memejamkan mata sejenak, lalu dengan tenang menendang bola: gol. Di situlah awal kemenangan Argentina.

Messi sesuai pengakuan dan keinginannya, Piala Dunia 2022 ini, adalah kejuaraan piala dunia terahirnya karena usia. Namun, ini adalah kejuaraan dunia yang mengawali legasinya sebagai pemain terbaik sejagad raya.

https://bola.kompas.com/read/2022/12/19/06510538/messi-si-kutu-yang-menyihir

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Tournoi Maurice Revello 2024

Jadwal Timnas Indonesia di Tournoi Maurice Revello 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea, Respons PSSI soal Shin Tae-yong Kena Kartu Merah

Indonesia Vs Guinea, Respons PSSI soal Shin Tae-yong Kena Kartu Merah

Timnas Indonesia
Gia Cedera, Jakarta Pertamina Enduro Akhiri Kontrak

Gia Cedera, Jakarta Pertamina Enduro Akhiri Kontrak

Sports
VAR Mobile Meluncur Ke Arena Championship Series, Teknologi Baru Liga 1

VAR Mobile Meluncur Ke Arena Championship Series, Teknologi Baru Liga 1

Liga Indonesia
Noda Rasialisme Indonesia Vs Guinea: PSSI Wajib Edukasi Fan, Beri Pemahaman

Noda Rasialisme Indonesia Vs Guinea: PSSI Wajib Edukasi Fan, Beri Pemahaman

Timnas Indonesia
Saat Philippe Troussier Tonton Langsung Indonesia Vs Guinea...

Saat Philippe Troussier Tonton Langsung Indonesia Vs Guinea...

Timnas Indonesia
Indonesia Ikut Turnamen Toulon 2024, Gantikan Mesir, Segrup dengan Italia

Indonesia Ikut Turnamen Toulon 2024, Gantikan Mesir, Segrup dengan Italia

Timnas Indonesia
Bali United Vs Persib Pindah Arena: Maung Tak Masalah, Ada Keuntungan

Bali United Vs Persib Pindah Arena: Maung Tak Masalah, Ada Keuntungan

Liga Indonesia
Noda Rasialisme Usai Indonesia Vs Guinea: Tak Sehat, Citra Buruk di Mata Dunia

Noda Rasialisme Usai Indonesia Vs Guinea: Tak Sehat, Citra Buruk di Mata Dunia

Timnas Indonesia
Persib Tatap Championship Series, Motivasi 'Tolak Kalah' dari Bobotoh

Persib Tatap Championship Series, Motivasi "Tolak Kalah" dari Bobotoh

Liga Indonesia
Jadwal Liga Inggris: Man United Vs Arsenal Akhir Pekan Ini

Jadwal Liga Inggris: Man United Vs Arsenal Akhir Pekan Ini

Liga Inggris
Laga Championship Series Bali United Vs Persib Resmi Pindah Arena

Laga Championship Series Bali United Vs Persib Resmi Pindah Arena

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Minta Maaf Usai Warganet Lakukan Aksi Rasis ke Guinea

Timnas Indonesia Minta Maaf Usai Warganet Lakukan Aksi Rasis ke Guinea

Timnas Indonesia
PSSI Kecam Aksi Rasialisme kepada Guinea, Jangan Nodai Perjuangan Timnas Indonesia

PSSI Kecam Aksi Rasialisme kepada Guinea, Jangan Nodai Perjuangan Timnas Indonesia

Internasional
Timnas U17 Putri Indonesia Petik Pelajaran Berharga, Semangat Tak Patah

Timnas U17 Putri Indonesia Petik Pelajaran Berharga, Semangat Tak Patah

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke