KOMPAS.com - Pergelaran Piala Dunia 2022 menarik para pendatang dari seluruh belahan dunia untuk hadir langsung ke Qatar.
Kedatangan para suporter atau penikmat sepak bola di Qatar sekaligus menghadirkan berkah bagi pedagang-pedagang yang berjualan selama perhelatan Piala Dunia 2022.
Nursaida (44) dan Nurhidayah (39) merupakan dua orang asal Indonesia yang merasakan berkah di tengah keberlangsungan Piala Dunia 2022 Qatar.
Mereka bekerja di sebuah gerai makanan bernama Pizzeria Capri yang menawarkan menu khas Italia, yakni piza dan pasta.
Jurnalis KOMPAS.com yang meliput Piala Dunia 2022 Qatar, Ferril Dennys, berkesempatan mewawancarai Nursaida dan Nurhidayah untuk mengulik pengalaman mereka saat berjualan di tengah riuh pesta sepak bola.
Nursaida menceritakan bahwa dirinya sempat kewalahan melayani pesanan piza yang membeludak pada pekan awal pergelaran Piala Dunia 2022.
"Di saat pertama memang ramai, kami kelelahan melayani orang yang pesan, sampai enggak sanggup, saking banyaknya orang," kata Nursaida.
"Bahkan, 100 porsi masih enggak cukup piza-nya, pasta juga," ujar Nursaida saat diwawancarai di depan gerai Pizzeria Capri yang terletak di salah satu area Fan Village Piala Dunia 2022 Qatar.
Setelah itu, Nursaida mengaku sempat bekerja tanpa henti dari pukul 12 siang hingga pukul 2 pagi.
Artinya, Nursaida bersama rekan kerjanya, Nurhidayah, harus berdiri selama 14 jam untuk melayani para pembeli. Mereka pun kesulitan mencari waktu makan dan mengisi perut sendiri.
"Pertama-tama, sampai dua minggu awal itu dari jam 12 siang sampai jam dua pagi, berdiri, enggak sempat buat duduk, bahkan makan. Pas mau pulang baru makan," ucap Nursaida.
Nursaida mengatakan, banyaknya pembeli pada awal pergelaran Piala Dunia 2022 juga membuat dirinya kesulitan memantau proses pembayaran.
"Ada juga yang bayar tapi enggak ngambil makanan, saking lama ngantrinya. Udah bayar, makanannya enggak diambil," kata Nursaida yang kemudian disambut tawa dari Nurhidayah.
Meski sempat kewalahan, Nursaida merasa senang ketika ada pembeli yang memuji rasa piza buatannya.
"Orang-orang luar yang dari Korea, Singapura, selalu kasih jempol rasa makanan di sini, selalu bilang 'good, good'," ucap Nursaida.
Nursaida menjelaskan bahwa Pizzeria Capri merupakan salah satu usaha milik bosnya yang juga disebut memiliki bisnis makanan khas Qatar.
Berdasarkan pernyataannya, Nursaida tampak diperlakukan dengan layak oleh bosnya tersebut.
Bahkan, gajinya tidak dikurangi meski penjualan piza menurun karena suporter yang mulai meninggalkan Qatar.
"Kalau gaji enggak dikurangi, enggak bergantung hasil penjualan. Bahkan, dulu, kalau belum ada orderan kayak gini, di rumah enggak ada kerjaan, dua bulan kemarin enggak kerja, tetap gaji dikasih," kata Nursaida.
"Alhamdulillah, enggak pernah telat juga (gajinya)," kata Nursaida yang mengaku berasal dari Kampung Labuhan Alas, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut.
https://bola.kompas.com/read/2022/12/13/06150088/cerita-penjual-piza-asal-indonesia-di-piala-dunia-qatar-berdiri-14-jam-demi