Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ahn Jung-hwan, Penyerang Korea Selatan yang Sukses Kubur Mimpi Italia pada Piala Dunia 2002

KOMPAS.com - Ahn Jung-hwan mungkin akan selalu diingat sebagai pahlawan oleh masyarakat Korea Selatan (Korsel).

Gol sundulannya ke gawang Italia pada babak 16 besar Piala Dunia 2002 berhasil membawa Korsel melaju ke fase selanjutnya.

Akan tetapi, Ahn Jung Hwan yang saat itu bermain untuk klub Serie A, Perugia, kemudian dianggap musuh oleh publik sepak bola Italia.

Dia dipandang sebagai pembunuh sepak bola Italia karena golnya di menit 117. Ditambah lagi dengan sederet kontroversi pada pertandingan yang digelar di Stadion Daejeon, Korsel.

Berkat sundulannya itu juga Korsel bisa terus melaju hingga babak semifinal Piala Dunia 2022 Korea-Jepang.

Tumbuh bersama trauma

Ahn Jung-hwan mengalami masa kecil yang traumatis. Dia harus dibesarkan oleh neneknya setelah kehilangan kedua orang tuanya.

Sejak kecil dia telah bermain sepak bola, karena klub di daerah tempatnya tinggal memberikan susu dan roti kepada pemainnya.

Tak heran, mimpi Ahn Jung-hwan setelah pensiun dari dunia sepak bola cukup sederhana.

"Saya harap saya akan menjalankan toko kelontong kecil, dan hidup dengan nyaman," kata Ahn Jung-hwan, dikutip dari Goal, Jumat (2/12/2022).

Usai karier atletnya berakhir, Ahn Jung-hwan ternyata tetap melakukan banyak hal. Dia sukses sebagai salah satu host paling terkenal di Korsel, bahkan dia juga memiliki channel YouTube sendiri.

Sebelum Piala Dunia 2002, karier Ahn Jung-hwan di Serie A tak berjalan mulus. Dari 30 laga yang dia lakoni bersama Perugia, Ahn Jung-hwan hanya mampu mencetak 5 gol.

Tak banyak modal yang dia miliki untuk mengarungi turnamen sepak bola paling bergengsi tersebut. Bahkan kepercayaan diri pun hampir tak dimilikinya.

Saat itu, hanya ucapan dari sang manajer, Guus Hiddink, yang selalu dipegangnya. Hiddink mengatakan kepada Jung-hwan bahwa turnamen Piala Dunia 2002 akan mengubah hidupnya, dan ternyata "mantra" itu sungguh terjadi.

Jung-hwan berhasil membayar kepercayaan dari sang manajer dengan mencetak gol ke gawang Amerika Serikat pada babak penyisihan.

Sejak saat itu, Jung-hwan mulai mendapat tempat di tim utama Korsel hingga gol emasnya merobek jala gawang Italia yang dikawal Gianluigi Buffon pada fase 16 besar.

Jalannya pertandingan

Jung-hwan mengakui bahwa saat itu dia tak yakin Korsel bakal bisa menandingi kekuatan Italia yang bertabur bintang.

Jung-hwan seharusnya bisa mencetak gol lebih dini bila tendangan penaltinya tak digagalkan oleh Buffon.

Tim Azzurri unggul terlebih dahulu melalui gol Christian Vieri pada menit 18. Kala banyak orang menganggap langkah Korsel akan terhenti, dua menit sebelum laga berakhir, Seol Ki-Hyeon berhasil menyamakan kedudukan pada menit 88.

Kinerja Byron Moreno dalam mengadili pertandingan mendapat sorotan negatif, bahkan hingga turnamen berakhir.

Puncaknya, ketika Francesco Totti dihadiahi kartu kuning kedua karena dianggap telah melakukan diving.

Tiga menit sebelum babak tambahan berakhir, salah satu bek terbaik Italia sepanjang masa, Paolo Maldini, terlambat melompat untuk menyundul bola umpan yang dilambungkan ke arah kotak penaltinya.

Ahn Jung-hwan berhasil menyambar bola terlebih dahulu. Pertandingan pun langsung berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan Taeguek Warriors, julukan bagi Timnas Korsel.

"Saya sebenarnya mengira bahwa saya melompat terlalu dini dan tidak akan bisa menyundul bola, tapi Maldini salah mengatur waktunya karena saya melompat lebih dulu. Itu adalah keberuntungan besar bagi saya," ujar Jung-hwan.

Gol itulah yang mengantarkan Del Piero Cs pulang lebih cepat sekaligus membawa Jung-hwan ke puncak popularitas.

"Saya ingat ada begitu banyak penggemar yang menunggu saya sehingga saya tidak bisa keluar," ucap Jung-hwan.

Konflik dengan bos Perugia

Kala publik Italia meyakini bahwa kekalahan timnasnya telah diatur, bos Perugia, Gaucci, memilih untuk menyalahkan Jung-hwan atas kekalahan Azzurri.

"Orang itu tidak akan pernah menginjakkan kaki di Perugia lagi. Dia adalah fenomena hanya ketika bermain melawan Italia," ujar Gaucci.

Gaucci menganggap, Jung-hwan telah menghina Italia, negara yang pada dua tahun sebelumnya telah membukakan pintu untuk karier sepak bolanya.

"Saya tidak berniat membayar gaji kepada seseorang yang telah merusak sepak bola Italia," tegasnya.

Tak berselang lama, Gaucci menarik perkataannya, namun Jung-hwan terlanjur sakit hati dengan segala dampak yang muncul akibat pernyataan bosnya tersebut.

Selanjutnya, gagal berlabuh ke klub Inggris, Blackburn Rovers, Jung-hwan bergabung dengan tim J-League, Shimizu S-Pulse.

"Hidup saya bisa berbeda jika saya bermain di Liga Premier, tetapi banyak orang mengatakan kepada saya bahwa mereka sangat bahagia karena saya adalah bagian dari skuad tahun 2002," tutur Jung-hwan.

Dalam wawancaranya dengan FIFA+, Jung-hwan menekankan bahwa dia tak pernah sekali pun menyesal telah membobol gawang Italia pada Piala Dunia 2002.

"Tidak ada undang-undang yang menyatakan saya tidak diizinkan mencetak gol melawan Italia. Ketika saya melihat ke belakang, saya akan menukar seluruh karier saya untuk satu gol tersebut," pungkasnya.

https://bola.kompas.com/read/2022/12/03/05200048/ahn-jung-hwan-penyerang-korea-selatan-yang-sukses-kubur-mimpi-italia-pada-piala

Terkini Lainnya

Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Bawa Indonesia Balik Unggul 2-1 atas India

Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Bawa Indonesia Balik Unggul 2-1 atas India

Badminton
Indonesia Vs Irak, Ketika STY Minta AFC Hormati Semua Tim dan Pemain

Indonesia Vs Irak, Ketika STY Minta AFC Hormati Semua Tim dan Pemain

Timnas Indonesia
Evaluasi Febri Hariyadi, Mulai Dapat Kesempatan Lagi di Persib

Evaluasi Febri Hariyadi, Mulai Dapat Kesempatan Lagi di Persib

Liga Indonesia
Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Balas Kekalahan Ginting, Indonesia 1-1 India

Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Balas Kekalahan Ginting, Indonesia 1-1 India

Badminton
Irak Vs Indonesia, Alasan Shin Tae-yong Fokus Fisik dan Mental Garuda

Irak Vs Indonesia, Alasan Shin Tae-yong Fokus Fisik dan Mental Garuda

Timnas Indonesia
Rekap Persib di Regular Series, Top Assist - Menit Bermain Terbanyak 

Rekap Persib di Regular Series, Top Assist - Menit Bermain Terbanyak 

Liga Indonesia
Irak Vs Indonesia, STY Yakin kepada Rafael Struick

Irak Vs Indonesia, STY Yakin kepada Rafael Struick

Liga Indonesia
Irak Vs Indonesia: Saat STY Masih Terbayang Kekalahan di Semifinal…

Irak Vs Indonesia: Saat STY Masih Terbayang Kekalahan di Semifinal…

Timnas Indonesia
Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23 2024

Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Prediksi Skor dan Susunan Pemain Dortmund Vs PSG di Liga Champions

Prediksi Skor dan Susunan Pemain Dortmund Vs PSG di Liga Champions

Liga Champions
Rekap Hasil Uber Cup 2024, Indonesia Jadi Tim Peringkat 2 Terbaik

Rekap Hasil Uber Cup 2024, Indonesia Jadi Tim Peringkat 2 Terbaik

Badminton
Jakarta Running Festival 2024 Diharapkan Jadi Simbol Persatuan

Jakarta Running Festival 2024 Diharapkan Jadi Simbol Persatuan

Liga Indonesia
Hati-hati Timnas U23 Indonesia, Irak 'Mesra' dengan Penalti

Hati-hati Timnas U23 Indonesia, Irak "Mesra" dengan Penalti

Liga Indonesia
Calvin Verdonk dan Jens Raven Jalani Proses Naturalisasi

Calvin Verdonk dan Jens Raven Jalani Proses Naturalisasi

Liga Indonesia
Hasil Uber Cup 2024: Indonesia Kian Tertinggal 1-2 dari Jepang

Hasil Uber Cup 2024: Indonesia Kian Tertinggal 1-2 dari Jepang

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke