EKSKLUSIF - Legenda AC Milan Ungkap Panggilan Sayang Ancelotti: Kepala Besar…

Eksklusif kepada KOMPAS.com, legenda AC Milan, Daniele Massaro menceritakan momen kedekatannya dengan Carlo Ancelotti.

KOMPAS.com berbicara dengan Massaro dalam rangkaian acara tur trofi scudetto AC Milan “From Milan to Many” di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (13/11/2022).

Dalam kesempatan itu Massaro mengungkap “panggilan sayang” kepada eks rekan setimnya semasa bermain di AC Milan, Carlo Ancelotti.

Massaro dan Ancelotti merupakan teman karib dan selalu berbagi kamar saat laga tandang Milan selama lebih kurang lima musim.

Ancelotti membela Milan pada 1987-1992 sementara Massaro pada rentang 1986-1995.

“Capoccione, big head (kepala besar), terlalu banyak otak,” kata Daniele Massaro diselingi tawa, begitu ditanya soal Carlo Ancelotti.

Secara harfiah, capoccione bermakna kepala besar. Namun, dirilik dari segi makna, kata itu sering dilekatkan kepada orang yang berpendirian kuat atau bisa pula keras kepala.

Daniele Massaro belum selesai bercerita soal sahabat dekatnya, Carlo Ancelotti.

Ternyata, nyaris setiap pagi, Massaro punya sebuah rutinitas dengan Ancelotti.

“Ya, saya sering membantunya menekuk lutut setiap pagi,” kata Massaro kepada KOMPAS.com.

“Ancelotti sangat sulit bangun setiap pagi. Saya lebih mudah bangun. Namun, berkat profesionalisme Ancelotti, kita bisa lihat dia sekarang, tim yang dia latih selalu bisa juara,” tutur Massaro menambahkan.

Semasa aktif menjadi pemain, Carlo Ancelotti yang mengantar AC Milan juara Liga Champions pada 1989 dan 1990, memang pernah diterpa cedera lutut hebat.

Ancelotti bahkan harus pensiun dini di usia 33 tahun karena problem cedera lutut tersebut.

Massaro melihat ada kemiripan Ancelotti dengan pelatih legendaris Milan yang disebut-sebut meletakkan dasar sepak bola modern, Arrigo Sacchi.

“Dia punya tujuan seperti Arrigo Sacchi dan beruntung dia bermain di tim yang spesial. Semua sudah melihat kualitas Ancelotti sebagai pelatih,” tutur Massaro.

Ancelotti saat ini merupakan satu-satunya pelatih yang mampu mengoleksi empat trofi juara Liga Champions.

Titel kampiun Liga Champions dirasakan Ancelotti kala membesut Milan (2003 dan 2007) serta Real Madrid (2014 dan 2022).