Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Piala AFF U19 dan Perubahan Iklim Sepak Bola Indonesia

INDRA Sjafri dengan timnas U19 Indonesia dan U23. Fakhri Husaini dengan timnas U16 Indonesia. Shin Tae-yong untuk U19 Indonesia? Pergelaran Piala AFF U19 di Indonesia pada Juli 2022 membawa kita pada tiga nama pelatih ini.

Seperti tetesan air di padang gurun. Seperti rintik hujan di kemarau panjang. Sebuah ungkapan akan penantian panjang pencinta sepak bola Indonesia terhadap lahirnya gelar juara dari tim nasional kecintaan.

Ketika pemain senior tak kunjung berhasil menjadi air di padang gurun, menjadi hujan di musim kemarau yang panjang, saat ini harapan itu ditumpahkan kepada pemain muda dengan Garuda di dada.

"Sampai berapa lama kami harus menunggu tim nasional senior memberikan gelar juara?" Mungkin inilah pertanyaan para pencinta sepak bola di Tanah Air. Medali emas SEA Games tak kunjung didapat setelah 1991 walau sudah kategori usia di bawah 22 tahun sejak 2017. 

Mau juara Piala AFF? Ah, ajang bergengsi di kawasan Asia Tenggara ini pun selalu lepas. Mau kejuaraan yang lebih tinggi? Nanti dulu deh.

Lalu, ketika kemarau panjang itu menerpa Indonesia, tim asuhan Indra Sjafri mengawali perubahan "iklim sepak bola" di Bumi Nusantara. Evan Dimas dkk seperti setrum listrik, mengagetkan banyak orang bahwa sepak bola Indonesia di level junior bisa berprestasi menggantikan kakak-kakak mereka.

Piala AFF U-19 pada 2013 bisa disebut menjadi momentum betapa tahun-tahun berikut beban juara itu ada pada tim usia muda. 

Menjadi tuan rumah di Sidoarjo, untuk pertama kali tim Indonesia berhasil juara di ajang yang sebelumnya dikuasai Thailand, Myanmar, dan Vietnam. Euforia tim usia muda mulai dibangun. Euforia yang berarti "perasaan gembira yang berlebihan". Apakah salah? 

Setelah pelatih Indra Sjafri, muncul Fakhri Husaini dengan tim remaja Indonesia lewat Bagus Kahfi dkk yang menjuarai AFF U16 pada 2018. Itulah gelar pertama Indonesia dalam 13 episode AFF U16 Youth Championship. 

Bukan hujan deras, melainkan gerimis kecil bernama AFF U19 dan AFF U16 di padang gurun dan musim kemarau seolah sanggup melupakan penantian panjang akan keberhasilan timnas Indonesia. Kondisi wajar?

Nama Indra Sjafri kembali muncul ke permukaan ketika membawa Tim Garuda menjuarai Piala AFF U23 di episode ke-2 kejuaraan tahun 2019. Publik bertanya, kapan dong timnas senior yang masuk daftar buku juara PSSI?

AFF U19 2022

Menonton penampilan Marselino Ferdinan dkk pada Piala AFF U19 2022 yang digelar di Indonesia kembali membawa kita pada situasi perubahan iklim sepak bola di negeri ini. 

Ketika dalam waktu berdekatan Shin Tae-yong gagal memberikan gelar juara bagi timnas senior di Piala AFF, lalu di SEA Games Vietnam, harapan itu diarahkan pada tim muda yang berlaga di Bekasi pada Grup A AFF U19 Youth Championship.

Beban. Apakah target harus juara saat kita menjadi tuan rumah tidak menjadi rantai penghambat gerak Ronaldo Kwateh dkk? Tak hanya oleh netizen, tekanan untuk juara itu tanpa disadari kerap datang dari petinggi organisasi sepak bola di negeri ini.

Istilahnya, "Kalau di era saya timnas senior enggak bisa juara, ya harus lewat tim junior nama saya disebut." Ups!

Teriak dan keseruan belasan ribu penonton di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, setiap Garuda U19 berlaga pastilah menjadi api semangat bagi Marselino dkk. Juga berwujud monster bagi lawan-lawan Tim Merah Putih.

Potensi juara? Tentu ada. Namun, harapan tinggi dari masyarakat Indonesia untuk melihat tim muda juara, karena tak kunjung dipenuhi timnas senior, jangan sampai keterusan dan menjadi kebiasaan, apalagi peralihan isu kegagalan pengelolaan sistem berjenjang. 

Lihatlah bagaimana labilnya konsistensi dan fokus pemain muda ini bermain sesuai strategi Shin Tae-yong. Jadwal padat dan susunan starting line-up yang tak banyak berubah sangat menguras stamina.

Ketika lawan berbalik menekan, seperti yang diperlihatkan Thailand, jantung penonton dibuat berdetak kencang akibat berbagai kesalahan elementer yang menguntungkan lawan. Jadi ingat timnas senior?

Tak ada jaminan semua pemain yang tampil 2022 AFF U19 Youth Championship ini bakal mengenakan jersey Garuda di level senior beberapa tahun ke depan. Bukan rahasia, publik mempertanyakan ke mana rekan-rekan Evan Dimas yang menjuarai Piala AFF U19 2013?

Tidak bisakah tim besutan Indra Sjafri di Piala AFF U19 tahun 2013 itu menjadi tulang punggung keberhasilan menjuarai Piala AFF level senior? Nah, pemikiran seperti inilah yang wajib dihindari akibat keterusan memilih solusi melepas dahaga pada pemain muda.

Menantikan gelar juara di Piala AFF U19 2022 tentu tidak salah. Hanya, jangan dijadikan pelarian dan menjadi kewajiban pemain muda ketika timnas senior gagal menjadi hujan di musim kemarau iklim sepak bola Indonesia.

https://bola.kompas.com/read/2022/07/07/13400068/piala-aff-u19-dan-perubahan-iklim-sepak-bola-indonesia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke