KOMPAS.com - Sama seperti Bukayo Saka, Lionel Messi menjadi “korban” dari aksi tarik baju Giorgio Chiellini di Wembley. Akhir getir terjadi dalam momen perpisahan Chiellini bersama Azzurri.
Laga Finalissima Italia vs Argentina di Stadion Wembley, Kamis (2/6/2022) dini hari WIB menjadi akhir perjalanan Giorgio Chiellini bersama tim nasional.
Giorgio Chiellini menutup pengabdian untuk timnas Italia dengan catatan berupa 117 penampilan. Namun, laga pamungkasnya dengan kostum Gli Azzurri (Si Biru) tak berujung manis.
Italia kalah telak 0-3 dari Argentina di Finalissima, ajang gagasan UEFA dan Conmebol yang mempertemukan juara Euro 2020 dengan kampiun Copa America 2021.
Chiellini yang kini sudah berusia 37 tahun tampak dibuat kewalahan oleh penyerang-penyerang lincah Argentina.
Pada proses gol kedua Argentina, Chiellini ketinggalan langkah dengan sang pencetak gol, Angel Di Maria.
Gol Di Maria (45+1’) berada di antara keberhasilan Lautaro Martinez (28’) dan Paulo Dybala (90+4’) menggetarkan jala gawang Italia.
“Pada babak pertama, kami membuat dua kesalahan untuk sepasang gol mereka, lalu mereka lebih bagus dalam mengendalikan bola. Mereka lebih baik dari kami,” kata pelatih Italia, Roberto Mancini, menegaskan superioritas Argentina.
Pernyataan Mancini bukanlah satu-satunya hal yang mendeskripsikan dominasi Argentina atas Italia.
Chiellini menyimpan memori tersendiri soal tarik-menarik kostum musuh di Wembley.
Pada final Euro 2020 silam Chiellini kedapatan melakukan “professional foul” dengan menarik baju bintang muda Inggris, Bukayo Saka.
Aksi Chiellini itu tentu mengundang kecaman dari fan Inggris. Namun, di sisi lain ia juga mendapatkan pujian karena menunjukkan kegarangan dan kematangan dalam bertahan.
Pada ajang Finalissima, giliran Lionel Messi yang jadi korban Chiellini. Foto-foto laga Italia vs Argentina menangkap betapa seringnya Chiellini mencoba menghentikan akselerasi Messi dengan cara menarik kostum.
Wajar jika Chiellini berupaya keras menghentikan laju Messi. Bintang beralias La Pulga itu memang jadi pusat permainan Argentina.
Gol pembuka kemenangan Argentina yang dicetak Lautaro Martinez merupakan buah manis dari kerja keras individual Messi.
Sebelum mengoper ke Lautaro, Messi dengan gesit lolos dari penjagaan bek kanan Italia, Giovanni Di Lorenzo.
Sodoran simpel Messi lantas membuka jalan Paulo Dybala mencetak gol ketiga Argentina.
“Ketika saya tahu kami akan melawan Argentina, saya pikir itu adalah hadiah dari takdir,” kata Chiellini seperti dikutip Football Italia dari La Gazzetta dello Sport jelang Finalissima Italia vs Argentina.
“Kesempatan terakhir, satu pertandingan terakhir melawan Leo Messi, salah satu pemain terbaik dalam sejarah sepak bola,” tutur Chiellini.
Berkaca dari hasil akhir Finalissima, Argentina dan Messi jelas menjadi kado yang kurang menyenangkan bagi ujung perjalanan Chiellini bersama Gli Azzurri.
https://bola.kompas.com/read/2022/06/02/06150048/tarikan-baju-messi-dan-getir-perpisahan-chiellini-di-wembley