Liverpool Vs Real Madrid: Ucapan Mo Salah Jadi Tambahan Bahan Bakar Los Blancos

KOMPAS.com – Juru taktik Real Madrid, Carlo Ancelotti, mengatakan dirinya merasa termotivasi dengan pernyataan penyerang Liverpool, Mohamed Salah.

Pertandingan Liverpool vs Real Madrid dalam final Liga Champions 2021-2022 bakal diselenggarakan di Stadion Stade de France, Perancis, Minggu (29/5/2022).

Sebelum kepastian pertandingan final Liga Champions antara Liverpool dan Real Madrid tercipta, Mohamed Salah sempat mengutarakan kepada publik bahwa dirinya ingin menghadapi Los Blancos di partai puncak.

Mo Salah mengatakan demikian setelah Liverpool dipastikan berlaga di partai final Liga Champions usai menumbangkan Villarreal.

Pernyataan Mohamed Salah sejatinya bisa dimengerti setelah sang pemain sempat dibuat kecewa oleh Real Madrid pada musim 2017-2018.

Liverpool saat itu dikalahkan Real Madrid dengan skor 1-3 di Stadion NSK Olimpisky, Ukraina, Minggu (27/5/2018) dini hari WIB.

Kekecewaan Liverpool lantas bertambah. Sebab, dia harus ditarik keluar karena cedera bahu selepas melakukan duel dengan Sergio Ramos.

Oleh sebab itu, Mohamed Salah mengatakan bahwa dirinya masih mempunyai urusan yang belum selesai dengan Real Madrid.

“Saya ingin menghadapi Real Madrid (di final Liga Champions). Saya harus jujur,” tutur Mo Salah kepada salah satu pandit BT Sport, Rio Ferdinand.

“Jika Anda bertanya secara pribadi, saya memilih Real Madrid,” tambah Mohamed Salah.

Ungkapan Mohamed Salah itu dimaknai positif oleh pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti. Dia mengatakan bahwa hal tersebut bisa menjadi “bahan bakar” tambahan bagi Los Blancos.

Terlebih lagi, Real Madrid juga memiliki kans untuk membalas kekalahan mereka dari Liverpool di final Liga Champions 1981 di Paris.

“Itu bisa menjadi motivasi. Dalam sejarahnya, Real Madrid juga ada kekalahan terakhir di Paris melawan Liverpool,” tutur Ancelotti dilansir dari Goal International.

“Kami bisa memiliki motivasi serupa dengan Salah, yang juga sangat kami hormati,” tambah dia.

“Dia (Salah) berbahaya. Ini bisa menjadi balas dendam bagi mereka atau bagi kami pada tahun 81 di Paris,” katanya.