Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

AC Milan Juara Liga Italia: Kemenangan Data, Cinta Ibra, dan Intuisi Maldini

KOMPAS.com - Analisis data, cinta Ibra, dan intuisi Maldini menjadi kendaraan yang mengantar AC Milan juara Serie A Liga Italia 2021-2022.

Saat pelatih AC Milan, Stefano Pioli, sibuk memberikan instruksi kepada para pemain dalam laga penentu scudetto kontra Sassuolo, di Stadion Mapei, Minggu (22/5/2022), ada seorang pria di bangku cadangan yang tampak serius memelototi laptop.

Dia bukanlah jurnalis yang bertugas membuat artikel mengenai keberhasilan AC Milan melibas Sassuolo 3-0 dan mengunci gelar juara Serie A Liga Italia 2021-2022.

Nama pria berlaptop di bangku cadangan AC Milan yang memakai kaus warna hitam itu adalah Luciano Vulcano. Ia bertugas sebagai pembisik “data” bagi Stefano Pioli.

Luciano Vulcano tak bekerja sendirian. Ia berkolaborasi dengan tiga sejawatnya yang duduk di tribune jurnalis. Mereka adalah Gianmarco Pioli, yang notabene adalah putra Stefano Pioli, serta Igor Quaia dan Giorgio Tenca.

Mereka berempat ini adalah analis pertandingan AC Milan. Luciano Vulcano dan Gianmarco Pioli yang dibawa langsung ke Milan oleh Stefano Pioli pada 2019, bertugas memberikan analisis detail soal permainan klub beralias I Rossoneri (Si Merah-Hitam)

Sementara itu, Giorgio Tenca dan Igor Quaia sehari-harinya bertugas merekam sesi latihan AC Milan dan mempelajari permainan lawan.

Pada hari pertandingan, tim analis dipecah menjadi dua. Luciano Vulcano biasanya didaulat untuk duduk di bangku cadangan, sementara tiga rekannya yang lain ada di tribune untuk merekam jalannya pertandingan.

Tim analis yang berada di tribune bakal menyediakan cuplikan serta pengolahan data pertandingan secara real time alias langsung kepada Luciano Vulcano yang duduk di bangku cadangan.

Vulcano lantas meneruskan informasi yang didapatnya kepada Stefano Pioli atau sang asisten, Giacomo Murelli.

Hal itu dimungkinkan terjadi karena terdapat kabel yang langsung menghubungkan gawai milk Vulcano dengan kamera video di tribune. Adanya perangkat headset kian memudahkan mereka dalam berkomunikasi.

Data dari Vulcano lantas jadi salah satu pertimbangan Pioli untuk membuat keputusan, baik itu pergantian pemain sampai perubahan taktik.

Jadi, kecermatan Pioli musim ini dalam membaca arah pertandingan sedikit banyak dipicu oleh kerja keras Vulcano dkk.

“Kami bisa saling berkomunikasi selama pertandingan dan melalui asisten pelatih, kami kerap mendapatkan masukan dan memberikan kontribusi,” kata Gianmarco Pioli dalam sebuah video di kanal YouTube AC Milan.

Pendekatan Berbasis Data

Kesibukan Vulcano dan tim pada hari pertandingan sudah cukup mendeskripsikan fokus besar AC Milan terhadap data dan statistik.

Kedatangan Elliott Management sebagai pemegang saham mayoritas klub pada 2018, membawa pendekatan baru bagi AC Milan.

Pada masa kejayaan klub di bawah kepemimpinan Presiden Silvio Berlusconi, persisnya pada akhir 1980-an sampai awal milenium, Rossoneri dikenal sebagai klub yang royal mengeluarkan uang untuk membeli bintang.

Elliot Management memilih melangkah secara lebih terukur dengan data serta statistik sebagai pedoman menentukan arah tujuan.

Data salah satunya dipakai AC Milan era Elliott Management sebagai kompas pemandu mereka di bursa transfer.

AC Milan memfokuskan diri untuk merekrut pemain muda bertalenta ketimbang bintang besar berbanderol mahal dengan gaji tinggi.

Muncullah kemudian nama-nama seperti Rafael Leao, Theo Hernandez, Alexis Saelemaekers, Pierre Kalulu, Fikayo Tomori, Sandro Tonali, sampai yang paling gres Mike Maignan.

“Dia (Theo Hernandez) adalah pemain yang kami kenal sejak di Atletico Madrid U17 dan U19. Ini adalah pekerjaan yang berlangsung selama empat sampai lima tahun,” kata Kepala Pemandu Bakat AC Milan, Geoffrey Moncada.

“Dan kesempatan untuk mendapatkannya datang ketika dia melalui sedikit masalah di Real Madrid, yang baru saja merekrut Ferland Mendy,” tutur Moncada mengenang keberhasilan Milan menggaet Theo Hernandez dari Madrid 2019 silam.

Sama seperti kasus Theo, Moncada juga mengakui bahwa telah melakukan pemantauan intensif kepada Rafael Leao sejak sang penyerang lincah masih memperkuat tim junior Sporting CP.

Dalam memonitor pemain, AC Milan yang dipimpin oleh Geoffrey Moncada, membaginya dalam dua departemen besar, yakni area data dan pemantauan.

Dengan kata lain, data dipakai untuk mendukung pengamatan langsung melalui mata.

“Ketika data memberi tahu kami ada pemain dengan statistik bagus, saya meminta tim pemandu bakat untuk melihatnya.”

“Saya suka perpaduan ini, bekerja dengan bantuan statistik,” kata Moncada, sosok yang ikut membentuk tim AS Monaco 2016-2017 yang berisikan berlian macam Kylian Mbappe, Bernardo Silva, Fabinho, dan Tiemoue Bakayoko.

Data kini sudah menjadi semacam asupan sehari-hari di level manajemen, staf, sampai personel tim Milan.

Pada musim 2019-2020, pemain AC Milan, di antaranya Franck Kessie dan Ante Rebic sempat dituduh tak profesional lantaran kedapatan “bermain-main” dengan ponsel sebelum duel melawan Napoli.

Ya, AC Milan memang membuat aplikasi khusus untuk mempermudah pemain mengakses data seputar permainan tim maupun calon lawan.

“Kami memperkenalkan hal baru di Milanello, sebuah aplikasi yang bekerja di berbagai jenis ponsel pintar. Kami memasangnya ke setiap ponsel pemain,” tutur Gianmarco Pioli, analis video AC Milan menjelaskan.

“Kami mengunggah video ke aplikasi untuk menganalisis pemain lawan dan permainan kami sendiri,” tutur sang putra Stefano Pioli itu menambahkan.

Intuisi Tajam Paolo Maldini

Pendekatan berbasis data AC Milan lantas disempurnakan oleh pengalaman dan mata seorang legenda, Paolo Maldini.

Paolo Maldini, legenda hidup yang mempersembahkan 7 gelar juara Liga Italia dan 5 titel Liga Champions buat Rossoneri bertugas sebagai Direktur Teknik.

Secara garis besar, Maldini bertanggung jawab terhadap lalu lintas transfer serta berbagai perihal yang bersangkutan dengan aspek teknik tim utama.

Maldini punya intuisi tajam, sesuatu yang jelas tak bisa diberikan oleh departemen data statistik AC Milan.

Contoh paling simpel tapi brilian adalah perekrutan pelatih Stefano Pioli pada 2019 untuk mengisi pos Marco Giampaolo yang didepak manajemen Rossoneri. Media-media Italia menyebut pengangkatan Pioli adalah ide dari Maldini.

Saat itu, fan banyak meragukan kapasitas Pioli. Bahkan, tagar #PioliOut sudah membanjiri jagat maya meski Pioli belum resmi bertugas bersama Milan.

“Pioli bukanlah pertaruhan,” kata Maldini pada 2019, pernyataan yang saat itu jelas banyak membuat fan Milan mengernyitkan dahi.

Intuisi Maldini terbukti tak keliru. Stefano Pioli mampu tampil sebagai figur ayah bagi sejumlah pilar muda AC Milan.

Maldini, bersama Zvonimir Boban selaku Chief Football Officer, juga meyakinkan pemegang keputusan tertinggi AC Milan untuk terus bertahan kepada Pioli.

Perlu diketahui, Pioli sempat hanya akan dijadikan “karpet” pembuka jalan buat Ralf Rangnick yang intens menjalin komunikasi personal dengan CEO Milan, Ivan Gazidis.

Boban secara terbuka mengkritik pendekatan Gazidis kepada Rangnick. Atas aksinya itu, Boban lantas didepak dari manajemen Milan per Maret 2020

Baru-baru ini, Maldini mengaku dirinya sempat ingin ikut pergi menyusul Boban meninggalkan manajemen Milan kala itu. Beruntung buat Milan, Maldini bertahan dan meneruskan kolaborasinya dengan Ricky Massara, sang Direktur Olahraga.

Riak perselisihan tadi justru membuktikan ketajaman intuisi dari Maldini yang bekerja beriringan bersama Boban serta Massara.

Pioli akhirnya dipertahankan dan sejak kompetisi Serie A 2019-2020 dimulai lagi setelah periode lockdown akibat pandemi Covid-19, AC Milan asuhan Pioli tampil trengginas selama sisa musim.

Performa Milan terus melejit hingga akhirnya mampu finis di peringkat dua dan meraih tiket ke Liga Champions pada Serie A 2020-2021, lalu kini jadi juara Liga Italia 2021-2022.

Maldini juga berjasa menciptakan kestabilan di tubuh AC Milan via perekrutan Zlatan Ibrahimovic serta Simon Kjaer pada Januari 2020.

Ketika Ivan Gazidis begitu mantap soal proyek pemain muda Milan, Maldini datang dengan saran soal pentingnya keberadaan seorang veteran.

Kekalahan telak 0-5 dari Atalanta pada 22 Desember 2019 menjadi pelatuk yang melontarkan peluru saran Maldini menuju realisasi.

Kala itu, Milan yang didominasi muka-muka belia seperti kehilangan arah dan butuh seorang figur yang mampu menyerap semua tekanan itu dari pundak mereka.

Kepemimpinan dan Cinta Zlatan Ibrahimovic

Zlatan Ibrahimovic menjadi sosok yang tepat untuk memandu talenta belia AC Milan.

Sorot media segera berpindah ke arahnya, sehingga daun-daun muda Rossoneri bisa bertumbuh tanpa gangguan.

“Sangat penting,” kata Stefano Pioli soal peran Ibrahimovic bagi Milan asuhannya.

“Dia membawa mentalitas, kualitas, dan dia adalah pemain hebat di atas segalanya berkat kecerdasannya. Dia membawa kepribadian yang dibutuhkan oleh tim muda,” ujar Pioli.

“Dia adalah titik referensi dan rekan setim bagus dalam mengikutinya dan menjadi lebih kuat,” ujar sang pelatih Milan menambahkan.

Ibrahimovic bisa sangat menuntut kepada anak-anak muda Milan. Tak jarang Ibra memperlihatkan raut sebal dan mengeluarkan kata-kata kasar ketika rekan setim salah memberikannya umpan.

Namun, begitulah cara Ibrahimovic memecut pasukan belia Rossoneri. Tak cuma dengan murka, Ibrahimovic memantik gairah pemain muda Milan dengan cinta.

Ibrahimovic begitu mencintai tim Milan sekarang, sampai-sampai dia ogah pensiun kalau belum juara bersama pasukan arahan Pioli saat ini.

Cinta Ibrahimovic terwujud dari pilihannya untuk tetap duduk di bangku cadangan bersama tim kala dirinya terpaksa absen karena cedera dalam beberapa kesempatan musim ini.

Padahal, Ibra bisa saja berdiam nyaman di rumahnya atau di tribune stadion. Perhatian besar Ibrahimovic juga dibuktikan via kado PlayStation 5 yang diberikan kepada sejumlah personel Milan pada Natal 2020.

Ibrahimovic yang kini berusia 40 tahun menjawab kebutuhan AC Milan akan figur pemimpin di ruang ganti. Cedera memang membuat kontribusinya di lapangan kian tergerus, namun pengaruhnya di ruang ganti tetap jalan terus.

“Tak ada makna khusus, selain kepemimpinan yang luar biasa dari pemain asal Swedia,” demikian ulasan Tuttomercatoweb soal aksi Ibrahimovic memeluk setiap pemain Milan usai laga pekan ke-37 silam kontra Atalanta.

Sir Alex Ferguson, pelatih legendaris Man United pernah bilang bahwa lini serang memenangkan pertandingan, tapi pertahanan lah yang memenangkan Anda titel juara.

Khusus buat Milan, ujar-ujar Sir Alex tersebut boleh sedikit dimodifikasi. Analisis data ditambah cinta Ibra dan intuisi Maldini, adalah resep yang memenangkan Rossoneri trofi.

https://bola.kompas.com/read/2022/05/23/04400038/ac-milan-juara-liga-italia-kemenangan-data-cinta-ibra-dan-intuisi-maldini

Terkini Lainnya

Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia
Daftar 4 Tim Lolos Semifinal Piala Asia U23 2024, Uzbekistan Lawan Indonesia

Daftar 4 Tim Lolos Semifinal Piala Asia U23 2024, Uzbekistan Lawan Indonesia

Internasional
Jadwal Indonesia Vs Uzbekistan pada Semifinal Piala Asia U23 2024

Jadwal Indonesia Vs Uzbekistan pada Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Turnamen Basket Mandiri 3x3 Indonesia, Antusiasme Peserta di Medan

Turnamen Basket Mandiri 3x3 Indonesia, Antusiasme Peserta di Medan

Sports
Hasil Real Sociedad Vs Madrid 0-1, Sinar Arda Gueler Bawa Los Blancos Menang

Hasil Real Sociedad Vs Madrid 0-1, Sinar Arda Gueler Bawa Los Blancos Menang

Liga Spanyol
Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Internasional
Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Liga Indonesia
Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke