LONDON, KOMPAS.com - Meneken perjanjian untuk berpartisipasi pada emisi nol karbon, klub Premier League Tottenham Hotspur, memperingati satu bulan kerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pada Kamis (3/2/2022), klub berjulukan The Lilywhites itu setidaknya menerapkan tujuh cara mencapai emisi nol karbon.
Klub, kata Direktur Eksekutif Tottenham Hotspur Donna-Maria Cullen, ikut serta dalam Program Berlomba untuk Nol Emisi Karbon (RtZ).
Pada program itu ada sasaran emisi nol karbon pada 2040.
Program itu, untuk bidang olahraga, bertajuk Dukungan PBB untuk Kerangka Kerja Aksi untuk Cuaca.
Target terkini dari program itu adalah mengurangi jumlah emisi karbon hingga separuh pada 2030.
"Program ini kami mulai pada awal musim 2021-2022," sahut Donna-Maria Cullen.
Sebagai langkah nyata perwujudan program itu, Tottenham Hotspur melakukan berbagai upaya pengurangan emisi karbon pada Stadion Tottenham Hotspur.
"Dalam operasionalisasi klub, ada pengurangan penggunaan plastik sekali pakai," tutur Donna-Maria Cullen.
Plastik
Program sebagaimana dilakukan oleh Tottenham Hotspur banyak menginspirasi berbagai kalangan di penjuru dunia.
Sebagaimana diketahui, dalam lingkup Indonesia saja, sampah plastik menjadi salah satu tantangan yang mengemuka di berbagai bidang.
Berbagai pihak yang berhadapan dengan sampah plastik adalah mulai dari tata kota hingga industri layanan produksi, distribusi, hingga pemasaran barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Catatan datang dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Bandung Dudy Prayudi pada Rabu (2/3/2022).
Menurutnya, di Kota Bandung, ada 5,4 juta ton sampah per tahun.
"Dari jumlah itu, 75 persennya adalah sampah plastik," kata Dudy, salah satu pembicara pada pertemuan Zoom bertajuk "Conscious City Bandung" yang merupakan kerja sama antara Super Indo, P&G Indonesia, dan Octopus.
Berbicara dalam kesempatan itu antara lain Presiden Direktur Super Indo Johan Boeijenga, Presiden Direktur P&G LV Vaidyanathan, General Manager of Corporate Affairs & Sustainable Super Indo Yuvlinda Susanta, dan Senior Sales Director and Sustainable Leader P&G Indonesia Asrini Suhita.
Informasi dari pertemuan tersebut menunjukkan bahwa kerja sama para pihak bisa diikuti oleh masyarakat melalui aplikasi kelolaan Octopus.
"Masyarakat bisa mengumpulkan sampah plastik melalui aplikasi itu," kata Yuvlinda Sutanta.
Jenis-jenis sampah plastik yang akan menjalani daur ulang usai pengumpulan adalah sachet multilayer dan kemasan plastik high density polyethylene (HDPE).
Menurut penjelasan Asrini Suhita sachet multilayer akan melalui proses daur ulang kimia menjadi refuse derived fuel (RDF) yang bisa menjadi pengganti batubara.
Ia melanjutkan, sachet multilayer belum bisa diubah menjadi barang yang dapat dipakai kembali.
Alasannya, pada sachet multilayer, banyak sekali lapisan plastik yang memiliki titik leleh berbeda.
Sachet multilayer, kemudian, dijadikan RDF yang nantinya akan digunakan di fasilitas RDF di kawasan Bandung Raya.
HDPE akan diberikan dari pihak Octopus ke pihak ketiga.
Nantinya, pihak ketiga akan mengolah HDPE menjadi bahan-bahan rumah tangga antara lain ember, keranjang-keranjang tempat sampah, dan sebagainya.
Pada bagian selanjutnya, Octopus memberikan lima cara kepada khalayak yang ingin berpartisipasi.
Pertama, masyarakat berkesempatan mengunduh aplikasi Octopus.
Kedua, masyarakat, kemudian, membuat akun Octopus.
Ketiga, masyarakat mendapat kesempatan mengikuti petunjuk pada aplikasi.
Keempat, masyarakat bisa memanggil pelestari melalui aplikasi untuk menjemput sampah plastik.
Kelima, masyarakat yang mengikuti program akan mendapatkan poin untuk bisa menikmati voucher belanja di Super Indo.
"Tidak ada batasan jumlah sampah plastik yang diserahkan melalui pelestari," Yuvlinda Sutanta.
Program "Conscious City Bandung" akan berlangsung mulai Senin (7/3/2022) sampai dengan Sabtu (31/12/2022).
https://bola.kompas.com/read/2022/03/02/20501028/tentang-sampah-plastik-tottenham-hotspur-sudah-mengambil-langkah