KOMPAS.com - Komitmen dan janji PSSI untuk memperbaiki kualitas wasit sepak bola Indonesia kembali dipertanyakan.
Sebab, masih banyak ditemukan keputusan kontroversial wasit Liga 1 hingga pekan ke-27 kompetisi musim ini.
Pekan ke-27 Liga 1 dibuka dengan pertandingan Persiraja Banda Aceh vs Barito Putera, Minggu (27/2/2022).
Pertandingan yang mempertemukan dua tim papan bawah klasemen Liga 1 itu diwarnai keputusan kontroversial wasit pada menit ke-59.
Hakim garis di luar dugaan menganggap striker Persiraja, Jabar Sharza, offiside di kotak penalti ketika Barito Putera menerima umpan silang dari Arya Putra Gerryan.
Setelah melihat tayangan ulang, Kompas.com menilai posisi Jabar Sharza saat Arya Putra melepaskan umpan silang onside.
Sebab, Jabar Sharza masih berdiri di depan pemain terakhir pertahanan Barito Putera.
Perselisihan keduanya berawal dari provokasi Sergio Alexandre yang terlihat seperti menuduh Barito Putera membayar atau menyuap wasit.
Tuduhan Sergio Alexandre ditunjukkan lewat gestur menggerakkan ibu jari dan telunjuk tangannya seperti sedang menghitung uang.
Terkait insiden itu, Rahmad Darmawan menyebut Sergio Alexandre tidak hanya menuduh Barito Putera membayar wasit lewat gestur melainkan juga dengan ucapan.
Rahmad Darmawan sangat kecewa karena menurutnya pelatih asing seperti Sergio Alexandre seharusnya lebih bijak dalam bersikap.
"Ini perlu diluruskan. Dia (Sergio Alexandre) mengucapkan berapa Barito Putera membayar wasit. Wajah dia ketika mengucapkan itu 100 persen ke arah saya," kata Rahmad Darmawan.
"Alhasil, saya langsung merespona. Saya mengatakan ke dia bahwa seharusnya pelatih profesional tidak berbicara seperti itu," ujar Rahmad Darmawan.
"Kami juga pernah dirugikan. Namun, saya protes tidak berlebihan," ucap mantan pelatih Madura United itu menambahkan.
Terkini, pertandingan Madura United vs Persebaya Surabaya, Senin (28/2/2022) malam WIB, juga diwarnai kontroversi.
Wasit yang memimpin pertandingan itu adalah Agus Fauzan dari Yogyakarta.
Salah satu keputusan Agus Fauzan yang menimbulkan pertanyaan terjadi pada menit ke-71.
Pada saat itu, striker Persebaya, Samsul Arif, sedang melakukan akselerasi di sisi kanan kotak penalti Madura United.
Samsul Arif kemudian langsung terjatuh ketika sedang berusaha melewati kapten Madura United, Fachrudin.
Dalam tayangan ulang, Samsul Arif kehilangan keseimbangan dan langsung terjatuh seusai kaki kirinya ditebas Fachrudin.
Kompas.com menilai Agus Fauzan seharusnya memberi penalti untuk Persebaya karena Fachrudin dengan sangat jelas melanggar Samsul Arif.
Namun, Agus Fauzan menganggap Fachrudin tidak melakukan pelanggaran.
Keputusan itu menjadi kontroversi karena Agus Fauzan hanya berjarak sekitar dua meter dari duel perebutan bola antara Samsul Arif dan Fachrudin.
Seusai laga, pelatih Persebaya, Aji Santoso, langsung mengkritik kinerja wasit.
Aji Santoso menilai PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) harus segera bertindak memperbaiki kualitas wasit Liga 1 yang masih sering melakukan kesalahan.
"Saya sudah melihat tayangan ulang. Samsul Arif itu dilanggar. Itu bukan 100 persen penalti, melainkan sudah 1.000 persen," kata Aji Santoso dikutip dari situs Antara.
"Kami dan beberapa pelatih asing sudah sering mengeluhkan kualitas wasit. Kalau wasit adil dan tidak banyak melakukan kesalahan, apa pun hasil laga akan kami terima," ujar Aji Santoso menambahkan.
Meski sudah banyak dikritik, kinerja wasit Liga 1 masih terus menimbulkan kontroversi hingga pekan ke-28 kompetisi.
Hal ini tentu mengkhawatirkan terlebih Liga 1 akan memasuki pekan-pekan kompetisi yang menentukan persaingan di zona degradasi dan jalur juara.
PSSI Belum Tunaikan Janji?
Para petinggi PSSI sebenarnya sempat mengadakan rapat untuk membahas kinerja wasit Liga 1 pada November tahun lalu.
Rapat itu dipimpin langsung oleh Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan. Terdapat dua keputusan penting yang dihasilkan dalam rapat tersebut.
Pertama, PSSI berencana menugaskan dua asisten wasit tambahan yang akan ditempatkan di masing-masing garis gawang dalam setiap pertandingan Liga 1.
Kedua, PSSI akan mendatangkan direktur teknik wasit dari luar negeri yang direkomendasikan oleh AFC.
Tugas dari Direktur Teknik Wasit itu adalah mengevaluasi dan merekomendasikan wasit dalam pertandingan Liga 1.
Sebelum melaksanakan dua keputusan di atas, PSSI akan terlebih dahulu bersurat dan menunggu persetujuan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
PSSI saat itu juga berencana mengadakan pelatihan cepat untuk para asisten wasit tambahan.
Sebab, rencana penambahan dua asisten wasit itu akan diterapkan PSSI sejak awal Januari 2022 atau ketika seri keempat Liga 1 2021-2022 dimulai.
"Jadi dengan asisten wasit tambahan ini dan mengontrak direktur teknik wasit, kesalahan-kesalahan wasit yang selama ini kita lihat, bisa diminimalisasi dan dievaluasi," kata Mochamad Iriawan pada November 2021.
"PSSI ingin ke depan ada perubahan yang signifikan terhadap sepakbola Indonesia,’’ ujar Mochamad Iriawan menambahkan.
Dalam pantauan KOMPAS.com, rencana PSSI terkait penambahan dua asisten wasit masih belum terealisasi hingga pekan ke-28 Liga 1.
Hal itu bisa tercermin dari perangkat pertandingan beberapa laga pekan ke-28 Liga 1.
Total wasit yang bertugas dalam beberapa pertandingan pekan ke-28 Liga 1 masih tiga, yakni wasit utama dan dua asisten wasit.
https://bola.kompas.com/read/2022/03/01/09400088/mengingat-janji-pssi-setelah-kontroversi-wasit-liga-1-terus-bertambah