KOMPAS.com - Pendekatan intensif yang dilakukan Juventus kepada Dusan Vlahovic memicu kemarahan ultras Fiorentina.
Juventus dikabarkan telah menemui kesepakatan dengan penyerang muda produktif Fiorentina, Dusan Vlahovic.
La Gazzetta dello Sport mengabarkan bahwa manajemen Juventus dan pihak Vlahovic mencapai titik temu terkait besaran gaji, yakni 7 juta euro per musim.
Akan tetapi, tahapan proses kepindahan Dusan Vlahovic dari Fiorentina ke Juventus belum mencapai titik final mengingat kedua klub belum menyepakati nominal transfer.
Fiorentina jual mahal dan hanya mau melepas Dusan Vlahovic dengan nilai transfer 70 juta euro (sekitar 1,1 triliun rupiah). Manajemen I Gigliatti (Si Bunga Lili), julukan Fiorentina, menghendaki besaran transfer itu dibayarkan tunai.
Fiorentina enggan menerima formula barter pemain plus uang transfer untuk Vlahovic.
Menurut pengamat transfer sepak bola Eropa, Fabrizio Romano, Juventus akan secara resmi melempar proposal penawaran kepada Fiorentina.
Transfer Vlahovic ke Juventus memang belum paripurna. Akan tetapi, gerak-gerik Juventus mendekati Vlahovic sudah memicu kemarahan fan Fiorentina, terutama kelompok ultras yang biasa mengisi Curva Fiesole Stadion Artemio Franchi.
Ultras Fiorentina membentangkan banner yang mewakili kemarahan mereka. Pada spanduk itu tertulis pula makian lama yang sering ditujukan fan I Gigliatti kepada Juventus.
“Respek tak dimenangi dengan gol. Vlahovic gobbo di merda,” demikian isi spanduk yang digelar oleh fan Fiorentina.
Torehan 17 gol Vlahovic untuk Fiorentina di Liga Italia 2021-22 nyatanya tak cukup untuk meredam kemarahan fan.
Vlahovic bahkan sudah dilabeli dengan sebutan gobbo di merda, sebuah julukan hina yang sering ditempelkan fan Fiorentina untuk hal yang berbau Juventus.
Fiorentina dan Juventus memang dikenal menyimpan rivalitas sengit. Perseteruan kedua kubu mulai meruncing begitu Roberto Baggio menyeberang dari Fiorentina ke Juventus pada 1990.
Fan Fiorentina hanya bisa gigit jari lantaran tren perpindahan pemain ke Juventus terus saja berulang dari masa ke masa.
Figur seperti Federico Bernardeschi dan Federico Chiesa menjadi tak populer di mata ultras Curva Fiesole lantaran juga merapat ke kubu Si Nyonya Besar.
Fan Fiorentina sering menyebut pemain yang “berkhianat" ke Juventus dengan sebutan kasar “gobbo di merda” alias si kotoran bungkuk.
Secara harfiah, gobbi (jamak) atau gobbo (tunggal), bermakna bungkuk.
Sebutan itu konon mengacu kepada seragam Juventus era 1950-an yang berkerah V.
Saat pemain Juve berlari, angin akan masuk ke kaus dan membentuk gumpalan di bagian leher belakang, sehingga menyerupai orang bungkuk.
Kata gobbi juga dipakai fan I Gigliatti untuk menyindir Juventus yang mereka nilai kerap dibantu wasit.
Dalam budaya kuno Italia, orang bungkuk identik dengan keberuntungan dan sering menempati posisi sebagai penasihat raja.
https://bola.kompas.com/read/2022/01/25/17000028/dusan-vlahovic-digoda-juventus-ultras-fiorentina-marah-dan-beri-julukan-hina