INNSBRUCK, KOMPAS.com - Pemain Barcelona Gerard Pique melalui perusahaan miliknya, Kosmos, sukses memboyong perhelatan babak final Davis Cup ke Abu Dhabi, UEA.
Kontrak Kosmos dengan Federasi Tenis Internasional (IFT) berdurasi lima tahun sejak 2022.
Sejatinya, format babak final Piala Davis sudah berubah sejak 2019.
Lazimnya, babak final Piala Davis berlangsung dengan format kandang-tandang.
Namun, pada edisi 2019, babak final berlangsung hanya di satu tempat yakni Madrid, Spanyol.
Format di satu atau beberapa lokasi ini persis sebagaimana terjadi pada babak final Piala Dunia FIFA.
Istilahnya home tournament.
IFT dalam kaitan dengan perubahan format itu bekerja dengan Kosmos, perusahaan penyelenggara turnamen.
Pique, yang juga menjadi penggawa Timnas Spanyol, merogoh kocek hingga 3 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 42,8 triliun untuk kesepakatan selama 25 tahun sejak 2018 dengan ITF, mengubah format babak final kompetisi kandang-tandang menjadi kompetisi di satu atau beberapa lokasi.
Final di Madrid pada 2019 yang dimenangi Spanyol dianggap sebagai final sukses.
Pasalnya, ada beberapa pertandingan berkualitas tinggi.
Kendati demikian, format satu atau beberapa lokasi laga itu tetap punya masalah dengan waktu yang molor.
"Waktu pemulihan bagi pemain menjadi kurang di akhir musim yang panjang," kata salah satu kritik terhadap format tersebut.
Pada bagian selanjutnya, kritik muncul berkenaan dengan kehadiran penonton.
Di tiga lapangan lokasi pertandingan yakni Caja Magica, jumlah penonton terbilang sedikit.
"Penonton yang ramai menjadi ciri khas pertandingan Piala Davis," lagi-lagi bunyi kritik tersebut.
Pada Piala Davis 2021, Innsbruck adalah satu dari tiga kota penyelenggara babak final Davis Cup 2021 di samping Madrid (Spanyol) dan Turin (Italia).
Babak final Piala Davis 2021 dimulai pada Kamis (25/11/2021).
https://bola.kompas.com/read/2021/11/26/11484208/gara-gara-gerard-pique-davis-cup-boyongan-ke-abu-dhabi