KOMPAS.com - Inter Milan mencatatkan kerugian terbesar sepanjang sejarah sepak bola Italia. Kubu Nerazzurri melaporkan kerugian 245 juta euro atau sekitar 4 triliun rupiah dalam laporan keuangan terkini untuk musim 2020-2021 pada Kamis (30/9/2021).
Kerugian tersebut lebih dari dua kali yang mereka alami pada musim sebelumnya, yakni 102,4 juta euro.
Sementara, pemasukan turun dari 373,3 juta euro menjadi 364,7 juta euro.
Pandemi Covid-19 tentu menjadi salah satu penyebab utama dengan klub kehilangan sama sekali pemasukan dari stadion.
Laporan ini juga mempertegas keputusan-keputusan penghematan yang harus dilakukan klub sepanjang musim panas, termasuk melepas Romelu Lukaku, Achraf Hamiki, serta pelatih Antonio Conte.
Efek dari penjualan-penjualan pemain ini baru akan muncul pada laporan keuangan 2021-2022.
Belum semua klub Italia memberikan laporan keuangan mereka tetapi Calcio e Finanza mencatat kalau kerugian yang dialami Inter Milan tersebut merupakan yang terbesar sepanjang sejarah Liga Italia.
Trio Inter Milan, Juventus, dan Milan ditaksir merugi hingga setengah miliar euro seelama 2020-2021 dan lebih dari 900 juta euro dalam dua musim terakhir.
Kerugian Inter Milan berdiri di puncak daftar merah Serie A, mengungguli Juventus yang melaporkan kerugian 209.9 juta euro juga untuk musim kemarin.
Berikut adalah lima besar kerugian terbesar klub-klub Serie A:
Klub | Musim | Pemasukan Bersih* |
Inter Milan | 2020-2021 | minus 245 |
Juventus | 2020-2021 | minus 209,9 |
Inter | 2006-2007 | minus 206 |
Roma | 2019-2020 | minus 204 |
AC Milan | 2019-2020 | minus 194,6 |
Ket*: dalam juta euro
Seperti yang terlihat, empat dari lima teratas di daftar tersebut datang di era pandemi Covid-19.
"Tahun finansial 2020-2021 terpengaruh secara signifikan, selama durasi musim, oleh konsekuensi dalam konteks sosio-ekonomis baik di negara kita atau global oleh pandemi Covid-19 dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengamankan kesehatan publik dan aktivitas produksi," tutur pernyataan resmi klub.
Inter juga menyebut kalau klub kehilangan penghasilan tak hanya dari penutupan stadion sejak awal Maret tetapi juga pengurangan nilai kontrak dari sponsor karena pandemi tak mengizinkan mereka untuk memenuhi kewajiban-kewajiban kepada pemberi dana.
Namun, mereka juga mengingatkan kalau musim pandemi berakhir dengan scudetto ke-19 bagi klub dan yang pertama sejak 11 tahun terakhir.
Tak hanya itu, klub juga memiliki logo dan identitas visual terbaru.
Klub juga memastikan langkah-langkah yang telah diambil hingga saat ini dengan penjualan pemain-pemain penting dan penghematan di berbagai lini akan terlihat pada laporan keuangan yang lebih baik untuk tahun keuangan berikutnya.
Apalagi, keberhasilan klub menjadi juara Serie A membuat mereka mendapatkan sponsor-sponsor anyar.
"Strategi kami adalah fokus untuk memonitor pengeluaran dengan tujuan untuk beradaptasi ke iklim bisnis yang terus berubah, tetapi terus menginvestasikan sumber daya cukup di evolusi dan pertumbuhan klub," tulis pernyatan klub lagi.
"Kami telah mendapatkan hasil penting di lapangan yang membawa peningkatan signifikan ke nilai sponsor."
https://bola.kompas.com/read/2021/10/01/06293828/merugi-rp-4-triliun-inter-milan-pecahkan-rekor-serie-a