KOMPAS.com - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Zainudin Amali, meminta Kalteng Putra segera melunasi gaji mantan pemain mereka termasuk salah satunya adalah I Gede Sukadana.
Kalteng Putra saat ini sedang disorot setelah ditunjuk menjadi salah satu dari empat tim tuan rumah Liga 2 2021-2022.
Tiga tim lainnya yang juga ditunjuk oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi adalah Sriwijaya FC, Dewa United, dan Persis Solo.
Mantan pemain Kalteng Putra yang kini membela PSMS Medan, I Gede Sukadana, mengaku heran dengan keputusan PT LIB tersebut.
I Gede Sukadana secara terbuka menilai Kalteng Putra tidak layak menjadi salah satu tuan rumah Liga 2 2021-2022.
Sebab, Kalteng Putra masih belum belum melunasi gaji mantan pemain mereka, termasuk salah satunya adalah I Gede Sukadana.
Menurut I Gede Sukadana, total tunggakan gaji Kalteng Putra terhadap para mantan pemain mencapai lebih dari Rp 1 miliar.
Tunggakan tersebut adalah akumulasi dari gaji dua bulan para mantan pemain Kalteng Putra.
I Gede Sukadana juga mengklaim Kalteng Putra menunggak remunerasi para pemain selama tiga tahun.
Atas dasar itulah I Gede Sukadana menilai Kalteng Putra tidak layak ditunjuk sebagai salah satu tuan rumah Liga 1 2021-2022.
Mendengar kontroversi tersebut, Menpora Zainudin Amali mengaku masih belum mengetahui apakah faktor tunggakan gaji pemain juga diperhitungkan PT LIB ketika memilih siapa saja tim tuan rumah Liga 2.
Zainudin Amali hanya mengetahui beberapa faktor teknis tertentu seperti misalnya kelayakan lapangan hingga level PPKM sebuah wilayah.
Meski demikian, Zainudin Amali tetap memberi peringatan kepada Kalteng Putra untuk segera melunasi tunggakan gaji pemain.
"Saya tidak mengikuti perkembangan ini. Pihak yang berwenang menentukan tuan rumah Liga 2 adalah PT LIB," kata Zainudin Amali ketika dihubungi Kompas.com pada Jumat (17/9/2021) malam WIB.
"Tentu ada pertimbangan teknis yang menjadi dasar penentuan tuan rumah seperti kelayakan lapangan, ketersediaan penginapan, dan yang paling penting adalah tentang kondisi pandemi di wilayah tersebut," tutur Zainudin Amali.
"Terkait permasalahan Kalteng Putra dengan pemain (tunggakan gaji), harus segera diselesaikan," ucap Zaiundin Amali.
"Saya tidak tahu apakah hal itu (tunggakan gaji pemain) juga masuk dalam pertimbangan PT LIB ketika menentukan tim tuan rumah," ujar Zainudin Amali menambahkan.
"Informasi yang saya dapatkan soal faktor penentu tim tuan rumah adalah beberapa hal yang saya sebutkan di atas. Salah satu faktor terpenting yang menjadi pertimbangan adalah level PPKM di wilayah tersebut," tutur Zainudin Amali.
Menurut I Gede Sukadana, Kalteng Putra sebenarnya sempat ingin mencicil tunggakan gaji para pemain.
Namun, usaha Kalteng Putra itu ditolak oleh I Gede Sukadana dan para pemain lainnya.
Sebab, hasil sidang NDRC (National Dispute Resolution Chamber/Badan Penyelesaian Sengketa Nasional) menyatakan Kalteng Putra harus melunasi tunggakan gaji pemain.
Hal itu disampaikan I Gede Sukadana ketika dihubungi Kompas.com pada Jumat (17/9/2021) petang WIB.
"Mereka sempat bilang mau dicicil. Akan tetapi, anak-anak menolak karena utangnya sudah 3 tahun," kata I Gede Sukadana.
"Anak-anak maunya lunas karena keputusan sidang NDRC pun juga harus dibayar lunas," tutur I Gede Sukadana.
"Tidak ada sama sekali (kepastian mau bayar lunas). Makanya kami kaget mengapa Kalteng Putra bisa menjadi tuan rumah" ujar mantan pemain Persela Lamongan itu menambahkan.
https://bola.kompas.com/read/2021/09/17/21280488/menpora-minta-kalteng-putra-segera-lunasi-tunggakan-gaji-i-gede-sukadana-dkk