Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Brahim Diaz Pakai Nomor 10 AC Milan, Hoki atau Bawa Kutukan?

KOMPAS.com - Brahim Diaz resmi kembali ke AC Milan dan akan mengenakan kostum bernomor 10. Hoki atau kutukan?

Pada 19 Juli 2021, Brahim Diaz secara sah datang lagi ke AC Milan dengan formula peminjaman. Ia dipinjam dari Real Madrid sampai 2023.

Menurut media-media Italia, manajemen AC Milan mengeluarkan biaya tiga juta euro (sekitar 51,3 miliar rupiah) guna menyelesaikan transaksi peminjaman Brahim Diaz.

AC Milan disebut juga mengantongi opsi untuk menebus pemain yang pernah dilabeli julukan Lionel Messi dari Malaga itu sebesar 22 juta euro.

Musim lalu, Brahim Diaz sudah mengenakan kostum merah-hitam Milan dan mencetak tujuh gol plus empat assist dalam 39 laga di semua ajang.

Brahim Diaz bakal menatap musim 2021-2022 dengan “baju perang” baru. Ia melepas angka 21 yang dipakainya musim lalu dan mengambil nomor 10 peninggalan Hakan Calhanoglu yang hengkang ke Inter Milan.

Sebuah pilhan yang menunjukkan nyali dan kemauan besar Brahim Diaz untuk mengemban tanggung jawab.

Pasalnya, nomor 10 AC Milan pernah dipakai sejumlah nama legendaris semodel Dejan Savicevic, Manuel Rui Costa, hingga Clarence Seedorf.

Lantas bagaimana peruntungan pemakai nomor 10 di AC Milan? Situasinya ternyata tak semenyeramkan pengusung nomor 9 selepas Filippo Inzaghi.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa setelah ditanggalkan Filippo Inzaghi, nomor 9 seperti menyajikan nasib buruk buat jajaran penyerang AC Milan, mulai dari Alexandre Pato hingga Mario Mandzukic.

Olivier Giroud pemakai nomor 9 terbaru AC Milan, punya tantangan untuk memutus tabu tersebut.

Di lain sisi, tantangan bagi Brahim Diaz adalah meneruskan magi seragam nomor 10 AC Milan.

Berkaca dari statistik sejak 1995, pengguna nomor 10 AC Milan rata-rata selalu mampu memberikan kontribusi nyata bagi tim.

Patokannya adalah gol dan assist, mengingat pemakai nomor 10 I Diavolo Rosso (Setan Merah), julukan AC Milan, lekat dengan pemain yang berperan sebagai sumber kreativitas tim.

Ambil contoh Hakan Calhanoglu. Selama membela panji I Diavolo, Calhanoglu mengemas 32 gol dan 48 assist dalam 172 pertandingan di semua ajang.

Rata-rata, Calhanoglu terlibat dalam satu kemunculan gol AC Milan setiap bermain dalam 2 pertandingan.

Jika diambil rata-rata, Honda setidaknya bisa mengontribusikan satu buah gol atau assist tiap mentas dalam 3 pertandingan (angka persisnya 3,4).

Statistik mirip-mirip juga dimiliki jagoan nomor 10 AC Milan pendahulu Honda semodel Kevin-Prince Boateng (satu gol atau assist setiap 3,25 laga), Clarence Seedorf (3), Manuel Rui Costa (3,3), dan Zvonimir Boban (3,5).

Brahim Diaz jelas akan sangat senang jika bisa mencapai standar tinggi Dejan Savicevic, pengusung nomor 10 AC Milan periode 1995-1998.

Selama memakai nomor 10 I Diavolo, Savicecic turun dalam 52 laga dan mencetak 11 gol serta 19 assist.

Artinya, tiap mentas dalam 1,7 laga, atau bisa dibulatkan menjadi dua pertandingan, pemain beralias Il Genio (Si Jenius) itu mampu setidaknya mengemas sebiji gol atau assist.

Statistik Pemakai Nomor 10 AC Milan sejak 1995

1995-1998: Dejan Savicevic (52 laga, 11 gol, 19 assist)
1998-2001: Zvonimir Boban (79 laga, 11 gol, 11 assist)
2001-2006: Rui Costa (192 laga, 11 gol, 47 assist)
2006- 2012: Clarence Seedorf (241 laga, 40 gol, 40 assist)
2012-2014: Kevin-Prince Boateng (39 laga, 5 gol, 7 assist)
2014-2017: Keisuke Honda (92 laga, 11 gol, 16 assist)
2017- 2021: Hakan Calhanoglu (172 laga, 32 gol, 48 assist)

https://bola.kompas.com/read/2021/07/20/16300088/brahim-diaz-pakai-nomor-10-ac-milan-hoki-atau-bawa-kutukan-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke