Kenapa Persela Lamongan Begitu Spesial di Mata Iwan Setiawan?

KOMPAS.com - Pelatih Iwan Setiawan melihat Persela Lamongan sebagai tim spesial. Walau bukan tim dengan pemain-pemain bertabur bintang, menurutnya Laskar Joko Tingkir layak dikategorikan sebagai tim besar di Liga 1.

Persela Lamongan hingga saat ini memang belum bisa memberikan gelar juara liga.

Akan tetapi, masyarakat Lamongan patut bangga karena Persela Lamongan adalah salah satu tim yang paling konsisten menjaga eksistensinya sebagai klub kasta tertinggi di Indonesia.

“Persela ini tim besar, salah satu tim paling konsisten. Coba saja hitung, tidak banyak tim yang konsisten sejak era Super League tahun 2009,” ujar Iwan Setiawan kepada Kompas.com.

“Saya kembali lagi ke sini setelah tahun 2015, karena buat saya ada sesuatu yang menarik dari Persela ini,” imbuhnya.

Salah satu hal yang menarik bagi Iwan Setiawan dan menurutnya mungkin tidak ditemukan di klub-klub lain adalah para personel Persela Lamongan punya rasa kebersamaan di tengah kesederhanaan.

Selama ini, para pemain Persela tidak dimanja dengan fasilitas mewah. Namun, justru itu yang membuat Persela Lamongan punya atmosfer istimewa.

“Saya melihat Persela boleh dibilang bukan tim 'sultan'. Ini bukan tim mewah, tapi saya melihat dari kesederhanaan ini lah yang menjadi salah satu motivasi dari tim,” tutur mantan pelatih Persebaya Surabaya.

“Sederhana, kompak, dan kebersamaan. Nah ini yang jujur saja jarang kita temui di tim-tim lain. Memang atmosfernya berbeda saya kira."

"Anak-anak tinggal di mess yang satu rumah, itu kan sudah terasa berbeda dengan tim-tim lain.”

“Selain itu, misalnya pemain lain punya mobil sendiri-sendiri jadi begitu habis latihan satu pergi ke sana, satu pergi ke mall. Kalau di Persela ini tidak seperti itu. Setelah latihan paling anak-anak kumpul nonton TV. Saya kira itu yang agak sedikit unik lah” imbuhnya.

Iwan Setiawan berterima kasih kepada manajemen Persela Lamongan atas kepercayaan yang diberikan kepadanya untuk memimpin tim di Liga 1 2021.

Dia menyebut ini menjadi titik balik kembali ke kasta tertinggi sepak bola setelah sempat mengasingkan diri ke Liga 3 beberapa tahun terakhir.