Alasannya, dia gagal menyelamatkan Semen Padang dari jurang degradasi pada Liga 1 2019 lalu.
Usai resmi diperkenalkan, Eduardo mengatakan tidak terbebani dengan masa lalu.
Dia menjelaskan apa yang dihadapi saat menangani Semen Padang berbeda dengan kondisinya saat ini menjadi pelatih Arema FC.
Kegagalan menyelamatkan Semen Padang dari degradasi karena dia baru bergabung di putaran kedua.
Eduardo tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan perombakan tim di pertengahan kompetisi yang sedang berjalan.
Dia mengajak semua pihak agar percaya kepadanya dan melupakan pengalaman pada masa lalu.
"Saya sebenarnya bukan sosok yang ingin banyak bicara soal masa lalu, tetapi saya lebih suka berbicara tentang masa depan," ujar pelatih asal Portugal itu.
“Saya mencoba membandingkan selama memegang Semen Padang, saya mendapat 22 poin. Jika dibandingkan dengan Arema di fase saya melatih Semen Padang, justru Arema hanya mendapat 19 poin sebenarnya," katanya.
Sore harinya, Eduardo Almeida langsung memimpin latihan perdana tim berjuluk Singo Edan pascalibur Lebaran.
Dia lebih memilih menganalisis kekuatan dan kelemahan tim seusai mengikuti turnamen pramusim Piala Menpora 2021 lalu.
“Saya akan analisis dulu hasil tim di turnamen Piala Menpora kemarin. Saya akan bekerja profesional melakukan analisis dan berhati-hati apa yang dibutuhkan dan apa yang tidak dibutuhkan oleh tim ini," tutur mantan pelatih klub Malaysia, T-team, itu.
"Bagi saya yang penting adalah menganalisis apa yang dibutuhkan tim dan membuat keputusan yang terbaik untuk tim ini," katanya.
https://bola.kompas.com/read/2021/05/23/10000008/dihantui-catatan-buruk-masa-lalu-pelatih-arema-eduardo-fokus-masa-depan
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.