Ya, di Italia ada pesta yang dirayakan para pendukung Inter Milan. Sebab, klub kebanggaan mereka sudah menyegel gelar juara Serie A ketika kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Italia menyisakan empat laga.
Hasil Sassuolo versus Atalanta yang membuat Inter tak perlu menunggu lebih lama lagi untuk mengakhiri penantian selama 11 tahun guna meraih scudetto.
Atalanta, yang menjadi pesaing terdekat Inter, hanya mampu bermain imbang 1-1. Dengan demikian, Inter unggul 13 poin atas sang rival sehingga posisi mereka takkan mungkin tergoyahkan lantaran Serie A menyisakan tiga laga.
Ya, jumlah pertandingan tersebut hanya menyediakan maksimal 12 poin. Artinya, Inter tetap unggul satu angka meski kalah dalam semua laga tersisa dan Atalanta menyapu bersih selusin poin itu.
Gelar ini menjadi yang ke-19 bagi Inter sepanjang sejarah klub berjulukan Nerazzurri tersebut. Lebih dari itu, mereka mengakhiri dominasi Juventus yang dalam sembilan musim terakhir selalu jadi juara.
Wajar bila Interisti turun ke jalan-jalan di Kota Milan untuk melakukan pesta. Mereka merayakan kesuksesan timnya yang sempat bersaing ketat dengan rival sekota, AC Milan, pada awal musim 2020-2021 ini.
Lantas, bagaimana dengan suasana di Kota Manchester? Di sana pun terjadi kemeriahan tetapi bukan pesta melainkan unjuk rasa.
Para suporter yang kecewa dengan kebijakan klub, melakukan demonstrasi di Stadion Old Trafford.
Bahkan, ratusan orang memasuki stadion tersebut sehingga laga Manchester United versus Liverpool pada pekan ke-34 Premier League, kasta tertinggi Liga Inggris, terpaksa ditunda.
Panitia pertandingan tak berani menggelar duel sesama tim merah tersebut. Padahal, laga ini pun terbilang cukup krusial, terutama bagi Manchester United dalam usahanya menjegal rival sekota, Manchester City.
Mirip Serie A, pertarungan perebutan gelar juara Premier League pun mengerucut pada dua tim sekota. Man City di ambang juara karena kokoh di puncak dengan koleksi 80 poin.
Hanya Man United yang bisa menunda pesta The Citizens, julukan Man City, jika mampu menang atas Liverpool. Man United, yang berada di urutan kedua, tertinggal 13 poin dari anak-anak Pep Guardiola.
Saat Man United sedang dalam upaya keras untuk membendung sang rival, "pesta" para suporter justru membuat kubu The Red Devils, julukan Man United, harus pusing dengan penjadwalan ulang laga.
Ya, akibat penundaan pertandingan ini, pihak Man United, Liverpool dan Premier League terpaksa melakukan pembicaraan untuk menentukan kapan duel akan dilakukan.
"Menyusul adanya diskusi antara polisi, Premier League, dewan Trafford dan kedua klub, pertandingan kami melawan Liverpool ditunda demi keselamatan dan keamanan dengan mempertimbangkan adanya aksi protes hari ini," demikian pernyataan Manchester United.
"Pembicaraan dengan Premier League akan dilakukan untuk penjadwalan ulang pertandingan."
Terkait situasi ini, Sky Sports melaporkan bahwa ratusan pengunjuk rasa yang menyerbu Stadion Old Trafford adalah para suporter Man United yang menentang kepemimpinan keluarga Glazer selaku petinggi klub.
Banyak pendukung Man United yang disebut masih manyimpan amarah dan kekesalan atas peran klub kesayangan mereka sebagai salah satu pendiri European Super League (ESL).
Hal itu menambah ketidakpuasan suporter yang telah tertahan selama bertahun-tahun sejak pengambilalihan klub secara konroversial oleh keluarga Glazer pada 2005.
Sebelum ini, Joel Glazer selaku pemilik Man United sejatinya telah meminta maaf lewat surat terbuka kepada semua penggemar klub terkait pembentukan ESL.
Namun, permintaan maaf tersebut tampaknya ditolak basis suporter yang melakukan protes di luar Old Trafford pada pekan lalu. Kali ini, mereka kembali berunjuk rasa yang membuat laga melawan Liverpool terpaksa ditunda.
Sungguh, ironi kemeriahan di Milan dan Manchester.
Milan meriah karena pesta Inter Milan meraih scudetto, Manchester meriah karena demo para suporter Manchester United di Stadion Old Trafford, yang membuat laga melawan Liverpool ditunda.
https://bola.kompas.com/read/2021/05/03/01004778/ironi-kemeriahan-di-milan-dan-manchester