KOMPAS.com - Musim ini turnamen Piala Menpora 2021 menjadi pesta pembuka setelah setahun kompetisi di hentikan karena Covid-19 dan sebagai pemanasan untuk mengarungi Liga 1 2021.
Setiap tahunnya memang ajang pemanasan prakompetisi ini hadir dalam berbagai tajuk.
Selain Piala Menpora ada pula Piala Presiden. Keduanya merupakan turnamen terbesar yang dinantikan penikmat sepakbola.
Meskipun hanya pamusim, dua turnamen ini menjadi panggung pamer kekuatan sebelum kompetisi resmi. Sarat akan persaingan dan adu gengsi antar tim Liga 1 Indonesia.
Bicara soal adu kekuatan ada 3 pelatih yang tidak pernah absen mengikuti turnamen pramusim selama 4 edisi terakhir.
Mereka ikut di Piala Presiden 2017, Piala Presiden 2018, Piala Presiden 2019, dan Piala Menpora 2021.
Meskipun dengan tim yang berbeda namun mereka selalu hadir meramaikan sengitnya persaingan.
Siapakan saja mereka ?
Widodo C. Putro
Tidak banyak yang menyadari namun pelatih asal Cilacap ini tidak pernah absen meramaikan turnamen pramusim sejak tahun 2017.
Dia hadir di Piala Presiden 2017 bersama Sriwijaya FC, Piala Presiden 2018 bersama Bali United, Piala Presiden 2019 bersama Persita Tangerang dan sekarang mengawal Persita Tangerang di Piala Menpora 2021.
Namun dari empat edisi dia gagal menggondol gelar juara.
Di Piala Presiden 2017 langkah Widodo Cahyono Putro dan Sriwijaya FC terhenti di babak perempat final usai dikalahkan Arema FC 1-0.
Padahal di fase grup Laskar Song Kito memeras keringat untuk bisa finis sebagai runner up Grup 4
Prestasi terbaik berhasil mengantarkan Bali United menjadi runner up Piala Presiden 2018.
Lolos fase Grup D dengan tiga kemenangan beruntun Serdadu Tridatu cukup kewalahan selama babak knockout.
Namun berkat kerja keras, Bali United berhasil lolos meskipun dengan skor tipis di setiap pertandingannya.
Ironisnya di partai final mereka bertemu kembali dengan Persija Jakarta yang juga lolos sebagai runner up Grup D. Bali United akhirnya menyerah dengan skor akhir 3-0 dari Persija Jakarta.
Sementara di Piala Presiden 2019 Widodo Cahyono Putro tidak bisa berkutik banyak bersama Persita Tangerang.
Tim berjuluk pendekar cisadane yang kala itu datang dengan status tim promosi harus rela jadi tim juru kunci dengan tiga kekalahan sekaligus.
Pada musim 2021 ini Widodo Cahyono Putro kembali tampil bersama Persita Tangerang.
Ini menjadi tantangan besar baginya mengingat kondisi Persita Tangerang tidak jauh berbeda dari musim 2020.
Robert Rene Albert
Pelatih asal Belanda ini menjadi juru taktik asing yang paling banyak berpartisipasi di turnamen pra musim.
Dia tercatat sudah pernah ikut turnamen antar klub kepulauan Indonesia Inter Island Cup 2010 bersama PSM Makassar.
Namun pada akhir musim musim 2010- 2011 hingga 2015 Robert memutuskan hijrah ke Sarawak FA.
Sebelum akhirnya dia kembali ke PSM Makasar tahun 2016 dan bertahan ikut meramaikan kompetisi Indonesia hingga saat ini.
Setelah kembali ke Indonesia, Robert Rene Albert tidak pernah melewatkan empat edisi turnamen.
Tahun 2017-2018 dia tampil di Piala Presiden bersama PSM Makasar, sedangkan tahun 2018 dia tampil bersama Persib Bandung.
Akan tetapi dari tiga turnamen yang diikuti, dia tidak pernah sekalipun membawa timnya lolos dari fase grup.
Uniknya tim yang ditangani gagal lolos dengan pola yang sama, yakni mendulang tiga poin dengan satu kemenangan dan dua kekalahan.
Entah sebuah kutukan atau memang taktik untuk menyimpan kejutan di kompetisi utama.
Menjadi hal yang cukup menarik menantikan aksi mantan pelatih Arema bersama Persib Bandung di Piala Menpora 2021 tahun ini.
Djajang Nurjaman
Pelatih asal Majalengka ini tidak pernah absen meramaikan kompetisi pramusim Indonesia. Bahkan mungkin jumlahnya pramusim yang dijalani Djajang Nurjaman lebih banyak dari pelatih lain yang berkiprah di Indonesia.
Hal tersebut dikarenakan sejak memulai karir sebagai pelatih kepala di musim 2012 Djanur selalu berhasil mendapatkan tempat di tim besar Indonesia.
Seperti Persib Bandung, PSMS Medan, Persebaya Surabaya dan kini Barito Putera. Sehingga dia banyak menjalani pramusim besar termasuk Piala Menpora dan Piala Presiden.
Bahkan pelatih yang biasa disapa Djanur tercatat sebagai satu-satunya pelatih yang merasakan semua edisi Piala Menpora (2013, 2021) dan Piala Presiden (2015, 2017, 2018, 2019).
Prestasi terbaik yang diraih adalah juara Piala Presiden 2015 bersama Persib Bandung.
Sementara pada empat edisi terakhir pelatih 61 tahun tersebut selalu berhasil mengantarkan timnya minimal posisi empat besar dan nyaris juara Piala Presiden untuk kedua kalinya.
Pada Piala Presiden 2017 Djanur membela Persib Bandung.
Lima musim mengawal Maung Bandung membuat Djajang Nurjaman begitu luwes meracik strategi Persib Bandung yang saat itu dihuni pemain berkualitas macam Vladimir Vujovic, Sergio Van Dijk, Febri Haryadi dan lainnya.
Persib Bandung pun lolos fase grup dengan tiga kemenangan beruntun.
Sayang langkah pasukannya terhenti di babak semifinal usai kalah adu penalti dengan Pusamania Borneo FC. Membuat mereka menjalani perebutan tempat ketiga melawan Semen Padang dan menang dramatis 1-0.
Di Musim 2018 usai dicopot dari Persib, dia memulai cerita baru bersama PSMS Medan yang berkiprah di Liga 2 musim 2017.
Cukup satu musim bagi Djajang Nurjaman membawa Ayam Kinantan promosi ke Liga 1 2018 sebagai runner up. Status tim promosi tersebut juga membuat PSMS Medan berhak tampil di Piala Presiden 2018.
Sebagai tim promosi dia dan PSMS Medan membuat kejutan dengan keluar sebagai runner up grup. Padahal mereka tergabung dalam grup neraka yang Sriwijaya FC, PSM Makassar dan Persib Bandung.
Di Babak perempat final mereka mengulang kembali pertandingan final Liga 2 2017 melawan Persebaya Surabaya. Setelah bermain sengit 3-3 selama 90 menit penuh, Legimin Raharjo berhasil menumbangkan Bajul Ijo di adu penalti dengan skor akhir 4-3.
Sayang langkah PSMS Medan terhenti di Semifinal usai dilumat Persija Jakarta dengan agregat 5-1. Sementara di perebutan tempat ketiga, PSMS Medan juga gagal mendulang kemenangan setelah pertandingan berakhir 4-0 untuk Sriwijaya FC.
Musim 2019 Djajang Nurjaman membuat cerita baru, kali ini bersama Persebaya Surabaya. Dengan materi pemain yang cukup istimewa yang mampu mengawal Persebaya Surabaya ke final dengan cukup mudah.
Namun tantangan terberat terjadi di final. Persebaya Surabaya bertemu dengan rival lamanya Arema FC yang juga tampil meyakinkan babak penyisihan.
Pertandingan final dibagi menjadi dua leg. Persebaya Surabaya mendapatkan jatah menjadi tuan rumah terlebih dahulu, namun hanya mampu bermain imbang 2-2.
Di leg kedua Persebaya dibuat tidak berkutik. Bermain di depan pendukungnya sendiri membuat Arema FC tampil lebih superior. Persebaya pun akhirnya harus puas finis di posisi kedua.
Kini di Piala Menpora 2021 Djajang Nurjaman juga kembali membuat cerita baru bersama Barito Putera.
https://bola.kompas.com/read/2021/03/13/08405988/fakta-unik-piala-menpora-2021-3-pelatih-langganan-turnamen