Leg pertama Atalanta vs Real Madrid telah berlangsung di Stadion Gewiss, Bergamo, pada Kamis (25/2/2021) dini hari WIB.
Hasilnya, Atalanta selaku tim tuan rumah takluk dengan skor 0-1 akibat gol semata wayang dari bek kiri Real Madrid, Ferland Mendy, pada menit ke-86.
Bagi Atalanta, kekalahan ini terasa menyakitkan karena mereka baru kebobolan pada menit akhir setelah bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-17.
Pada menit ke-17, gelandang Atalanta, Remo Freuler, diganjar kartu merah setelah dianggap melakukan pelanggaran terhadap Ferland Mendy.
Pelanggaran bermula ketika Mendy melakukan akselerasi ke wilayah pertahanan Atalanta.
Freuler sebagai pemain yang paling dekat dengan Mendy kemudian menjegal lawannya hingga terjatuh.
Setelah Mendy terjatuh, wasit seketika meniup peluit dan mencabut kartu merah dari sakunya untuk mengusir Freuler.
Sejak saat itu Los Blancos yang unggul jumlah pemain mulai mendominasi laga hingga mencuri kemenangan di markas Atalanta.
Seusai laga, pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini, mengecam keputusan wasit yang langsung mengganjar Freuler dengan kartu merah.
Sebab, jika menilik proses terjadinya pelanggaran, Freuler bukan pemain Atalanta terakhir di barisan pertahanan dan giringan bola yang dilakukan Mendy cenderung melebar.
Gian Piero Gasperini yang tampak kecewa bahkan mengatakan bahwa keputusan tersebut telah merusak laga antara timnya dan Real Madrid.
"Ini akan menjadi pertandingan yang sangat berbeda dengan 11 lawan 11. Orang-orang berbicara tentang pemain (Real Madrid) yang absen, tetapi kedalaman skuad mereka masih luar biasa," kata Gasperini, dikutip dari Sky Sports Italia.
"Saya ingin permainan yang lebih terbuka. Kami memulai dengan baik. Itu dimaksudkan untuk memantik semangat berbeda dalam pertandingan," ujarnya.
"Kami sudah bertahan dengan baik dan hampir meraih hasil 0-0. Akan tetapi, itu pasti akan lebih menghibur dengan 11 lawan 11."
"Pertandingan ini hancur. Musim lalu, aturan handball disortir. Sekarang kami jadi terlalu waspada untuk melakukan kontak fisik dan itu bunuh diri untuk olahraga," tutur Gasperini menegaskan.
Pernyataan serupa kemudian diutarakan oleh salah satu pemain Atalanta, Rafael Toloi.
"Kami berjuang sampai akhir. Sulit bermain melawan Real Madrid, terlebih lagi ketika bermain dengan 10 pemain," kata Rafael Toloi, dikutip dari Football Italia.
"Saya tidak berpikir itu adalah kartu merah, karena kami masih memiliki Cristian Romero (sebagai pemain terakhir) dan dia (Mendy) melebar," ucapnya.
"Meskipun demikian, kami bertahan dengan baik, kami masih bisa bangkit pada leg kedua dan membuktikan bahka kami bisa bermain dengan level yang sama seperti Real Madrid."
"Bahkan, dengan kekurangan satu pemain, kami menciptakan beberapa peluang untuk mencetak gol," ujar Rafael Toloi.
"Begitu kami melewati tekanan pertama, kami memiliki ruang untuk bermain, jadi kami bisa melukai mereka di Madrid," tutur pemain asal Brasil tersebut.
Lebih lanjut, Rafael Toloi mengatakan bahwa kekalahan menyakitkan dari Real Madrid justru memberi kekuatan untuk skuad Atalanta.
Mewakili rekan-rekannya, Rafael Toloi menyatakan kesiapan untuk bangkit pada leg kedua kontra Real Madrid yang akan berlangsung di Stadion Alfredo Di Stefano, Rabu (17/3/2021) dini hari WIB.
"Kami merasa lebih kuat setelah pertandingan ini, kami tahu bahwa kami bisa bermain bagus melawan siapa pun," ujar Rafael Toloi.
"Jelas, ada rasa pahit di mulut setelah kebobolan gol di menit akhir itu, tapi kami menyadari apa yang kami bisa dan ada leg kedua yang harus dimainkan," tutur Rafael Toloi menegaskan.
https://bola.kompas.com/read/2021/02/25/17003098/laga-atalanta-vs-real-madrid-dirusak-la-dea-yang-tersakiti-siap-balas-dendam