Pemain asal Kroasia itu resmi dilego Liverpool pada musim panas 2020 setelah menghabiskan enam tahun bersama klub dan membuat tampil 185 kali di semua kompetisi.
Berkat kontribusinya, Lovren pun sukses mempersembahkan gelar Liga Premier dan Liga Champions untuk The Reds.
Namun, karena kehadiran Virgil van Dijk, posisi Lovren pun mulai tergeser di skuad utama Liverpool.
Terlebih lagi, pelatih Liverpool, Juergen Kloop, lebih suka dengan Joel Matip dan Joe Gomez untuk mendampingi bek andalannya itu.
Karena itu, Liverpool tak ragu melepas Lovren secara permanen ke Zenit dengan mahar 12 juta pounds atau sekitar Rp 230 miliar.
Namun, melepas Lovren bak dilema sendiri bagi Liverpool. Sebab, dengan hengkangnya sang pemain ke raksasa Rusia, praktis bek utama The Reds hanya tersisa tiga (van Dijk, Matip, Gomez).
Hal tersebut pun jelas sangat riskan apabila salah satu dari mereka terdapat yang absen. Benar saja, pertahanan Liverpool pun mulai melemah ketika van Dijk cedera ACL pada Oktober lalu.
Tak lama kemudian, giliran Gomez mengalami cedera tendon di lutut kirinya dan akan absen lama. Cedera pun menerpa Matip pada akhir Desember 2020 yang membuatnya masih absen hingga kini.
Karena krisis bek tengah, Liverpool pun terpaksa bermain dengan bek mudanya hingga menarik Fabinho dan Jordan Henderson ke pos tersebut.
Namun, hal tersebut tak cukup. Kehilangan para bek utama sangat berpengaruh bagi The Reds yang terlihat dari seringnya Mohamed Salah dkk kecolongan gol-gol krusial.
Alhasil, Liverpool pun saat ini harus merosot ke peringkat keempat klasemen sementara Liga Inggris karena tak pernah menang dalam empat laga.
Lini pertahanan yang begitu keropos pun kabarnya membuat Juergen Klopp rindu akan sosok Dejan Lovren.
Hal tersebut disampaikan sendiri oleh Lovren yang mengaku bahwa Klopp telah menghubunginya lagi.
"Saya kesal musim lalu ketika saya tidak bermain, tetapi sekarang semuanya berbeda," kata bek berusia 31 tahun itu dikutip Goal International, Kamis (21/1/2021).
"Saya pikir Liverpool lebih merindukan saya daripada saya merindukan mereka," tuturnya.
"Juergen Klopp tahu ini karena kami berbicara. Dia menulis pesan kepada saya baru-baru ini dengan mengatakan: Kami merindukanmu," kata Lovren.
Tak heran mengapa Klopp mengaku rindu dengan Lovren. Pasalnya, bersama Zenit, Lovren berhasil kembali menunjukkan ketangguhannya sebagai bek.
Ia juga begitu konsisten musim ini dengan telah mencatat 17 kali penampilan di Liga Rusia.
Ketangguhannya pun membuat Zenit semakin meraja di liga sebagai pemuncak klasemen plus menjadi tim pertahanan terkuat dengan hanya kebobolan 15 kali.
Menurut mantan pemain Southampton itu, kemoncerannya kembali mencuat berkat peran Klopp saat dia masih masih berkarier di Anfield.
"Saya akan menyebutnya etos kerja. Klopp menantang para pemain untuk bekerja keras," katanya.
"Inilah yang saya pelajari di Liverpool. Bukan hanya melawan Chelsea dan Manchester United yang Anda butuhkan untuk memberikan yang terbaik," ucapnya.
"Perlu untuk secara konstan dan konsisten mempertahankan level sepak bola yang tinggi," tuturnya.
"Jadi, bagi saya tidak masalah siapa yang ditemui Zenit, entah itu Spartak atau Ufa. Saya tetap memberikan diri saya 100 persen," ucap Lovren.
https://bola.kompas.com/read/2021/01/21/17200058/liverpool-krisis-bek-tengah-eks-pemain-ungkap-klopp-kirim-pesan-rindu