Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita tentang Debutan dan Keajaiban di Laga Atalanta Vs PSG

KOMPAS.com - Impian Atalanta untuk bisa melangkah lebih jauh di Liga Champions musim 2019-2020 berakhir sudah.

Menjalani debut di kompetisi tertinggi antarklub Eropa alias Liga Champions, Atalanta hanya berjarak sekian menit dari babak semifinal.

Akan tetapi, Dewi Fortuna belum berpihak pada skuad La Dea.

Bahkan, sepak bola kembali menghadirkan keajaiban dalam laga pembuka babak perempat final Liga Champions musim ini.

"Debutan dan keajaiban" menjadi benang merah artikel kali ini.

Kegagalan Atalanta menyingkirkan Paris Saint-Germain membawa ingatan saya ke Liga Champions 2016-2017.

Sebuah klub debutan Liga Champions musim itu berasal dari Premier League. Siapa lagi kalau bukan Leicester City.

Serupa dengan Atalanta musim ini, The Foxes menjalani musim perdana di Liga Champions dengan cerita menakjubkan.

Persamaan pertama dari Leicester City (2016-2017) dan Atalanta (2019-2020) ialah bahwa kedua tim sama-sama lolos ke perempat final dengan mengalahkan wakil LaLiga Spanyol di babak 16 besar.

Leicester City menyingkirkan Sevilla, sedangkan Atalanta menepikan Valencia.

Persamaan berikut dari kedua klub pada musim debut mereka ialah bahwa keberhasilan Leicester City (2016-2017) dan Atalanta (2019-2020) lolos ke perempat final menyelamatkan wajah sepak bola Inggris, juga Italia.

Sejatinya, ada tiga klub asal Premier League yang lolos ke babak 16 besar Liga Champions 2016-2017.

Namun, Arsenal dan Manchester City gagal menyusul Leicester City ke fase delapan besar.

Situasi mirip berlaku musim ini ke Atalanta. Kubu dari Bergamo ini menjadi satu-satunya wakil dari Negeri Pizza di perempat final.

Padahal, di fase knock-out pertama, dua tim yang lebih punya pengalaman di level ini, Juventus dan Napoli, menemani Atalanta sebagai wakil Serie A.

Persamaan berikutnya dari Leicester City dan Atalanta ialah keduanya gagal menyamai pencapaian Villareal (Spanyol) pada musim 2005-2006.

Pada Liga Champions musim 2005-2006, Villareal yang diarsiteki Manuel Pellegrini sukses menyingkirkan Glasgow Rangers dan Inter Milan di babak 16 besar dan perempat final untuk lolos ke semifinal di musim debut mereka.

Menariknya, kegagalan Leicester City dan Atalanta lolos ke semifinal diwarnai dengan skor yang sama.

Saat disingkirkan Atletico Madrid pada perempat final musim 2016-2017, Leicester City menyerah 0-1 pada laga leg pertama di Stadion Vicente Calderon.

Ketika berganti menjamu Atletico Madrid di Stadion King Power, Jamie Vardy dkk hanya bermain imbang 1-1.

Skor agregat 1-2 memastikan langkah Leicester City di Liga Champions musim itu berakhir.

Berbeda format dengan 2016-2017, perempat final musim 2019-2020 hanya memainkan satu laga pada setiap pertandingan babak delapan besar.

Asa Atalanta sempat membubung tinggi usai gol Mario Pasalic pada menit ke-27 memberikan keunggulan bagi klub asal Bergamo.

Akan tetapi, Paris Saint-Germain sukses membalikkan keadaan melalui dua gol yang disumbangkan masing-masing oleh Marquinhos dan Eric Maxim Choupo Moting pada saat laga memasuki menit ke-90.

Saat wasit Anthony Taylor meniup peluit panjang di Stadion Estadio Da Luz, Lisbon, Portugal, skor 1-2 juga memastikan mimpi Atalanta sirna.

Keajaiban sepak bola pun menjadi benang merah bagi Paris Saint-Germain jika kita mengingat kembali Liga Champions 2016-2017.

Paris Saint-Germain yang nyaris tersingkir justru diselamatkan Dewi Fortuna di Lisbon lewat dua gol injury time babak kedua.

Hal sangat berbeda terjadi ke mereka pada 2016-2017.

Pada babak 16 besar, Paris Saint-Germain begitu perkasa pada leg pertama saat menghajar tim kuat Barcelona dengan skor 4-0 di kandang sendiri.

Namun, keberuntungan meninggalkan klub asal Paris tersebut pada leg kedua.

Barcelona melancarkan remontada, memutar balik keadaan dengan kemenangan 6-1 di Camp Nou.

Paris Saint-Germain tersingkir secara dramatis.

Cerita menarik dari klub debutan dan keajaiban sepak bola pun bermuara pada satu fakta serupa dengan musim 2016-2017.

Pada musim tersebut, satu slot semifinal menjadi milik klub asal Ligue 1, Perancis.

Jika pada musim 2019-2020 ada Paris Saint Germain, AS Monaco menjadi wakil Perancis pada musim 2016-2017.

Last but not least, apakah kejadian 2016-2017 akan kembali terjadi bagi Paris Saint Germain musim ini?

Ditarik dari sisi Atletico Madrid yang mengalahkan tim debutan Leicester City maupun AS Monaco yang menjadi wakil Perancis di semifinal, keduanya gugur di empat besar.

Ah, sudahlah, nikmati saja dulu kemenangan Paris Saint-Germain ini.

Siapa tahu, musim ini akan menjadi kali pertama adanya duel Perancis di babak final Liga Champions.

Ingat, masih ada Olympique Lyon yang akan berjuang menghadapi Manchester City di lanjutan babak perempat final Liga Champions musim 2019-2020.

Penulis: Daniel Tangkas Sianturi

#RinganJari

https://bola.kompas.com/read/2020/08/13/12510228/cerita-tentang-debutan-dan-keajaiban-di-laga-atalanta-vs-psg

Terkini Lainnya

Hasil Dortmund Vs PSG 1-0: Gol Fullkrug Bawa BVB Menang

Hasil Dortmund Vs PSG 1-0: Gol Fullkrug Bawa BVB Menang

Liga Champions
Parma Kembali ke Serie A, Jay Idzes Cetak 2 Gol tetapi Venezia Kalah

Parma Kembali ke Serie A, Jay Idzes Cetak 2 Gol tetapi Venezia Kalah

Liga Italia
Borneo FC Singgung Wasit, Alarm Bahaya Jelang Babak Championship Series

Borneo FC Singgung Wasit, Alarm Bahaya Jelang Babak Championship Series

Liga Indonesia
Perbasi DKI Jakarta Terus Lakukan Perbaikan demi Prestasi

Perbasi DKI Jakarta Terus Lakukan Perbaikan demi Prestasi

Sports
Bali United Harap Jadwal Pasti Championship Series untuk Lawan Persib

Bali United Harap Jadwal Pasti Championship Series untuk Lawan Persib

Liga Indonesia
Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23 2024

Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Eksklusif UFC 301: Drakkar Klose Siap Vs Joaquim Silva, Bertarung demi Keluarga

Eksklusif UFC 301: Drakkar Klose Siap Vs Joaquim Silva, Bertarung demi Keluarga

Sports
Hasil Piala Thomas 2024: Leo/Daniel Menang, Indonesia Jadi Juara Grup C

Hasil Piala Thomas 2024: Leo/Daniel Menang, Indonesia Jadi Juara Grup C

Badminton
Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Bawa Indonesia Balik Unggul 2-1 atas India

Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Bawa Indonesia Balik Unggul 2-1 atas India

Badminton
Indonesia Vs Irak, Ketika STY Minta AFC Hormati Semua Tim dan Pemain

Indonesia Vs Irak, Ketika STY Minta AFC Hormati Semua Tim dan Pemain

Timnas Indonesia
Evaluasi Febri Hariyadi, Mulai Dapat Kesempatan Lagi di Persib

Evaluasi Febri Hariyadi, Mulai Dapat Kesempatan Lagi di Persib

Liga Indonesia
Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Balas Kekalahan Ginting, Indonesia 1-1 India

Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Balas Kekalahan Ginting, Indonesia 1-1 India

Badminton
Irak Vs Indonesia, Alasan Shin Tae-yong Fokus Fisik dan Mental Garuda

Irak Vs Indonesia, Alasan Shin Tae-yong Fokus Fisik dan Mental Garuda

Timnas Indonesia
Rekap Persib di Regular Series, Top Assist - Menit Bermain Terbanyak 

Rekap Persib di Regular Series, Top Assist - Menit Bermain Terbanyak 

Liga Indonesia
Irak Vs Indonesia, STY Yakin kepada Rafael Struick

Irak Vs Indonesia, STY Yakin kepada Rafael Struick

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke