MALANG, KOMPAS.com - General Manajer Arema FC, Ruddy Widodo, mengaku pihaknya sempat salah tafsir dalam membaca regulasi renegosiasi gaji pemain dan pelatih.
Kesalahan tersebut nyaris membuat hitung-hitungan gaji pemain berantakan.
Ruddy Widodo bercerita pihaknya sempat melakukan hitung-hitungan kasar setelah mendapatkan SK dari PSSI terkait renegosiasi gaji.
Perhitungan kasar tersebut juga sempat dikomunikasikan secara informal ke beberapa pemain lokal dan pemain asing.
Salah satunya, kepada pemain sayap Dendi Santoso.
“Dendi itu kebetulan tetangga saya, jadi waktu silaturahmi Hari Raya Idul Fitri saya sampaikan sedikit, mungkin perhitungan kontraknya seperti ini,” kata pria asal Madiun.
Namun, ternyata perhitungan yang dijabarkan tersebut salah. Kesalahan terdapat pada penafsiran renegosiasi sebesar 50 persen.
Ruddy Widodo mengira pemotongan tersebut merujuk pada gaji, ternyata merujuk pada nilai kontrak keseluruhan.
“Pengertiannya itu 50 persen dari gaji, kebetulan kami berkomunikasi dengan manajer-manajer dan ternyata mereka bilang, loh tidak seperti itu,” ucap pria berkacamata ini.
“Setelah kami baca ternyata benar, 50 persen dari nilai kontrak. Untung saja belum diserahkan ke pemain,” imbuhnya.
Ruddy Widodo melanjutkan itulah yang melandasi alasan Arema FC berkirim surat kepada PT LIB terkait masalah renegosiasi pemain.
Nenghitung renegosiasi kontrak membutuhkan formula khusus dengan banyak variabel.
Mulai dari pembayaran DP, gaji dua bulan pertama, gaji 25 persen massa kahar, dll.
Dia tidak ingin terjadi kesalahan karena masalah gaji ini sangat sensitif.
Arema FC sendiri dalam proses merampungkan renegosiasi kontrak pemain.
Saat ini, manajemen sudah menyerahkan hasil perhitungan kepada masing-masing pemain.
Mereka pun memberikan waktu bagi pemain untuk mempelajarinya, karena diakui perhitungan gaji ini cukup rumit.
“Bagi kami ini hitungan yang sangat fair,” pungkasnya.
https://bola.kompas.com/read/2020/07/26/18400018/cerita-gm-arema-fc-nyaris-salah-hitung-renegosiasi-kontrak-pemain